sakit perut

7 Gejala Kolik Pada Anak dan Cara Pencegahannya

7 Gejala Kolik Pada Anak dan Cara Pencegahannya

Tangis bayi menjadi hal yang lazim terdengar ketika suatu keluarga baru menyambut kehadiran seorang anak. Ketika Anda menjadi orang tua baru, mengasuh seorang bayi yang terus menerus rewel dan gelisah adalah suatu tantangan, bahkan hal yang tidak jarang menimbulkan stres karena bertanya – tanya bagaimana cara menenangkan si kecil. Seperti lazimnya bayi baru lahir, kebanyakan anak akan mengungkapkan perasaannya melalui tangisan.

Hal itu tentunya disebabkan karena si kecil masih belum dapat mengungkapkan perasaannya dalam bentuk kata – kata. Maka memang ada sebagian bayi yang akan banyak mengekspresikan dirinya melalui tangisan. Namun begitu, tidak semua tangis bayi bisa dianggap normal. Orang tua harus mulai waspada apabila si bayi selalu menangis tanpa henti selama berjam – jam dan sangat sulit untuk ditenangkan, karena bisa jadi hal itu menunjukkan bahwa ada sesuatu hal yang salah. Banyak hal yang bisa membuat bayi atau anak gelisah, salah satunya bisa jadi ia sedang mengalami kolik.

Apa Itu Kolik?

Sampai sekarang, apa yang menyebabkan kolik sebenarnya masih menjadi sebuah misteri. Kolik sering tidak dianggap sebagai suatu gangguan kesehatan, karena itu sering tidak terdiagnosis. Bagi beberapa bayi, sekitar 15-25% dari mereka akan menangis lebih banyak daripada bayi lainnya. Bayi – bayi ini biasanya tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit, lapar, mengompol, buang air besar, kepanasan atau kedinginan. Beberapa ahli menyebut kondisi seperti ini sebagai kolik, yang membuat kolik lebih kepada suatu observasi perilaku, bukan sebagai diagnosa suatu penyakit.

Faktanya, tangisan sudah menjadi bagian dari pengasuhan seorang bayi. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok mengenai apa yang membedakan kolik dengan tangisan biasa, namun pada sebagian besar kasus, tanda anak yang kolik dapat dengan mudah dilihat sehingga Anda akan tahu apakah si kecil hanya sedang protes atau memang sedang mengalami kolik. Pada anak yang kolik, ia akan sulit ditenangkan, tangisannya lama kelamaan semakin keras bahkan berubah menjadi jeritan, dan berlangsung selama beberapa jam, berhari – hari,dan beberapa minggu.

Kapan Anak Menderita Kolik

Karena hal diatas tersebut, maka definisi tentang kolik seringkali subjektif. Namun para dokter anak telah menentukan setidaknya tiga hal mendasar untuk menandai apakah seorang anak mengalami kolik atau tidak, yaitu :

  • Rutinitas menangis dimulai sejak anak berusia setidaknya tiga minggu, biasanya pada sore hari, walaupun sebenarnya tangisan bisa dimulai kapan saja.
  • Menangis selama tiga jam lebih dalam sehari non stop.
  • Menangis selama lebih dari tiga hari seminggu, lebih dari tiga minggu berturut – turut.
  • Kondisi ini akan memuncak selama 6-8 minggu, dan mereda dalam 3-4 bulan usia anak.

Penyebab Kolik Pada Anak

Apa sebenarnya penyebab kolik pada seorang anak, mengapa sebagian anak mengalaminya dan anak lain tidak, atau mengapa sebagian anak lebih rentan terhadap kolik daripada yang lain masih belum dapat ditentukan dengan pasti. Sebagian ahli menyatakan bahwa kolik adalah salah satu tahap yang harus dilalui sebagian anak dalam perkembangannya. Banyak ahli mengatakan penyebab kolik adalah gangguan pencernaan, alergi, intoleransi laktosa, dan lainnya.  Pada bayi yang kolik banyak ditemukan gas di dalam perutnya, namun juga dapat dikatakan bahwa gas tersebut terjadi akibat bayi menelan udara selama menangis berjam – jam. Beberapa teori menyatakan penyebab kolik yaitu:

1. Indera yang terstimulasi berlebihan

Bayi baru lahir mempunyai semacam mekanisme untuk mengacuhkan suara dan lingkungan sekitar mereka agar bisa tidur dan makan tanpa terganggu. Akan tetapi ketika usia anak hampir mendekati bulan pertamanya, kemampuan ini menghilang. Menyebabkan anak lebih sensitif terhadap stimulasi dari sekelilingnya. Dengan semua stimulasi yang dialami, beberapa anak akan menjadi kewalahan dan melampiaskan stressnya dengan tangisan di penghujung hari. Kolik berhenti apabila anak telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menyaring stimulasi dari sekitarnya.

2. Pencernaan yang belum sempurna

Mencerna makanan adalah suatu tugas besar untuk sistem pencernaan bayi yang  baru berkembang. Makanan bisa saja lewat terlalu cepat dan tidak tercerna sepenuhnya, sehingga menghasilkan sakit perut karena gas di dalam saluran pencernaan.

3. Asam lambung yang naik

Para peneliti telah menemukan bahwa penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) pada anak – anak bayi terkadang bisa menjadi pemicu kolik. GERD merupakan hasil dari organ yang belum berkembang sepenuhnya yaitu otot yang menahan asam lambung dari membalik ke arah kerongkongan dan mulut, yang dapat mengiritasi esofagus. Gejalanya termasuk sering meludah, sulit makan, dan anak sangat terganggu, lekas marah sebelum dan sesudah makan. Kabar baiknya, sebagian besar anak telah melewati GERD pada usia sebelum satu tahun.

4. Alergi Makanan atau Sensitifitas

Beberapa ahli juga menyatakan bahwa kolik terjadi sebagai hasil dari alergi terhadap protein susu atau intoleransi laktosa pada anak yang mengkonsumsi susu formula. Adapun yang lebih jarang, kolik merupakan kondisi reaksi dari makanan yang dimakan ibu yang menyusui bayi. Yang manapun, semuanya dapat menyebabkan sakit perut yang berujung pada kolik, Anda perlu mengenali berbagai jenis makanan yang berbahaya untuk anak.

5. Paparan Asap Rokok

Beberapa penelitian menyatakan bahwa ibu yang merokok selama atau setelah kehamilan lebih mungkin memiliki bayi yang kolik, perokok pasif juga dapat menjadi penyebabnya. Walaupun demikian, belum jelas mengapa asap rokok dapat menyebabkan kolik pada bayi.

6. Ketidakseimbangan Kimia Otak

Ada pula teori yang menyatakan bahwa kolik terjadi sebagai hasil dari ketidakseimbangan  dari senyawa kimia di otak, yaitu serotonin dan melatonin. Bayi yang mengalami kolik mungkin saja memiliki kadar serotonin lebih yang membuat otot – otot usus berkontraksi. Hal ini akan memuncak pada sore hari, karena pada saat itulah kadar serotonin sedang meninggi. Ketidak seimbangan ini akan mereda ketika tubuh bayi mulai dapat memproduksi melatonin, yang dapat menenangkan otot – otot pencernaan. Ketika berada di dalam kandungan, anak mendapatkan melatonin yang cukup dari ibu namun tingkat melatonin menurun setelah kelahiran sampai bayi mulai mamproduksinya sendiri saat usia 3 atau 4 bulan, waktu yang sama dimana serangan kolik mulai mereda.

Gejala Kolik Pada Anak

Pada umumnya anak yang sedang mengalami kolik akan menunjukkan berbagai gejala seperti berikut:

  • Ada demam yang dialami anak
  • Anak muntah dan terlihat kesakitan
  • Bayi yang menjerit dan menangis tanpa sebab
  • Bayi atau anak menangis berlebihan setiap selesai minum susu, waktu bangun tidur, dan di malam hari.
  • Wajah kemerahan, kaki diangkat dan dientak – entakkan saat menangis.
  • Anak yang sudah bisa bicara akan mengatakan bahwa perutnya sakit.
  • Adanya peningkatan aktivitas usus, perut anak kembung atau sering meludah.

Tanda yang Harus Diwaspadai

Kolik bisa saja membuat kondisi anak menurun dan memerlukan pertolongan medis segera. Anda dapat membawa anak ke dokter apabila:

  • Tubuh anak terkulai saat diangkat.
  • Suara tangisannya lama kelamaan menjadi tinggi.
  • Muntah dengan cairan berwarna hijau.
  • Buang air kecil dalam volume yang jauh lebih sedikit dari biasanya.
  • Demam mencapai 38 derajat pada anak berusia di bawah tiga bulan, atau 39  derajat pada anak yang berusia diatas tiga bulan.
  • Ada darah dalam feses nya.
  • Kurang mengonsumsi cairan
  • Terjadi kejang
  • Beberapa bagian kulit anak terlihat pucat atau membiru warnanya.
  • Ubun – ubun anak tampak menonjol.
  • Anak mengalami kesulitan pernapasan.

Menenangkan Anak yang Kolik

Anda mungkin akan merasa sangat lelah dan kewalahan untuk menghentikan tangisan anak ketika ia mengalami kolik. Walaupun sikap tenang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, beberapa tips berikut ini dapat membantu Anda untuk menangani anak yang sedang kolik. Cara yang digunakan untuk menenangkan anak yang sedang mengalami kolik biasanya berbeda – beda untuk setiap anak, karena penyebabnya pun sulit untuk diketahui dengan pasti. Namun Anda bisa melakukan beberapa hal ini secara umum untuk menenangkan anak ketika ia kolik :

  1. Memijat perutnya dengan lembut, tanpa tekanan. Ini bisa juga menjadi cara mengatasi sakit perut pada anak.
  2. Gendong anak ketika menangis, menggunakan gendongan kain atau bahan yang lembut dan selimuti.
  3. Cobalah untuk memandikan atau menyeka anak di dalam air hangat.
  4. Jangan memindah – mindahkan si kecil ke satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan karena akan membuatnya semakin kencang menangis.
  5. Tempatkan anak di ruangan yang sejuk, redup dan sunyi.
  6. Membawa anak berjalan – jalan dalam gendongan, dalam kursi goyang atau dengan mobil yang memiliki goyangan lembut untuk membuatnya tenang .
  7. Bersenandung atau membujuknya dengan suara – suara lembut.
  8. Jangan mengguncang bayi walaupun ia tidak bisa berhenti menangis sama sekali, karena itu sangat berbahaya. Efeknya bisa sama dengan bahaya benturan pada kepala bayi dan anak.
  9. Ketika bayi menangis, segeralah menanggapi dengan datang ke sisinya. Tangisan bukan hanya berupa protes bayi, namun mereka juga menangis untuk mengendalikan situasi yang mereka inginkan, yaitu memanggil ibu untuk datang ke sisinya.
  10. Bantu anak santai dengan menciptakan lingkungan yang tenang.
  11. Ajak anak keluar rumah untuk menghirup udara segar jika memungkinkan.
  12. Lakukan juga cara mengatasi demam jika anak mengalaminya.

Seperti telah disebutkan diatas, penanganan pada anak yang kolik bisa berbeda – beda. Beberapa anak ada yang bisa tenang jika mendengar suara mesin seperti mesin cuci dan mesin penyedot debu sambil tertidur, ada yang tenang ketika diayun – ayun, dan juga ada yang bisa tenang ketika digendong saja. Untuk mengetahui cara apa yang paling disukai anak, tentu orang tua harus mencoba berbagai stimulasi yang berbeda sehingga anak bisa tenang.

Mencegah Kolik Pada Anak

Anda bisa mencoba untuk mencegah anak mengalami kolik dengan beberapa cara berikut, yaitu:

  • Mengganti dot pada botol susu dengan yang ukuran lubangnya lebih sesuai. Ukuran lubang dot yang terlalu besar atau terlalu kecil beresiko membuat anak menghirup banyak udara ketika meminum susu.
  • Mengganti botol susu yang mempunyai teknologi anti kolik sebagai pencegahan. Saat ini sudah banyak botol yang mempunyai teknologib terkini, atau Anda juga bisa menggunakan cup feeder untuk memberi susu kepada anak.
  • Manfaat ASI eksklusif untuk bayi memang sangat besar sebagai makanan terbaik untuk bayi, namun terkadang apa yang ibu konsumsi pun dapa memberi pengaruh kepada bayi. Cobalah untuk menghindari konsumsi produk susu sapi untuk sementara jika Anda masih menyusui, juga makanan pedas dan kafein sebagai cara mudah mengatasi alergi pada anak.
  • Selalu usahakan agar bayi bersendawa setelah minum susu atau ASI. Tempatkan ia dalam posisi tegak lurus di bahu Anda, sangga kepalanya lalu tepuk – tepuk lembut punggung atas bayi untuk memancingnya bersendawa, dan juga cara mencegah cegukan pada bayi.

Pengobatan Kolik

Ada obat – obatan yang dapat di berikan untuk meringankan kolik pada bayi atau anak. Salah satunya adalah simetikon. Obat ini diberikan dengan cara diteteskan pada susu aatu ASI yang diberikan dalam botol. Manfaat cairan ini adalah membantu untuk melepaskan gelembung udara atau gas yang ada di dalam pencernaan bayi, yang membuat perutnya terasa tidak nyaman. Penggunaan obat ini harus mendapat pengawasan dan rekomendasi dokter ahli.

Efek Dari Kolik Bagi Anak dan Orang Tuanya

Walaupun kolik tidak melukai pada umumnya, namun kolik tetap dapat mendatangkan akibat yang cukup signifikan. Pertama, kolik memberikan tekanan berat bagi para orang tua baru, yang seringkali masih berkutat dengan membiasakan diri terhadap situasi barunya, dan juga merasakan akibat dari kelelahan karena mengasuh anak yang terus menangis berjam – jam, berhari – hari dan berminggu – minggu.

Akibat yang bisa terjadi biasanya ibu akan menyerah untuk memberikan ASI karena terlalu lelah, atau mengalami produksi ASI tersendat karena kelelahan tersebut, bahkan bisa kering sama sekali, memberi obat berlebihan kepada anak dengan harapan agar ia bisa segera tenang, sindrom bayi terguncang karena terlalu keras diayun, dan lebih lagi adalah stres pasca melahirkan atau post partum depression yang akan sangat membahayakan bagi ibu dan bayi.

Saran Untuk Para Orang Tua

Untuk menghindari bahaya stres dan kelelahan yang akan berakibat tidak baik bagi anak dan orang tuanya terutama ibu, ada beberapa langkah yang bisa ibu lakukan yaitu:

  1. Mencari Bantuan – Temukan waktu untuk Anda sendiri beberapa menit atau bahkan beberapa jam dalam sehari. Pertimbangkanlah pasangan Anda, ibu, saudara atau kerabat lain yang sekiranya bisa mengambil alih urusan mengasuh anak selama Anda beristirahat atau melakukan hal lainnya. Jangan lupa untuk menginformasikan kepada mereka apa yang biasanya terjadi agar mereka juga bisa siap menghadapi polah anak. Anda juga bisa bergabung dengan grup tertentu seputar pengasuhan anak. Mendapatkan dukungan akan membantu menjaga kejernihan pikiran Anda dan juga memberikan sedikit jarak dari kehebohan sehari – hari.
  2. Pastikan: Kolik Atau Penyakit? – Kolik sebenarnya normal dan tidak perlu menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan, walaupun Anda merasa sangat lelah karena kerewelan anak yang seakan tidak bisa berhenti. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa anak rewel karena merasakan sesuatu yang lain. Karena itulah, jika merasakan sesuatu yang tidak biasa, Anda perlu segera membawa anak ke dokter. Kewaspadaan orang tua sangat penting untuk mendukung berbagai diagnosa mengenai anak, seperti mengenali gejala diabetes pada anak, gejala hipertensi pada anak, dan hal-hal lainnya yang patut menjadi perhatian orang tua.

Fakta dan Mitos Mengenai Kolik

Banyak pendapat yang simpang siur tentang bagaimana mengasuh bayi dan juga beragam tips – tips yang terkadang sulit dibuktikan kebenarannya. Untuk membedakan antara mitos dan fakta mengenai kolik, simaklah beberapa uraian berikut ini:

  • Mitos 1 –  Anak yang mengalami kolik akan tumbuh menjadi anak yang tidak bahagia. Faktanya, kolik bukanlah gambaran tentang kepribadian seorang anak. Sekali anak telah bebas dari kolik, Anda akan melihat bahwa ia memiliki dan mengembangkan kepribadian yang berbeda dan beragam.
  • Mitos 2 – Kegelisahan Anda sebagai orang tua baru membuat bayi menangis. Faktanya, bayi tidak bisa merasakan kegelisahan orang tuanya secara insting, namun mereka merasakan ketegangan Anda dan bahasa tubuh Anda ketika menyentuhnya sehingga merasa tidak nyaman.
  • Mitos 3 – Kolik terjadi karena stimulasi yang berlebihan. Faktanya, anak yang menangis karena kolik biasanya disebabkan karena merindukan suasana, stimulasi atau suara – suara yang mereka dengar saat masih berada di dalam kandungan.
  • Mitos 4 – Obat – obatan bisa meringankan kolik. Faktanya, ada beberapa orang tua yang merasa bahwa sejenis antihistamin dapat menghentikan tangis bayi dan membantunya tidur, namun pada beberapa bayi hal itu justru memicu tangisan yang bertambah buruk. Walaupun dokter memberi resep obat, namun terkadang, dokter memberi resep obat karena desakan orang tua atau karena melihat kondisi orang tua.

Yang harus disadari para orang tua terutama ibu baru adalah, bahwa semua ini bukanlah kesalahan orang tua yang menyebabkan anak kolik, bukan juga ketidak mampuan untuk mengurus si kecil. Menyadari bahwa semua ini merupakan bagian dari masa pengasuhan bayi Anda dapat menghindarkan diri dari stres, termasuk stres paska melahirkan yang biasa dialami para ibu. Anda harus tetap memperhatikan dan merawat diri sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh demi si kecil.