menakuti

5 Efek Negatif Sering Menakut-nakuti Balita yang Harus Diwaspadai

5 Efek Negatif Sering Menakut-nakuti Balita yang Harus Diwaspadai

Proses tumbuh kembang balita harus diperhatikan dengan seksama. Apa yang dilakukan atau diajarkan oleh orang tua akan berdampak kepada psikologis balita tersebut. Satu hal yang masih menjadi budaya dalam mendidik seorang anak adalah dengan menakut-nakutinya. Perilaku menakut-nakuti ini pun bermacam-macam, mulai dari menakuti dengan hal seram atau dengan mengancam. Hal ini dilakukan hanya demi sang anak menuruti apa yang dikatakan oleh orang tua dan tidak membantah. Padahal masih banyak cara mendidik anak yang suka membantah daripada menakut-nakuti.

Cara ini dilakukan hampir oleh semua orang tua. Alasannya pun beragam, akan tetapi yang paling sering dijumpai adalah menurut orang tua cara ini efektif untuk melatih anak mau menuruti apa permintaan orang tua. Jika dilihat sekilas memang terlihat baik, tetapi sebenarnya apakah cara ini memang baik untuk dilakukan? Ternyata tidak. Ketika cara ini dilakukan dalam kali pertama atau kedua mungkin tidak berdampak apa-apa. Namun jika cara ini berlangsung dalam jangka waktu lama akan berdampak pada anak, antara lain anak menjadi terlihat kurang nyaman, penakut, atau justru menjadi trauma. Jika anak sampai trauma, orang tua harus tahu cara efektif mengatasi trauma pada anak.

Tapi apakah semua anak akan mengalami hal tersebut? Jawabannya adalah ya. Bahkan menakut-nakuti bayi yang berusia kurang dari 1 tahun juga akan memberikan efek negatif. Otak bayi pada usia ini memang masih dalam tahap perkembangan awal, akan tetapi otak bayi akan menyerap apa yang ia dengar dan ia rasakan. Alhasil bayi akan merasa kurang nyaman, gelisah, dan akhirnya menjadi rewel. Begitu juga dengan batita (usia 1-3 tahun), dapat tumbuh menjadi anak yang penakut. Ia akan beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh orang tuanya adalah hal yang nyata. Lalu bagaimana dengan anak usia batita (usia 3-5 tahun)? Berikut beberapa dampak yang dapat timbul dari menakut-nakuti batita?

Baca : cara mengenali karakter anak – cara mengajarkan disiplin pada anak – cara jitu mengatasi anak yang cengeng dan manja – cara mengatasi anak yang suka mencuri

1. Mimpi Buruk

Anak usia batita sudah mulai bisa berimajinasi. Bahkan ia mulai mengembangkan sendiri daya imajinasinya berdasarkan apa yang ia alami. Bayangkan jika orang tua justru menambahi dengan cerita-cerita seram yang tidak masuk akal. Apa yang diceritakan oleh orang tua akan terekam dalam ingatan anak itu. Ia akan mempercayai apa yang dikatakan orang tua dan menganggap semua itu adalah benar adanya. Semua yang ia tahu dan membuatnya takut dapat terbawa hingga ke alam bawah sadarnya. Alhasil batita dapat mengalami mimpi buruk dalam setiap tidurnya. Jika anak mengalami mimpi buruk di setiap tidurnya, ini akan berdampak buruk bagi kondisi kesehatannya. Bayangkan jika anak kurang tidur, maka daya tahan tubuhnya pun akan menurun. Apa yang dikatakan orang tua harus merangsang otak anak, seperti halnya ketika para orang tua mencari jenis mainan yang merangsang otak anak.

2. Cemas dan Bingung

Kata-kata dalam cerita seram termasuk kata-kata yang tidak boleh diucapkan orang tua kepada anak. Sesuatu yang sering didengar oleh batita akan terekam dalam ingatannya. Dalam setiap kegiatannya, bisa jadi ia terus mengingatnya. Hingga kemudian anak tersebut akan mengalami kecemasan dan kebingungan. Anak usia batita harusnya tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya tekanan dari pihak luar. Anak batita yang selalu mengalami kecemasan akan mengalami tumbuh kembang yang tidak baik, terutama kondisi psikologisnya.

3. Sering Tegang dan Tidak Nyaman

Kecemasan dan kebingungan yang dialami oleh anak batita dapat membuat si anak merasa tidak nyaman dan merasa tegang. Ia akan merasa tidak nyaman bahkan tidak aman walaupun berada di rumah sendiri atau berada di lingkungan orang-orang yang ia kenal. Anak dengan keseharian ini akan menjadi penakut dan enggan bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga kemampuan bersosialisasi dan beradaptasinya kurang berkembang dengan baik. Anak seperti ini harus diatasi dengan cara meningkatkan rasa percaya diri anak yang tepat.

4. Sakit

Jangan sembarangan menakut-nakuti anak. Jika selama berhari-hari anak mengalami mimpi buruk, merasa cemas, bingung, tegang, dan tidak nyaman, tidak hanya berdampak pada kondisi psikologisnya. Kondisi kesehatan fisiknya juga akan terganggu. Lama-kelamaan anak bisa sakit karena kecemasan yang ia alami. Tentunya para orang tua tidak ingin anak batitanya mengalami hal seperti ini.

5. Penakut

Anak yang sering ditakut-takuti oleh orang tua atau orang di sekitarnya akan tumbuh menjadi anak yang penakut. Bukan hanya penakut ketika sedang sendirian, akan tetapi takut ketika berada di kerumunan orang banyak. Ia akan bergantung pada satu orang saja yang ia anggap memberikan kenyamanan untuk dirinya. Jika hal ini tidak segera ditangani akan bertahan sampai anak tersebut tumbuh dewasa. Dan nantinya anak tersebutlah yang akan merasakan dampak buruknya jika menjadi orang yang penakut. Penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi rasa takut pada anak.

Masih banyak cara untuk membujuk anak untuk menurut atau melakukan perintah orang tua, tanpa harus menakut-nakuti. Berbicara dengan baik dalam suasana yang nyaman, disertai dengan penjelasan yang dapat dimengerti anak merupakan cara yang lebih baik dilakukan. Untuk itu mulai sekarang stop untuk menakut-nakuti anak ya.