gigi

15 Cara Mengajari Anak Menyikat Gigi dengan Benar

15 Cara Mengajari Anak Menyikat Gigi dengan Benar

Menyikat gigi adalah salah satu kebiasaan sehat yang perlu ditularkan kepada anak sejak usianya yang masih dini agar kebersihan mulutnya selalu terjaga dan terpelihara. Seiring pertambahan usia anak, makanan yang dikonsumsinya pun akan semakin beragam sehingga meningkatkan resiko untuk mengalami kerusakan pada gigi. Misalnya mengonsumsi berbagai makanan manis seperti permen, minuman kemasan, coklat dan sebagainya yang akan membuat gigi mengalami kerusakan seperti keropos, berlubang, sampai bau mulut yang tidak sedap.

Walaupun kelihatannya sederhana, namun bukanlah hal yang mudah untuk menggosok gigi karena membutuhkan teknik tertentu yang ditujukan untuk membersihkan gigi secara menyeluruh. Menyikat gigi merupakan hal yang baru untuk anak, karena itu tanggapan anak terhadap kegiatan baru ini akan berbeda – beda sesuai dengan watak masing – masing anak. Akan tetapi jika dilakukan dengan menyenangkan maka kegiatan ini akan menjadi suatu kebiasaan yang akan mudah diterima dan dikerjakan anak dengan senang hati.

Cara Menyikat Gigi yang Tepat

Perlu diketahui bahwa ketika menyikat gigi kita harus memperhatikan beberapa hal untuk menjamin bahwa prosesnya tuntas dan benar – benar membersihkan gigi.

  • Menyikat gigi haruslah dapat membersihkan semua bagian gigi dan gusi dengan baik, termasuk ruang antar gigi dan pinggiran gusi.
  • Gerakan menyikat gigi jangan sampai merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan melakukan tekanan yang berlebihan.
  • Menyikat gigi minimal dapat dilakukan dua kali sehari sebelum tidur malam, setelah sarapan atau maksimal tiga kali sehari setelah makan pagi, siang dan sebelum tidur malam.
  • Gosok mulai dari gigi belakang sebelah kanan atau kiri sambil digerakkan ke depan lalu berakhir pada gigi belakang sisi lainnya.
  • Menyikat gigi bisa dengan gerakan vertikal yaitu arah ke atas dan ke bawah dalam kondisi rahang tertutup pada gigi yang menghadap ke pipi bagian dalam, dan menggosok dari arah atas ke bawah dengan kondisi mulut terbuka pada gigi yang menghadap lidah.
  • Melakukan gerakan horizontal yaitu ke depan dan belakang pada sisi gigi yang menghadap pipi bagian dalam dan menghadap lidah.
  • Melakukan gerakan memutar mulai dari arah depan hingga belakang gigi.

Belajar Menyikat Gigi

Sebaiknya mengajarkan sikat gigi kepada anak sejak ia berusia satu tahun agar anak terbiasa untuk melakukannya sendiri. Berikut ini adalah beberapa tips atau cara mengajari anak menyikat gigi:

1. Mulai Sejak Usia Dini

Akan lebih mudah untuk membiasakan anak menyikat gigi jika telah dilakukan sejak usianya masih dini. Anda bahkan bisa memulainya sejak anak belum memiliki gigi, yaitu sejak ia bayi. Banyak tersedia sikat gigi bayi yang lembut di toko perlengkapan bayi agar Anda bisa sesegera mungkin mengajari anak untuk menggosok gigi. Atau menggosok gusi anak dengan menggunakan kain kasa yang dicelupkan ke dalam air hangat setelah anak selesai menyusu atau setelah selesai makan. Anak usia dini biasanya belum dibolehkan untuk menggunakan pasta gigi, hingga ia berusia dua tahun keatas. Untuk ilmu tentang kesehatan anak, ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai yaitu seperti cacar air pada anak, bronkitis akut pada anak, karena itu perlu menerapkan tips memilih dokter anak yang tepat.

2. Berikan Anak Kebebasan Memilih

Kebebasan memilih perlu diterapkan agar anak juga merasa terlibat dan memahami bahwa sikat gigi diperlukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Biarkan anak memilih sendiri pasta gigi dan sikat gigi yang dia sukai, jika perlu ajaklah anak untuk membelinya bersama ke supermarket. Sekarang ini banyak pilihan pasta gigi beragam rasa dan sikat gigi bergambar tokoh – tokoh kartun lucu yang pasti akan disukai anak – anak. Anda hanya perlu memastikan anak memilih sikat gigi dan pasta gigi yang tepat untuk usianya.

3. Jadikan Saat yang Menyenangkan

Usahakan untuk menjadikan pengalaman belajar menggosok gigi bagi anak menjadi pengalaman yang menyenangkan. Anak balita memang belum dapat menggosok gigi hingga ke garis – garis atau cela diantara gigi dan gusi, namun sebaiknya Anda tidak terlalu mempermasalahkan hal ni. Pengalaman menggosok gigi adalah pengalaman yang sangat baru bagi anak, karena itu biarkanlah mereka menikmati dulu pada awalnya. Menjadikan setiap saat menyenangkan bagi anak juga berlaku pada cara membiasakan anak bangun pagi dan sebagai tips nyaman bepergian dengan si kecil.

4. Membangun Kebiasaan

Hal pertama yang perlu dibiasakan adalah bagaimana membangun budaya sikat gigi yang rutin pada anak – anak. Hal ini berguna untuk membentuk kebiasaan menyikat gigi pada anak. Jika sudah terbiasa, mereka akan langsung menyikat gigi dengan sendirinya ketika sudah tiba waktu menyikat gigi. Setelah anak sudah terbiasa, Anda bisa mulai mengajarkan teknik menggosok gigi yang tepat kepada anak secara bertahap. Teknik menggosok gigi anak akan semakin membaik jika telah sering dipraktekkan.

5. Beri Contoh

Untuk mengajarkan anak cara menyikat gigi yang benar, orang tua perlu mendampingi dan memberi contoh agar anak mudah meniru cara orang tua menyikat gigi. Memberi contoh adalah cara yang paling baik untuk mengajarkan sesuatu kepada anak. Peluang anak untuk mau belajar menyikat gigi lebih besar dengan mencontoh orang tua daripada jika orang tua hanya menyuruh saja tanpa memberi contoh. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui juga mengenai cara mengatasi sakit mata pada anak dan belekan pada anak yang berbahaya.

6. Ajak Anak Menyikat Gigi

Terkadang anak – anak masih bisa bersikap tidak konsisten. Ada kalanya ia lelah, atau sudah mengantuk sehingga menjadi malas untuk sikat gigi. Untuk memotivasi anak, terkadang sangat penting untuk sesekali menemani anak ketika menyikat gigi. Jika perlu, kumpulkan seluruh anggota keluarga dan biasakan untuk menyikat gigi bersama – sama. Atau jika tidak maka cukup dengan ayah dan ibu saja.

7. Jelaskan Akibatnya

Agar anak mau belajar menyikat gigi, ia harus memahami apa yang akan terjadi jika giginya tidak disikat. Orang tua dapat mengajarkan dengan menggunakan kata – kata yang mendidik mengenai akibatnya tidak menggosok gigi, yaitu gigi akan menjadi sakit atau menyebabkan bau mulut. Hindari mengancam atau menakut – nakuti anak agar ia mau sikat gigi, karena hal tersebut tidak akan menjadi efektif.

8. Sesuaikan Usia Anak

Anak yang baru berusia dua tahun pada umumnya belum memiliki keterampilan motorik yang baik pada mulutnya untuk berkumur dan meludah dengan benar. maka dari itu seharusnya belum dipaksakan untuk menggunakan pasta gigi. Walaupun telah banyak pasta gigi yang diklaim aman untuk anak batita, namun tetap saja faktanya pasta gigi tersebut mengandung bahan kimia yang tidak akan bagus efeknya apabila terlalu sering ditelan oleh anak. Gunakan saja dikat gigi dan air hangat untuk berkumur dua kali sehari.

9. Bila Anak Menolak, Cari Tahu Penyebabnya

Ada kalanya anak akan menolak ketika hendak diajak untuk mulai belajar menyikat gigi, atau sesekali ia akan terlihat enggan untuk menyikat giginya sendiri. Anda perlu mencari tahu penyebabnya jika anak menunjukkan sikap seperti ini. Bisa jadi anak mengalami sakit gigi akibat gigi bolong atau sikat gigi yang digunakan kurang nyaman untuk giginya.

10.Tentukan Waktu Menggosok Gigi 

Para ahli mengatakan bahwa waktu menyikat gigi yang ideal adalah selama dua menit. Anak kecil tentunya belum dapat mengukur seberapa lama tepatnya dua menit tersebut, oleh karena itu mereka memerlukan bantuan dari Anda untuk memberi tahu kapan tepatnya mereka bisa selesai menyikat gigi. Anda juga bisa memutarkan lagu yang berdurasi dua menit agar anak terbiasa menyikat gigi sendiri.

11. Jangan Permasalahkan Teknik

Tentu saja seorang anak tidak akan dapat langsung menguasai teknik menggosok gigi. Untuk permulaan, jangan sampai Anda mempermasalahkan teknik anak yang masih canggung atau tidak benar, belum dapat membersihkan gigi hingga ke sela – sela dengan tuntas. Terpenting pada saat ini adalah kemauannya untuk belajar. Apabila Anda terlalu meributkan kekurangan anak, bisa jadi ia akan kehilangan kemauan untuk belajar menyikat gigi.

12. Ajarkan Menyikat Lidah

Tidak hanya gigi, lidah pun perlu dibersihkan. Tetapi membersihkan lidah tidak perlu sesering menggosok gigi. Sisa – sisa makanan atau susu yang mungkin masih menempel di lidah akan bisa lenyap dengan menggosok lidah. Anda dapat mengajarkan kepada si balita untuk menyikat lidahnya sesekali dengan menyikat permukaan lidah secara perlahan selagi menyikat giginya. Lidah juga merupakan komponen yang penting untuk kemampuan bicara anak. Kasus anak terlambat bicara ciri penyebab dan cara mengatasinya bisa jadi berasal dari anatomi mulut, dan kerap kali orang tua juga perlu mencari cara mengatasi cadel pada anak yang juga bisa disebabkan karena anatomi lidah anak.

13. Evaluasi

Semakin lama anak belajar menyikat gigi maka ia akan semakin pandai melakukannya. Namun Anda juga perlu mengawasi anak untuk mengetahui sejauh mana kemajuannya dalam menyikat gigi. Agar anak tidak merasa terlalu dipaksa atau dituntut, Anda dapat berkompromi. Misalnya, membiarkan anak menyikat giginya pada pagi hari dan malam harinya didampingi oleh Anda. Menyikat gigi pada waktu yang sama setiap harinya juga merupakan salah satu cara mengajarkan disiplin pada anak.

14. Berikan Pujian

Pujian merupakan alat pemberi motivasi yang efektif untuk anak agar ia tetap bersemangat dengan kegiatannya. Agar semangat anak untuk belajar menyikat gigi tidak surut, Anda perlu memberikan apresiasi dengan memuji kemampuannya menyikat gigi sendiri dengan tuntas. Untuk masalah penyakit dan tumbuh kembang anak, ketahuilah bagaimana gambaran tetanus pada anak, autis pada anak, gejala kolik pada anak dan gejala sinusitis pada anak.

15. Ciptakan Permainan

Agar anak tertarik untuk mulai belajar menyikat gigi, Anda bisa mengenalkan konsepnya dengan mengajaknya bermain dulu. Contohnya, berpura – pura menyikat gigi dengan boneka atau bermain peran sebagai dokter gigi dan pasiennya dengan anak. Atau Anda juga bisa menunjukkan film anak – anak yang sedang menggosok gigi, kartun, buku atau video tentang menyikat gigi. Namun waspadalah pada efek positif dan negatif televisi bagi pertumbuhan anak dan ciri serta penyebab mata minus pada anak yang dapat saja terjadi jika terlalu banyak menggunakan gadget.

Manfaat Menyikat Gigi Untuk Anak

Supaya anak menyadari pentingnya menyikat gigi, orang tua juga harus mengetahui dengan detil tentang manfaat menyikat gigi dengan benar dan teratur, lalu dapat memberi penjelasan yang memuaskan kepada anak.

  • Sikat Gigi Mencegah Gigi Berlubang – Dengan sikat gigi secara teratur pada malam hari dan pagi hari setelah sarapan, maka akan mengurangi resiko penumpukan plak dalam rongga mulut dan dengan demikian mencegah resiko gigi berlubang, yang kita ketahui sangat mengganggu apabila belum diobati dengan benar.
  • Sikat Gigi Menyegarkan Nafas – Kotoran yang tertinggal di dalam rongga mulut biasanya menjadi penyebab nafas kurang sedap, walaupun masih banyak penyebab nafas kurang sedap lainnya. Akan tetapi paling tidak dengan kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, akan menghilangkan kotoran di rongga mulut dan menyegarkan nafas.
  • Menghilangkan Kuman – Ketika kita tidur kuman di dalam mulut tetap beraktivitas, justru meningkat dua kali lipat. Sedangkan air liur yang mengandung bahan pembasmi kuman justru berkurang karena tidak ada aktivitas pada mulut. Karena itulah kegiatan menyikat gigi menjadi penting untuk mengurangi kuman dalam rongga mulut.
  • Mengurangi Resiko Penyakit Gigi – Aktivitas kuman yang tinggi dalam rongga mulut saat kita tidur akan beresiko menimbulkan penyakit karies gigi atau peradangan pada gusi, misalnya karena konsumsi makanan atau minuman manis sebelumnya. Bila rajin menyikat gigi sejak kecil maka resiko tersebut bisa diminimalkan.
  • Melatih Gerakan Refleks dan Motorik Anak – Anak akan belajar menggosok gusinya dengan tangan dan sikat gigi. Gerakan ini akan merangsang otak untuk terlatih melakukan gerakan refleks yang dapat membentuk gerak terkendali. Misalnya, mengendalikan tangan untuk memasukkan benda ke mulut.
  • Merangsang Sistem Pendengaran Anak – Menurut beberapa ahli, gerakan menyikat gigi yang akan membuat otot rahang bawah bergerak akan merangsang sistem pendengaran anak dengan baik karena kontraksi otot – otot tersebut.
  • Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak – Memiliki gigi yang terawat baik akan membuat anak merasa percaya diri dan lebih mudah untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya atau teman sebayanya. Anak akan mudah tersenyum dan juga keterampilan sosialnya bisa meningkat karena menemukan cara meningkatkan rasa percaya diri anak dengan gigi yang bagus.

Cara Memilih Sikat Gigi Anak

Walaupun Anda akan menyerahkan pemilihan sikat gigi kepada anak, namun bukan berarti Anda akan lepas tangan membiarkan anak memilih sembarang sikat gigi, bukan? Karena itu, ada beberapa hal yang dapat dijadikan panduan untuk memilih sikat gigi anak yang tepat:

  1. Bahan yang Aman – Sikat gigi merupakan barang yang akan dimasukkan ke dalam mulut, karenanya haruslah terbuat dari bahan yang aman untuk manusia. Contohnya, tidak mengandung BPA, bentuknya mudah ditekuk, mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan alergi bagi anak.
  2. Ukuran yang Cocok – Sikat gigi anak yang cocok seharusnya juga sesuai dengan tangan anak sehingga anak Anda nyaman memegangnya. Ukuran kepala sikat yang sesuai untuk anak – anak adalah sekitar 1,5 cm.
  3. Bentuknya – Bentuk kepala sikat gigi anak seharusnya bulat dan kecil untuk memudahkan Anda atau anak menyikat gigi dan gusi hingga ke bagian yang dalam dan sulit. Bentuk ini juga akan menghindari kemungkinan si kecil tersedak ketika sedang menyikat gigi akibat bentuk sikat yang terlalu besar. Bahaya anak tersedak adalah sebab anak kecil tidak dapat menggunakan sikat gigi untuk orang dewasa.
  4. Bulu Sikat  – Pilihlah bulu sikat yang lembut karena gusi serta gigi anak masih lembut dan sangat sensitif, penting agar tidak melukai gusinya dengan bulu sikat yang kasar. Bila perlu sebelum digunakan rendam terlebih dulu dengan air panas selama beberapa saat. Jika masih kasar, jangan berikan kepada anak, gantilah dengan yang halus.
  5. Gagang Kokoh – Pegangan yang mantap dibutuhkan ketika Anda atau anak sedang memegang sikat gigi tersebut agar tangan tidak tergelincir dan menyebabkan gusi anak terluka. Carilah sikat gigi yang mempunyai bentuk pegangan yang cocok untuk tangan anak dengan lekukan yang tepat untuk menampung buku – buku jari pada tempat yang tepat juga.
  6. Desain Menarik – Tidak hanya bentuknya, namun sikat gigi anak juga harus mempunyai desain dan warna yang menarik khas anak – anak. Gunanya tentu agar anak – anak menjadi semakin tertarik dan bersemangar menyikat gigi dengan alat bergambar tokoh kesukaannya.

Tidak hanya perlu memperhatikan bentuk sikat gigi anak, namun tidak kalah pentingnya Anda dapat memperhatikan kandungan dalam pasta gigi anak. Kandungan fluoride yang direkomendasikan untuk anak adalah 25 mg bagi anak di bawah 3 tahun, sedangkan 5mg untuk anak berusia antara 3 hingga 6 tahun. Menelan fluoride terlalu banyak bisa menyebabkan fluorosisi, yaitu munculnya noda putih pada gigi dewasa anak. Itulah sebabnya ada anjuran bahwa anak yang belum bisa berkumur dan meludahkan air dari mulut agar tidak diberi pasta gigi lebih dulu.