fungsi

Bayi Tidur Tengkurap – Resiko dan Manfaatnya

Bayi Tidur Tengkurap – Resiko dan Manfaatnya

Tidur yang nyenyak sangat penting bagi  bayi terutama yang baru lahir. Hal – hal yang menentukan apakah seorang bayi mendapatkan cukup tidur dipengaruhi banyak faktor, seperti keadaan lingkungan sekitar, rutinitas sebelum tidur, cukup makan atau mendapatkan susu, dan juga pemilihan waktu tidur yang tepat serta posisi tidur yang tepat juga. Setiap bayi biasanya memiliki posisi tidur favoritnya sendiri. Ketika mulai tertidur, posisi tubuh bayi secara otomatis akan menyesuaikan dengan posisi yang dia sukai.

Bayi – bayi diketahui senang tengkurap. Sekilas posisi tidur tengkurap memang membuat bayi terlihat lucu dan menggemaskan. Namun dibalik itu semua ternyata ada beberapa kekurangan yang terdapat pada posisi tidur bayi yang tengkurap tersebut. Banyak orang tua yang merasa khawatir untuk membiarkan bayi tidur tengkurap terlalu lama atau tanpa pengawasan, karena itu mereka lebih suka menidurkan bayi dengan posisi telentang. Sebenarnya tidak hanya telentang atau tengkurap saja, pada dasarnya ada beberapa posisi tidur bayi yang bisa diamati oleh para orang tua.

Posisi Tidur Bayi

Pada umumnya para bayi biasa tidur dalam tiga posisi berikut yaitu:

  • Telentang – Biasanya bayi yang berusia antara nol sampai tiga bulan tidur dalam posisi telentang karena belum banyak bergerak dan berguling. Posisi tidur telentang dianggap oleh para ahli sebagai posisi yang paling aman karena dapat menurunkan tingkat resiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) sampai 50%.
  • Miring – Posisi ini lebih sering terlihat pada bayi yang lahir secara prematur, terutama pada bayi prematur yang masih menggunakan alat bantu untuk pernafasannya. Biasanya posisi tidur untuk bayi prematur ini dimiringkan tubuhnya ke kanan agar proses dalam pengosongan lambungnya dapat berjalan optimal.
  • Tengkurap – Posisi tidur ini seringkali menjadi perdebatan di kalangan para ahli, karena dianggap bisa menjadi penyebab utama sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS. Para orang tua pun terbagi antara menyetujui bayi tidur tengkurap dan yang lebih cemas jika bayinya terbiasa tidur tengkurap.

Resiko Tidur Tengkurap Bagi Bayi

Untuk bayi yang belum bisa mengendalikan anggota tubuhnya sendiri dan yang sistem motoriknya belum matang, tidur tengkurap memang bisa menimbulkan banyak bahaya. Bahaya untuk bayi jika tidur tengkurap yaitu:

  1. Mengganggu pernafasan bayi

Tidur tengkurap dengan wajah menghadap ke alas tidur akan membuat bayi sulit bernafas karena hidung dan mulutnya akan terhalang oleh alas tidur tersebut. Jika hidung tersumbat, maka pertukaran udara untuk bernafas akan sulit. Karbondioksida yang keluar akan dihirup lagi oleh bayi. Tengkurap juga akan membuat dada bayi tertekan karena menopang tubuhnya dan sulit untuk mengembang ketika bernapas, membuat bayi rentan akan mengalami sesak napas. Anda juga perlu mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan pernafasan bayi, yaitu bahaya bedak tabur bagi bayi, cara mengatasi cegukan pada bayi, dan serba serbi mengenai anak tersedak.

  1. Menghambat kinerja otak bayi

Ketika bayi dalam posisi tengkurap, organ tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki akan tertekan oleh berat badannya. Hal itu juga akan mempengaruhi peredaran darah di tubuh bayi, dan juga mempengaruhi peredaran darah ke otak bayi yang akan berakibat mengganggu fungsi otak bayi. Perkembangan otak bayi juga dapat terganggu ketika terjatuh, ada bahaya benturan pada kepala bayi dan anak, bahaya anak terjatuh terlentang, dan namun ada pula faktor yang dapat mengoptimalkan perkembangan otak bayi dengan beberapa jenis mainan yang merangsang otak anak.

  1. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

Sindrom kematian bayi mendadak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi dimana seorang bayi yang tampak sehat bisa meninggal secara tiba-tiba. Biasanya hal ini rentan terjadi pada bayi berusia satu bulan hingga satu tahun. Walaupun telah dilakukan berbagai penelitian akan tetapi masih belum diketahui faktor penyebab yang pasti, namun posisi tidur tengkurap bayi ditenggarai sebagai salah satu penyebabnya.

Penyebab SIDS

Kombinasi antara faktor fisik dan lingkungan tidur bayi bisa menjadikannya lebih rentan terhadap SIDS. Faktor penyebab ini bisa bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya.

  1. Faktor Fisik

Faktor fisik yang biasa dihubungkan dengan SIDS termasuk beberapa hal berikut ini:

  • Abnormalitas otak – Beberapa bayi yang lahir dengan bermasalah, membuat mereka lebih rentan mengalami kematian dengan SIDS. Pada banyak bayi yang mengalami SIDS, bagian otak yang mengatur pernapasan serta kegiatan tubuh saat tidur belum berkembang dengan baik sepenuhnya.
  • Berat Badan Lahir yang Rendah – Bayi yang lahir prematur atau merupakan bagian dari kelahiran multiple seperti anak kembar, meningkatkan kemungkinan bahwa otak bayi belum berkembang sepenuhnya, jadi tubuh bayi belum mengembangkan kontrol yang baik terhadap pernapasan dan detak jantungnya sendiri.
  • Infeksi pernapasan – Banyak dari bayi yang mengalami SIDS baru saja sembuh dari penyakit flu, yang juga bisa berperan dalam masalah pernapasan.
  1. Faktor Lingkungan Tidur Bayi

Benda – benda yang ada di boks bayi atau posisi tidurnya dikombinasikan dengan masalah fisik pada bayi dapat meningkatkan resiko SIDS. Contohnya seperti berikut ini:

  • Tidur pada perut atau sisi tubuh – Bayi yang ditempatkan pada perutnya atau pada posisi miring lebih mudah mengalami kesulitan bernapas ketimbang yang diletakkan pada posisi telentang.
  • Tidur pada permukaan yang terlalu lembut – Berbaring dengan wajah menghadap ke bawah pada kasur berbulu atau pada kasur air dapat menghalangi jalur pernapasan bayi. Menyelimuti bayi hingga ke kepala juga sangat beresiko.
  • Tidur dengan orang tua – Sementara resiko SIDS menurun ketika bayi tidur di satu ruangan yang sama dengan orang tuanya, resiko yang sama justru meningkat apabila bayi tidur satu tempat tidur dengan orang tua.

Sebagaimana diuraikan pada point diatas, posisi tengkurap memang sangat rawan untuk bayi dengan faktor – faktor fisik tertentu untuk mengalami SIDS, namun bukan berarti bayi yang tidak memiliki faktor fisik tertentu bisa bebas dari resiko mengalami SIDS pula ketika sedang tidur dalam posisi tengkurap.

Faktor Resiko SIDS

SIDS bisa menyerang bayi manapun, namun para peneliti telah mendapatkan beberapa faktor resiko yang mungkin menyebabkan seorang bayi lebih rentan mengalami SIDS yaitu:

  • Bayi laki – laki lebih mungkin terkena SIDS daripada bayi perempuan.
  • Bayi lebih rapuh pada usia sekitar dua sampai tiga bulan pertama hidupnya, sehingga pada usia itu lebih mungkin terserang SIDS.
  • Untuk alasan yang kurang dimengerti dan belum ditemukan penyebabnya, bayi berkulit hitam dan Indian Amerika serta penduduk asli Alaska lebih mungkin mengalami SIDS.
  • Bayi yang mempunyai sepupu atau kerabat yang meninggal akibat SIDS juga mempunyai resiko lebih besar terhadap SIDS.
  • Bayi yang hidup bersama perokok lebih mempunyai resiko tinggi terhadap SIDS, karena menjadi perokok yang pasif dengan menghirup asap rokok setiap harinya. Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahayanya merokok di dekat bayi dan anak – anak sehingga masih banyak orang tua atau keluarga perokok yang mengekspos bayi dan anak terhadap racun dari asap rokok.

Lahir terlalu awal atau memiliki berat badan lahir yang rendah juga meningkatkan resiko bayi mengalami SIDS, begitu juga dengan saat kehamilan jika ibu berusia lebih muda dari dua puluh tahun, seorang perokok, menggunakan obat – obatan dan alkohol, serta tidak mendapatkan perawatan yang layak setelah melahirkan. Untuk menambah pengetahuan Anda tentang seluk beluk membesarkan seorang anak, perlu diketahui ciri – ciri anak hiperaktif , cara mengatasi mata minus untuk anak, dan apa saja manfaat oatmeal untuk bayi dan anak.

Posisi Tidur yang Tepat Untuk Bayi

Para ahli masih menganggap bahwa resiko bayi mengalami SIDS masih tinggi sampai bayi berusia 12 bulan. Karena itulah disarankan untuk menidurkan bayi dalam posisi telentang sampai usianya setidaknya satu tahun. Ada kekhawatiran para orang tua bahwa bayi yang tidur telentang dapat tersedak atau menelan muntahnya sendiri, namun sejauh ini tidak ada bukti bahwa hal tersebut beresiko terjadi karena bayi memiliki perlindungan pada sistem pernapasannya. Walaupun bayi yang tidur telentang mungkin saja akan mengalami kurang tidur karena ia lebih mudah terkejut atau sering terbangun, akan tetapi secara keseluruhan posisi terlentang sangat lebih aman dibandingkan tidur tengkurap.

Kapan Bayi Boleh Tidur Tengkurap?

Ketika bayi berusia satu sampai empat bulan, sangat tidak disarankan untuk membiarkannya tidur tengkurap. Pada umumnya bayi yang berusia tiga sampai enam bulan bisa tengkurap sendiri, akan tetapi usia yang paling tepat untuk menidurkan bayi dengan posisi tengkurap adalah pada usia empat bulan. Sebab, pada usia ini bayi telah mampu menopang kepala dan lehernya dengan sadar. Bayi juga sudah mampu mendorong badannya dengan menggunakan sikunya, karena otot – otot dan kemampuan motoriknya sudah mulai berkembang dengan baik. Sementara itu, Anda dapat melatih bayi untuk tidur lebih teratur di waktu yang tepat sehingga ia cepat memperoleh pola tidur yang benar. Dan juga ketahuilah beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan serta tumbuh kembang anak, seperti gejala hipertensi pada anak, gejala diabetes pada anak, dan apa saja manfaat menjemur bayi dan anak secara teratur di pagi hari.

Cara lain Membuat Bayi Tengkurap

Bila Anda masih ingin mendapatkan manfaat tengkurap untuk bayi namun masih khawatir membiarkannya tidur tengkurap terlalu lama, ada cara lain untuk membuat bayi tengkurap tanpa harus tidur nyenyak yaitu:

  • Bila Anda sedang berbaring, letakkan bayi tengkurap di perut Anda.
  • Anda bisa menengkurapkan bayi pada alas yang padat dan aman bagi bayi, seperti diatas selimut di lantai.
  • Gendong si bayi di lengan Anda dengan posisi tengkurap.

Hal yang harus diingat adalah jangan pernah membuat bayi tengkurap di saat ia baru saja minum ASI, makan atau minum susu karena dapat membuatnya muntah. Tunggu ketika bayi tampak rileks dan senang serta tidak terlalu mengantuk, baru Anda bisa memancingnya untuk tengkurap.

Cara Melatih Bayi Tengkurap

Untuk mendapatkan manfaat tengkurap bagi bayi, Anda bisa juga mulai melatih bayi tengkurap sejak usianya menginjak empat bulan. Hal – hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan saat melatih bayi tengkurap adalah:

  • Bagi waktu tengkurap – Bayi seringkali rewel jika ditengkurapkan terlalu lama, hal ini tentu saja karena ia merasa bosan. Untuk mensiasati hal tersebut, Anda bisa membagi waktu bayi tengkurap menjadi beberapa kali. Perhatikan ketika bayi mulai merasa tidak nyaman, Anda bisa menggendongnya sebentar dan kembali meletakkan bayi dalam posisi tengkurap setelah ia kelihatan tidak rewel lagi. Hal ni juga berarti Anda bisa memberi kesempatan kepada bayi untuk beristirahat sehingga ia tidak merasa bosan.
  • Sediakan mainan kesukaannya – Agar bayi tidak mudah bosan ketika sedang tengkurap, Anda bisa menyediakan mainan kesukaan si bayi di sekelilingnya tempat ia tengkurap. Hal ini juga sekaligus berguna untuk mengalihkan perhatian bayi dan melatih motoriknya karena ia akan berusaha sendiri untuk meraih benda tersebut. Anda juga bisa menyediakan cermin di hadapan si bayi. Ia tidak akan mudah bosan karena tertarik dengan bayangannya sendiri di cermin.
  • Sabar – Melatih bayi untuk terbiasa melakukan sesuatu pastinya membutuhkan kesabaran yang besar. Tak jarang bayi akan menangis untuk menunjukkan bahwa ia bosan, tidak suka dan tidak ingin ditengkurapkan. Jika ini terjadi, janganlah memaksa bayi untuk tengkurap. Kesabaran Anda akan diuji untuk dapat menunggu sampai bayi memiliki mood yang baik. Sabar juga menjadi kunci dari cara mendidik anak yang suka membantah, cara mengatasi anak yang suka mencuri, dan cara mengatasi rasa takut pada anak.

Keuntungan Tengkurap Untuk Bayi

Tidur tengkurap tidak selamanya berakibat buruk pada bayi. Ada juga beberapa keuntungan atau manfaat yang didapatkan bayi dari aktivitas tengkurap tersebut, seperti berikut ini :

  1. Tengkurap dapat membantu pembentukan tengkorak bayi

Bayi memiliki tulang tengkorak yang masih belum sempurna pembentukannya, sehingga bentuk kepalanya dapat berubah. Karena itu tidur tengkurap diyakini dapat memberikan keseimbangan bagi bentuk kepala bayi agar tidak peyang. Kepala bayi yang peyang atau gepeng bisa terjadi karena terlalu lama telentang atau miring ke satu sisi.

  1. Tengkurap dapat melatih otot leher bayi

Bayi yang dalam posisi tengkurap dapat melatih kekuatan otot lehernya. Hal ini disebabkan karena ketika bayi tengkurap, ia akan terdorong untuk mengangkat kepalanya sendiri. Kemampuan mengangkat lehernya ini akan mulai tampak ketika bayi berusia mulai empat bulan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang lebih banyak tidur telentang sulit menggunakan lehernya dan sulit menggerakkan anggota tubuhnya, sebalinya bayi yang sering ditengkurapkan akan lebih mudah untuk belajar menggerakkan tangan, kaki dan lehernya untuk bergerak maju dan mundur.

  1. Tengkurap dapat membantu melatih kemampuan motorik bayi

Bayi yang sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri dan menggerakkan tangan serta kakinya maju dan mundur akan lebih mudah untuk mengembangkan kemampuan motoriknya yang lain seperti berguling, merangkak, berdiri lalu berjalan.

  1. Kualitas tidur bayi bisa lebih baik

Bayi bisa tidur lebih nyenyak saat berada dalam posisi tengkurap. Hal ini disebabkan posisi tengkurap dapat lebih meredam refleks bayi yang kerap terkejut saat sedang tidur. Bayi yang baru lahir seringkali menunjukkan refleks moro, yaitu refleks yang tampak seperti gerak terkejut. Dengan begitu tidur tengkurap bisa menjadi cara mengatasi bayi yang mudah terkejut saat tidur dan juga akan mempengaruhi kualitas tidurnya sehingga bayi bisa tidur lebih nyenyak dan tidak rewel.

  1. Tengkurap dapat menguatkan paru – paru

Ketika tidur tengkurap, posisi paru – paru yang berhadapan dengan kasur akan menopang tubuh bayi sehingga akan membentuk tulang paru – paru yang lebih kuat. Tulang paru – paru yang kuat akan mendukung juga pada pembentukan paru – paru yang bekerja lebih baik.

Tips Ketika Bayi Tidur Tengkurap

Bagi para orang tua yang ingin mendapatkan manfaat tidur tengkurap bagi bayi, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk keamanan dan keselamatan di bayi sendiri.

  • Selalu awasi bayi ketika ia sedang tidur tengkurap. Carilah tanda – tanda bayi mulai tidak nyaman. Ketika bayi mulai terlihat sulit bernafas, segera ubah posisi tidurnya.
  • Batasi waktu bayi tidur tengkurap, jangan terlalu lama. Bayi cukup tidur tengkurap sekitar 30 menit saja.
  • Biarkan bayi tengkurap sendiri, jangan sekali – sekali memaksanya untuk tengkurap.
  • Walaupun alas tidur bayi merupakan bagian yang tak kalah penting, hindari untuk menggunakan alas tidur yang terlalu empuk karena dapat mengganggu pernafasan bayi.
  • Pastikan sprei terpasang dengan pas pada tempat tidur bayi.
  • Pastikan pernafasan bayi tidak terganggu dan hidung serta mulutnya tidak tertutup apapun.
  • Pakaikan bayi busana yang nyaman, menyerap keringat dan sesuai dengan suhu udara saat bayi tidur.
  • Usahakan untuk tidak menaruh terlalu banyak aksesoris atau mainan seperti boneka, bantal ekstra, selimut yang besar atau bantalan di boks bayi.
  • Jika bisa, jangan tengkurapkan bayi untuk tidur pada malam hari, karena bisa jadi Anda tidur nyenyak dan tidak bisa mengawasinya atau memindahkan posisi tidurnya semalaman.

Walaupun terbukti bahwa tidur dengan posisi tengkurap bisa memberikan banyak manfaat bagi bayi, namun tetap diperlukan adanya suatu tindakan preventif untuk mencegah bahaya yang bisa dialaminya. Untuk itu para orang tua terutama ibu sebaiknya memperhatikan keamanan bayi dengan menerapkan berbagai tips yang mengarah kepada keamanan si bayi, dan jangan sampai lengah ketika sedang menengkurapkan bayi.