cara mengatasi

6 Cara Mengatasi Sakit Mata pada Anak

6 Cara Mengatasi Sakit Mata pada Anak

Sakit mata bisa menyerang siapa pun termasuk bayi dan anak–anak. Tentu hal ini akan membuat panik para orang tua. Dan dengan sigap orang tua akan langsung memberikan obat tanpa terlebih dulu di bawa ke dokter mata ataupun mengetahui penyebabnya. Cara mengatasi sakit mata pada anak untuk pertama kali hendaknya harus diketahui dulu penyebabnya sebelum memberikan obat mata supaya tidak terjadi iritasi.

Sakit mata merah atau konjungtivitis yakni kondisi peradangan pada selaput tipis dilapisan depan mata. Dimana selaput tipis ini memiliki peran untuk melindungi kornea, lapisan bening dan transparan sebagai penerima cahaya masuk mata. Peradangan pada selaput ini membuat pembuluh darah terlihat memerah disertai rasa gatal luar biasa yang bila dikucek dan digaruk akan menimbulkan bengkak di sekitar area mata.

Penyebab Sakit mata pada Anak

Dalam beberapa kasus, pada umumnya, penyebab sakit mata yang terjadi pada anak disebabkan oleh :

  • virus dan bakteri – Bisa ditularkan melalui kondisi tangan yang kotor. Karena anak – anak suka menyentuh hal – hal di sekitarnya dan tanpa cuci tangan langsung mengucek mata. Hal inilah yang menyebabkan virus dan bakteri mudah masuk ke kornea mata.
  • masuknya kuman atau debu yang tanpa sengaja – Hal ini bisa saja terjadi tanpa pengawasan orang tua. Karena sebagaimana kita tahu, anak – anak akan dengan mudah mengucek mata bila dirasa ada hal yang tidak nyaman dengan matanya tanpa terlebih dulu memberitahukan kepada orang tua.
  • radiasi berlebihan – Yang berasal dari benda elektronik di sekitar anak seperti terlalu lama bermain dengan handphone, tablet, ipad, komputer, laptop ataupun televisi.
  • kurangnya konsumsi vitamin A – Pentingnya konsumsi sayur dan buah yang kaya akan Vitamin A akan dirasakan oleh orang tua setelah sang anak mengalami sakit mata karena hal ini. Supaya terhindari dari sakit mata karena kurangnya vitamin A, Anda sebagai orang tua harus mulai memperkenalkan sayur dan buah sedini mungkin, supaya ketika anak sudah mengenal rasa, tidak tebang pilih makanan.
  • serbuk sari tumbuhan – Hal ini mungkin jarang terjadi sebagai penyebab umum sakit mata pada anak. Tapi, jangan diabaikan begitu saja. Ketika anak bermain di lingkungan yang dikelilingin oleh tanaman berbunga seyogyanya orang tua mengawasi dengan ketat. Karena halusnya serbuk sari yang terbang terbawa angin ini, anak tidak akan tahu dan menghindar, alhasil rasa gatal serbuk sari yang masuk mata akan mengakibatkan peradangan karena dikucek terus menerus.
  • bulu hewan yang beterbangan seperti bulu kucing – Mengenalkan anak untuk cinta pada hewan peliharaan sangatlah bagus. Alangkah baiknya bila hewan yang dipelihara ini juga diperhatikan kesehatan dan kondisi tubuhnya. Jangan sampai, anak Anda mengalami sakit mata karena bulu hewan yang terbang seperti bulu pada kucing.
  • polusi udara – Sebaiknya bila mengajak anak keluar rumah dan mengendarai kendaraan terbuka seperti sepeda motor, Anda sebagai orang tua jangan lupa untuk menyiapkan kacamata anak. Supaya polusi udara, angin dan debu jalanan, tidak dengan mudah melukai kornea mata anak. Dan sang anak bisa nyaman berkendara.

Untuk mengatasi sakit mata pada anak ini dapat dilakukan dengan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Kondisi mata merah yang disebabkan oleh virus, biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Sedangkan, mata memerah akibat infeksi bakteri, ditandai dengan kelopak mata yang menjadi rapat atau bengkak karena cairan kuning yang keluar pada mata, atau umumnya di masyarakat dikenal dengan belekan, orang tua harus mendatangi dokter untuk pengobatannya.

Untuk masalah mata merah karena infeksi bakteri ini, biasanya dokter akan memberikan antibiotic yang berupa obat tetes mata atau salep. Jika kondisi mata memerah dan meradang selama dua minggu dan tak kunjung sembuh, dokter mata akan meresepkan antibiotic chloramphenicol dalam bentuk obat tetes mata ataupun salep dan asam fusidat (fusidic acid). Kedua obat antibiotic ini memiliki efek samping berupa rasa perih ringan pada mata selama beberapa saat.

Berikut tips dan trik yang bisa Anda lakukan untuk mengobati mata sang anak dengan obat dokter :

  1. Salep – Kemungkinan berhasil mengobati dengan salep obat mata ini lebih tinggi daripada obat tetes mata. Dengan salep, Anda bisa membujuk anak untuk melihat kotoran di kelopak matanya, lantas oleskan salep pada bagian bawah kelopak mata. Dan ketika anak Anda berkedip, salep obat mata tadi akan masuk ke dalam mata.
  2. Tetes mata – Dengan obat tetes mata Anda bisa mengajak sang anak untuk rebahan dan memejamkan mata. Lalu teteskan obat tetes mata tersebut pada sudut mata bagian dalam. Dan ketika anak Anda berkedip, obat tetes mata tadi akan masuk ke dalam mata.

Sebelum Anda memberikan obat tetes mata maupun salep pada Anak, seyogyanya Anda mencuci tangan terlebih dulu supaya steril. Untuk membersihkan kotoran mata sang anak, Anda dapat mengelapnya menggunakan air hangat, supaya kotoran mudah terangkat dan tidak menimbulkan rasa sakit sekitar mata bila digosok keras. Dan bila Anda sudah berkomitmen menggunakan obat antibiotic dari dokter mata, jangan lupa untuk menghabiskan antibiotic tersebut guna mencegah infeksi mata terulang kembali.

Bagian terpenting dalam pengobatan ini sebenarnya adalah menjaga kebersihan area mata karena keluarnya cairan kuning yang mengakibatkan kelopak mata menjadi lengket, kotorannya menjadi keras dan mata menjadi bengkak. Dan bila dibersihkan menggunakan tangan kosong akan terasa sangat sakit. Tapi, bila dibersihkan dengan cotton bud yang sebelumnya dicelupkan di air hangat, tentu tidak akan meninggalkan rasa sakit. Lalu, jika memungkinkan, ketika sang anak memejamkan matanya, kompres kedua matanya dengan air hangat supaya cairan kuning yang keluar dari mata tidak mengeras dan membuat kelopak mata susah terbuka dan bengkak.

Selain pengobatan dengan obat dokter, ada cara alami yang Anda bisa lakukan sendiri tanpa bahan kimia tentunya. Meski agak merepotkan untuk mengobatinya karena membutuhkan waktu lama, namun asal telaten, sakit mata merah sang anak tentu bisa terobati.

Cara mengatasi sakit mata pada anak menggunakan bahan alami, di antaranya :

  1. bawang putih – sebelum anak tidur, ambil dulu bawang putih, potong ujungnya sedikit, lalu gosokkan pada kelopak mata bagian bawah. Tunggu hingga reaksi rasa perih atau gatal muncul. Jika sudah muncul rasa tersebut, bilas dengan air bersih mengalir. Lanjutkan proses ini ketika menjelang tidur hingga masalah sakit mata anak Anda sembuh.
  2. daun sirih – tak perlu diragukan lagi manfaat daun sirih untuk pengobatan. Dengan daun sirih, Anda bisa merebus daun sirih ini hingga mendidih. Lalu tuang pada baskom atau wadah yang berukuran lebar, dan tunggu hingga hangat – hangat kuku. Setelah tidak terlalu panas, dekatkan kelopak mata pada air rebusan daun sirih tersebut sembari mata dikedip – kedipkan supaya air rebusan daun sirih tersebut membilas kuman atau bakteri pada kelopak mata bawah.
  3. daun melati – dengan daun melati, Anda dapat menumbuknya satu genggam setelah dicuci bersih. Lalu tempelkan pada kedua mata dalam kondisi mata terpejam hingga tumbukan daun melati tersebut mengering. Jika sudah mongering, Anda dapat menggantinya dengan yang baru hingga sakit matanya sembuh.
  4. susu murni – bahan alami yang dapat mengobati sakit mata pada bayi sebenarnya adalah asi ibu. Tapi untuk anak – anak dan dewasa, Anda bisa menggunakan susu sapi murni atau susu UHT. Caranya cukup mudah, Anda tinggal membasahi kapas dengan susu UHT dan menempelkannya pada kedua mata hingga kapas kering dan mengeras.

Meski bahan alami ini mudah didapatkan, alangkah baiknya bila disertai pengawasan orang tua lebih lanjut. Sebab ditakutkan ada reaksi alergi pada bahan – bahan alami tersebut. Dan sebisa mungkin, pengobatan dengan cara alami ini jangan diterapkan pada anak bayi, karena masih memiliki kondisi mata yang sangat sensitif sekali.

Setelah Anda menerapkan pengobatan dengan bahan alami namun tidak kunjung berhasil meski seminggu lamanya, ada baiknya Anda harus segera membawanya ke dokter mata untuk penanganan yang lebih lanjut, guna meminimalisir kondisi mata bengkak meradang.

Artikel Lainnya
  • Tips Memilih Dokter Anak yang Tepat
  • Cara Mengatasi Sakit Perut pada Anak
  • Cara Menghilangkan Kutu Rambut pada Anak
  • Anak Terlambat Bicara – Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Efek Positif dan Negatif Televisi Bagi Pertumbuhan Anak
  • Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil
  • Gejala Kolik pada Anak
  • Autis pada Anak
  • Tetanus pada Anak
  • manfaat mendongeng bagi pertumbuhan anak
  • gejala sinusitis pada anak
  • cacar air pada anak
  • anemia pada anak
  • bronkitis akut dan kronis pada bayi dan anak
  • cara mengatasi sakit perut pada anak

Itulah tadi cara mengatasi sakit mata pada anak yang bisa Anda coba terapkan kepada buah hati anda sebagai langkah awal pengobatan sebelum kondisi semakin merah meradang dan butuh penanganan dokter mata.

22 Ciri dan Penyebab Mata Minus pada Anak yang Harus Diwaspadai

22 Ciri dan Penyebab Mata Minus pada Anak yang Harus Diwaspadai

Semakin maraknya era digital, menjadikan anak sedari kecil sudah akrab dengan gadget. Radiasi cahaya berlebihan yang berlangsung setiap hari dan terus menerus dengan jarak pandang yang terlalu dekat, menjadikan anak rentan akan bahaya miopi atau mata minus. Sebagai orang tua, Anda harus mengenal betul ciri dan penyebab mata minus pada anak.

Kondisi mata minus pada anak sebelum usia 18 tahun namun sudah berkacamata peluang untuk pulih ke mata normal atau kondisi minusnya mengecil semakin besar. Sebab pada kondisi di bawah 18 tahun, masalah mata minus ini masih belum stabil, lain hal bila sudah memasuki usia 18 – 25 tahun, kondisi minusnya stabil dan susah diturunkan.

Taraf kerusakan mata minus atau rabun jauh ini berbeda pada tiap anak. Sehingga penanganan yang diberikan pun sangat berbeda. Bila kondisi mata minus masih kecil, maka dengan terapi penggunaan kacamata saja yang tidak terlalu sering sudah cukup dan bisa menyembuhkan mata sang anak kembali ke kondisi normal.

Ciri mata minus pada anak yang harus Anda perhatikan dan waspadai :

  1. Mengalami kesulitan melihat benda berjarak jauh dan harus memicingkan mata terlebih dulu supaya terlihat.
  2. Ketika menonton tv, membaca buku, bermain gadget selalu dalam jarak dekat.
  3. Mata sering berair dan pedih.
  4. Sering mengalami sakit kepala.
  5. Ketika melihat benda dengan jarak jauh sellau mengedipkan matanya berkali – kali supaya terlihat jelas.
  6. Mata selalu merah setiap kali diajak fokus membaca, menonton televisi atau melihat benda berjarak jauh.
  7. Pandangan untuk melihat benda jarak jauh semakin kabur ketika malam hari menjelang.
  8. Lebih suka duduk di bangku paling depan ketika jam pelajaran di kelas berlangsung.
  9. Sering menabrak ketika hanya berjalan saja.
  10. Sering memiringkan kepala ketika membaca atau bermain gadget.
  11. Terlalu sering menggosok mata karena kondisi mata yang pedih, perih, gatal dan terus berair.

Ketika anak Anda sudah mengalami ketiga atau semua ciri – ciri mata minus ini, Anda harus dengan sigap membawa anak Anda ke dokter mata untuk diperiksa lebih lanjut. Penanganan masalah mata lebih dini akan meminimalisir bertambahnya ukuran lensa kacamata.

Setelah dokter memberikan kacamata yang tepat untuk anak Anda. Jangan lupa berkunjung ke dokter mata atau ke optik kacamata tiap 3 bulan sekali untuk memeriksa kondisi mata sang anak. Apakah minusnya berkurang atau bertambah. Supaya dokter bisa langsung mengganti lensa kacamata yang tepat sesuai dengan kondisi mata sang anak. Tentunya agar anak merasa nyaman ketika membaca, bermain atau melihat benda jarak jauh.

Penyebab mata minus pada anak, diantaranya :

  1. Karena keturunan dari orang tua baik ayah maupun ibu. Bila kondisi mata minus orang tua lebih dari 20 diopter, tentu sang anak akan mengalami masalah minus juga dan kemampuan untuk pulih dari mata minus sangatlah susah meski mengikuti terapi sekalipun.
  2. Ukuran pada mata terlalu panjang.
  3. Bentuk kornea mata terlalu melengkung.
  4. Pernah mengalami cedera mata sebelumnya.
  5. Mengalami kelainan mata sejak bayi.
  6. Kurang mengkonsumsi zat karoten seperti yang terdapat pada bayam, wortel, tomat dan sayuran berwarna lainnya.
  7. Tidur dalam kamar dengan kondisi lampu menyala.
  8. Melihat bacaan yang berhuruf kecil, sehingga mata dipaksa untuk fokus dan bekerja keras.
  9. Mata terlalu sering kelelahan dan kurang diistirahatkan.
  10. Kebiasaan membaca, menulis atau bermain gadget dalam jarak terlalu dekat.
  11. Terlalu sering menonton televisi, bermain gadget atau membaca dalam kondisi pencahayaan yang kurang sehingga mata bekerja terlalu keras.

Faktor penyebab mata minus pada anak ini jika terdeteksi lebih dini, akan memudahkan pengobatan dan penanganan yang tepat dengan memberikan lensa kacamata sesuai dengan kondisi mata minus sang anak. Sehingga kondisi mata minus bertambah bisa dihindari. Juga Anda bisa mengajak sang anak untuk mengikuti terapi mata, sehingga sang anak terhindar dari memakai kacamata untuk aktifitas sehari – hari, tentu akan membuat anak semakin tidak nyaman.

Jika Anda tidak ingin buah hati semakin bertambah ketebalan kacamatanya atau Anda ingin mencegah supaya sang anak terhindar dari mata minus, berikut cara mencegah mata minus pada anak :

  • Ajarkan anak sedari dini untuk duduk dalam postur tubuh yang benar. Seperti jarak baca buku minimal 30 cm dari mata dan harus membacanya dalam kondisi duduk bukan sembari rebahan
  • Ajarkan anak untuk menonton televisi atau bermain di depan computer dalam jarak minimal 2 meter supaya radiasinya tidak langsung menyakitkan kornea mata
  • Pastikan kamar tidur anak dalam kondisi penerangan yang baik yakni tidur tidak dalam kondisi lampu menyala atau kondisi kamar yang terlalu gelap
  • Batasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain gadget
  • Ajarkan anak untuk mengistirahatkan mata selama 30 menit setelah lama menonton televisi atau bermain gadget
  • Ajak anak untuk berlama – lama beraktifitas di luar ruangan supaya mata sang anak tidak terlalu lelah karena terlalu lama terkena radiasi televisi atau gadget
  • Ketika mengajak anak bermain di luar rungan dalam waktu lama atau mengajak berkendara, ajarkan pada anak untuk menggunakan kacamata hitam guna meminimalisir radiasi sinar UV
  • Kenalkan pada anak sejak usia dini untuk mengkonsumsi segala macam sayur dan buah tanpa terkecuali, supaya anak terbiasa menjalani pola makan sehat dan tidak pilih – pilih makanan dan terhindar dari kurangnya zat karoten yang bisa memicu terjadinya masalah mata minus
  • Anda sebagai orang tua minimal setahun sekali memeriksakan mata sang anak untuk mencegah kondisi mata minus anak semakin memburuk. Namun bila sang anak sudah aktif bersekolah, minimal tiap 6 bulan sekali periksakan kondisi mata sang anak. Supaya pencegahan bertambahnya mata minus yang semakin parah bisa terhindar
  • Jika ternyata anak menderita masalah mata minus, berikan kacamata yang tepat berdasar resep dari dokter mata atau optik kacamata, supaya anak merasa nyaman ketika membaca, melihat benda jauh, menonton televisi atau bermain gadget

Kondisi rabun jauh atau minus memang tidak bisa disembuhkan seutuhnya, namun untuk mencegahnya Anda bisa menerapkan beberapa langkah di atas supaya sang anak terhindar dari mata minus atau jika sudah memiliki mata minus, kondisinya tidak semakin parah.

Banyak yang berpikiran mata minus pada sang anak tidak bisa disembuhkan seutuhnya, itu adalah pendapat yang salah. Yang benar, ketika anak belum memasuki usia 18 tahun, kondisi mata minusnya belum stabil sehingga peluang untuk sembuh sangat besar.

Berikut 3 langkah mengobati mata minus pada anak :

1. Mengobati mata minus menggunakan air rebusan daun sirih

Manfaat daun sirih untuk kesehatan tak diragukan lagi. Salah satunya daun sirih dapat meminimalisir kondisi mata minus, yakni dengan cara :

  • Merebus 3 lembar daun sirih yang masih segar lalu diamkan air rebusan daun sirih hingga kondisi hangat. Setelah hangat, kedipkan mata berulang kali dalam wadah air rebusan daun sirih tadi. Lakukan pengobatan ini seminggu 3 kali supaya kotoran dalam mata anak Anda bersih juga kondisi minusnya berkurang.
  • Cara berikutnya yakni dengan menempelkan daun sirih segar yang berwarna hijau muda pada kedua mata ketika berangkat tidur. Lakukan pengobatan ini setiap hari ketika menjelang tidur malam saja selama dua bulan penuh. Agak sedikit merepotkan, tapi banyak orang yang bercerita diluaran sana, bila cara merepotkan ini sangat manjur untuk mengurangi mata minus bahkan dapat menyembuhkan mata minus yang tidak lebih dari 20 diopter kembali ke kondisi mata normal seperti semula.

2. Mengobati mata minus dengan melatih pandangan mata sang anak

Terapi selanjutnya dapat Anda coba terapkan pada sang anak yang terlalu sering terkena radiasi seperti terlalu lama bermain di depan komputer, gadget, main playstation ataupun menonton televisi.

Cara kerja terapi melatih pandangan ini yakni :

  • Rubah pola pandang anak Anda dengan cara, setelah 15-20 menit terpaku di depan layar komputer, gadget, ataupun telivisi, suruh sang anak berkedip perlahan – lahan sembari mengalihkan pandanganya dengan melihat objek yang berjarak pandang jauh 10 – 20 meter, sampai betul – betul sang anak mengerti objek berjarak pandang jauh tersebut apa.
  • Selain cara itu, ajarkan pada anak, setelah 15 – 20 menit, untuk pergi sebentar meninggalkan cahaya radiasi, entah pergi ke kamar mandi, ambil cemilan, minum atau ditinggal sholat. Supaya mata tidak terlalu tegang dan lelah karena terus menerus terkena radiasi.

Kedua cara ini sangat ampuh untuk mengobati mata lelah karena radiasi dan menghindari kondisi mata buram karena terlalu lama terpaku radiasi.

3. Mengobati mata minus dengan tidak memakai kacamata terus menerus

Cara yang satu ini selalu diajarkan oleh dokter mata atau ahli pembuat lensa di optik kacamata. Dimana, penderita mata minus tidak boleh terus menerus memakai kacamata tanpa melepasnya sama sekali. Sebab, jika terlalu lama berkacamata dan tanpa melepasnya hingga bertahun – tahun, kondisi mata minusnya akan semakin bertambah, karena sudah ketergantungan kacamata.

Berikut perilaku berkacamata yang Anda ataupun anak Anda bisa terapkan :

  • Memakai kacamata hanya ketika membutuhkannya saja, jangan dipakai terus menerus meski tidak sedang membutuhkan sekalipun
  • Ketika tidur atau rebahan, ajarkan anak untuk tidak membaca atau bermain gadget. Waktunya tidur ya tidur. Waktunya untuk mengisitirahatkan otot – otot mata yang tegang dan kelelahan.
  • Jika cara ini diterapkan setiap hari, dalam jangka waktu 2 hingga 3 bulan, kondisi mata minus akan benar – benar berkurang hingga berangsur sembuh normal.

Untuk benar – benar mendapatkan kondisi mata minus berkurang hingga berangsur sembuh, komitmen untuk menjaga dan menjalankan terapi ini harus benar – benar dilakukan. Disiplin sangat penting untuk diajarkan kepada sang anak supaya benar – benar bisa lepas kacamata dan tidak ketergantungan kacamata hingga dewasa. Dengan begitu, kondisi mata minusnya tidak semakin parah dan memburuk.

Artikel Lainnya
  • Gejala Sinusitis pada Anak
  • Cacar Air pada Anak
  • Cara Menghilangkan Kutu Rambut pada Anak
  • Anak Terlambat Bicara – Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Gejala Kolik pada Anak
  • Tetanus pada Anak
  • Cara Mengatasi Sakit Mata pada Anak
  • Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil
  • Efek Positif dan Negatif Televisi bagi Pertumbuhan Anak
  • Tips Memilih Dokter Anak yang Tepat
  • Manfaat Mendongeng bagi Pertumbuhan Anak
  • jenis jenis imunisasi dan manfaatnya
  • autis pada anak
  • anak kidal
  • ciri ciri anak hiperaktif

Semoga info mengenai ciri dan penyebab mata minus pada anak ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita sebagai orang tua untuk lebih waspada dalam menjaga kesehatan mata anak.

Anak Kidal – Fakta dan Keunikkannya

Anak Kidal – Fakta dan Keunikkannya

Kebanyakan orang melakukan kegiatan sehari-hari dengan tangan kanan secara otomatis. Gerakan dengan tangan kanan ini dilakukan sejak seseorang lahir, bahkan tanpa berpikir terlebih dulu. Hal ini tidak memerlukan banyak penyesuaian, hanya perlu latihan untuk memperkuat motorik agar tangan terbiasa melakukan berbagai macam gerakan.

Namun, ada juga orang yang tangan kirinya lebih dominan alias kidal. Di dunia barat, orang yang kidal merupakan hal yang biasa. Tetapi di Indonesia yang masih menganut budaya ketimuran, semua hal yang dianggap sopan harus dilakukan dengan tangan kanan. Sedangkan menggunakan tangan kiri dianggap sebagai gerakan yang kurang sopan.

Karakteristik otak anak yang kidal

Kidal berhubungan erat dengan perkembangan otak. Kemampuan anak menggunakan tangannya sangat berkaitan dengan fungsi otak. Otak besar kita terdiri dari dua bagian yaitu kiri dan kanan. Otak kanan berfungsi mengatur bagian tubuh sebelah kiri, sedangkan otak kiri bertugas mengatur bagian otak sebelah kanan. Pada anak kidal, fungsi otak kanannya lebih dominan daripada otak kiri, dan mengalami perkembangan yang lebih baik. Otak kiri berfungsi sebagai pengatur kemampuan berbahasa, bicara, menulis, dan segala hal yang berkaitan dengan tata bahasa. Sementara otak kanan fungsinya sebagai pengatur kemampuan kreativitas dan persepsi, pengenalan dimensi ruang, situasi, kewaspadaan, dan konsentrasi.

Tanda jika anak kidal

Kidal merupakan sesuatu yang didapatkan melalui keturunan. Anak yang kidal dapat kita kenali sejak kecil. Hal ini dapat kita kenali dari tingkah laku anak yang aktif. Semakin mudah mengenali anak kidal dari seberapa aktif tangannya bereksplorasi. Segera setelah anak mengembangkan kemampuan motoriknya, anak akan menunjukkan tangan mana yang dominan. Sekitar usia 2 sampai 3 tahun paling tidak akan terlihat bila anak kidal, dan akan semakin jelas ketika usianya mencapai 5 tahun.

Menentukan anak kidal atau tidak

Sebelum menarik kesimpulan apakah si kecil termasuk orang yang bertangan kidal atau bukan, sebaiknya Anda usahakan bersikap tenang agar dapat bersikap obyektif. Tidak semua anak yang kerap menggunakan tangan kirinya adalah anak yang kidal. Kebanyakan batita dan balita akan tampak menggunakan tangan kanan dan kirinya secara bergantian ketika sedang beraktivitas sehari – harinya. Namun pada akhirnya sang anak memang akan memilih tangan mana yang dirasakan lebih nyaman untuk beraktivitas, dan Anda bisa melihat dengan jelas apakah ia kidal atau tidak. Tanda – tanda yang harus diperhatikan adalah:

  • Tangan mana yang digunakan ketika ia akan mengambil suatu benda
  • Tangan mana yang digunakan ketika akan makan
  • Tangan yang dipakai untuk menggosok gigi
  • Tangan yang dipakai untuk menyisir rambut
  • Tangan yang dipakai untuk mengaduk. Perhatikan arah adukannya, anak kidal biasanya akan mengaduk berlawanan dengan arah jarum jam.
  • Perhatikan dari arah mana anak mulai menggambar atau menulis. Jika ia kidal, anak akan mulai dari arah kanan.
  • Ketika diminta berdiri di atas satu kaki, perhatikan apakah ia lebih suka berdiri di atas kaki kiri.

Tantangan dengan anak kidal

Ketika Anda sudah mengetahui bahwa si kecil kidal, itu pertanda bahwa Anda harus lebih kreatif dalam mendidik dan mendukungnya. Menjadi orang bertangan kidal bukanlah sesuatu yang buruk atau negatif, akan tetapi dunia memang lebih mudah bagi orang yang bertangan kanan. Sebagian besar barang atau benda dibuat untuk orang yang bertangan kanan. Ada beberapa barang yang tidak bisa digunakan oleh orang bertangan kiri, misalnya gunting. Juga beragam tantangan lain seperti mengikat tali sepatu, pengaturan tenpat duduk, mengancingkan pakaian, dan membaca, sebab si kidal akan membaca dari kiri ke kanan.

Refleks anak kidal

Bertangan kidal artinya refleks tangan kiri lebih baik daripada tangan kanan. Anak yang kidal akan merasakan kecenderungan untuk melakukan berbagai aktivitas dengan tangan kiri. Karena sering digunakan dengan kecenderungan tangan kiri maka otot – otot nya juga lebih kuat, sehingga tangan kananlah yang menjadi tangan yang lebih lemah refleksnya.

Fakta – fakta tentang orang kidal

Berikut ini ada beberapa fakta tentang kidal yang perlu diketahuiterutama oleh para orang tua dan keluarga anak yang kidal agar dapat lebih memahami sang anak:

  1. Kidal dapat terjadi karena faktor keturunan. Pada tahun 2007 seorang peneliti bernama Clyde Francks menemukan bahwa seseorang yang kidal dapat didukung oleh faktor keturunan. Ketika melakukan studi terhadap penderita disleksia, ia menemukan gen yang berkaitan dengan kelainan kesimetrisan otak. Gen ini diturunkan dari pihak ayah. Namun bukan berarti hal ini menyatakan bahwa kidal adalah suatu kelainan otak.
  2. Kidal bukan selalu bawaan lahir. Sekitar 10% lebih orang di dunia adalah orang yang kidal. Artinya mungkin saja diantara setiap satu dari sepuluh orang mungkin saja lahir dengan bawaan kidal. Namun kidal tidak hanya terjadi karena bawaan lahir saja, tapi juga bisa karena tangan kanan tidak bisa melakukan fungsinya dengan benar, misalnya ada kelemahan otot yang membuat tangan kanan tidak bisa berfungsi dengan semestinya.
  3. Anak kidal membutuhkan peralatan khusus. Seperti telah disebutkan di atas, anak yang kidal memerlukan beberapa benda khusus yang bisa digunakannya dalam keseharian. Pada benda – benda tertentu, anak kidal tidak bisa menggunakan benda yang dibuat untuk orang bertangan kanan. Begitu juga ketika anak melakukan aktivitas, diperlukan teknik yang berbeda dari orang bertangan kanan.
  4. Orang kidal lebih pemalu. Pada tes perilaku yang dilakukan di Skotlandia menunjukkan bahwa orang kidal lebih pemalu. Rata – rata menyatakan bahwa mereka lebih takut membuat kesalahan dan menerima kritikan. Karena itu pula mereka biasanya bersikap lebih ragu – ragu.
  5. Orang kidal lebih sensitif. Ditemukan juga bahwa beberapa orang yang kidal memiliki ketidakseimbangan ketika memproses emosi di bagian otak kanan dan kiri mereka. Hal ini ternyata dipengaruhi oleh pemakaian tangan kiri dan kanan . Bisa jadi ini menjadi penyebab orang kidal yang mudah bad mood dan labil, sehingga orang yang kidal terkesan lebih sensitif daripada orang lainnya.
  6. Orang yang kidal lebih artistik. Sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa orang kidal lebih berbakat dalam bidang seni. Sebuah survei yang melibatkan lebih dari dua ribu orang kidal menunjukkan bahwa hasilnya sebagian besar orang kidal lebih berbakat dalam seni dan bidang artistik.
  7. Ada hari spesial bagi orang kidal. Komunitas orang kidal yang bernama Left Handler’s Club di Inggris mulai memperingati hari orang kidal sejak tahun 1900. Sejak itu setiap tanggal 13 Agustus diperingati sebagai hari untuk orang kidal.
  8. Orang kidal ber IQ tinggi. Otak orang yang kidal lebih terstruktur sehingga kerap memiliki kemampuan intelektual di atas rata – rata dalam berbagai bidang. Mensa, organisasi yang beranggotakan para pemilik IQ tertinggi di dunia menyatakan setidaknya 20 % dari anggotanya adalah para pengguna tangan kiri.
  9. Punya resiko gangguan mental lebih tinggi. Schizophrenia adalah salah satu bentuk gangguan mental yang diartikan sebagai gangguan biokimia komplek yang membuat seseorang sulit membedakan kenyataan dengankhaan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa walaupun orang kidal hanya menempati sejumlah 10% dari populasi, sebanyak 40% orang yang menderita skizoprenia adalah orang kidal. Penelitian lainnya lagi menyatakan bahwa satu gen tertentu dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menjadi kidal namun sekaligus juga mengalami skizoprenia. Daripada orang bertangan kanan, orang kidal lebih beresiko mengalaminya atau juga mengalami gangguan bipolar.
  10. Anak kidal berpikir secara berbeda. Sisi otak sebelah kiri yang mengontrol sisi tubuh bagian kanan termasuk tangan kanan mengatur kemampuan bicara, bahasa, logika, matematika dan sains. Sedangkan sisi otak kanan yang mengontrol bagian tubuh sebelah kiri temasuk tangan kiri, mengatur kemampuan bermusik, seni, persepsi, dan emosi. Sisi otak kanan mengatur pemikiran abstrak dan imajinasi, sedangkan sisi kiri berpikir secara logis. Fungsi otak anak yang bertangan kanan biasanya cenderung kaku. Sisi kanan hanya mengatur bahasa dan logika, sedangkan sisi kiri hanya mengatur emosi dan persepsi. Namun otak anak kidal biasanya lebih fleksibel.

Keuntungan dari Menjadi Kidal

Kidal bukanlah suatu cacat atau kerugian besar bagi seseorang, hal itu hanya menunjukkan bahwa otaknya bekerja dengan cara yang berbeda. Bahkan ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari menjadi seorang yang kidal, diantaranya:

  • Anak yang kidal lebih kreatif dan memiliki peluang besar untuk mengembangkan bakatnya di dunia seni. Namun, banyak juga orang kidal yang frustasi dan menyerah karena keterbatasan sarana yang cocok bagi mereka. Karena itu, untuk menjamin keberhasilan mereka dalam bidang seni diperlukan peralatan yang tepat.
  • Dalam dunia olah raga dimana kedua lawan harus saling berhadapan, pitcher baseball yang bertangan kiri selalu dicari, begitu juga dengan pemain tenis, petinju, pemain anggar, dan banyak lagi. Hal ini disebabkan tak lain karena lawannya yang bertangan kanan akan mengalami kesulitan saat menyesuaikan diri dengan lawan bertangan kiri.
  • Mata orang yang kidal lebih mudah menyesuaikan dari pandangan ketika berada di bawah air.
  • Orang bertangan kiri tercatat lebih mudah lulus tes mengemudi.
  • Orang kidal bisa mengetik sekitar 3400 kata pada keyboard QWERTY standar, dibandingkan dengan orang bertangan kanan yang hanya bisa mengetik 450 kata saja.
  • Memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik adalah juga salah satu kelebihan orang bertangan kiri. Mereka bisa dengan cepat memproses informasi yang didapatkannya.
  • Orang yang bertangan kiri juga lebih baik dalam melakukan multi tasking, karena terbiasa berpikir cepat untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi di dunia orang bertangan kanan.

Cara Mengatasi Anak Kidal

Orang tua dapat membantu anak yang kidal untuk tetap mengembangkan potensi dirinya seperti anak lainnya yang bertangan kanan, sehingga anak dapat mandiri dan tidak merasaa tersisih dalam kehidupan sosisal atau pergaulannya.

1. Jangan memaksa

Beberapa anggapan menyatakan bahwa jika anak terlihat lebih cenderung menggunakan tangan kiri, maka ia harus dilaatih untuk menggunakan tangan kanannya. Hal itu bisa jadi benar namun dalam melatih tangan kanan anak diperlukan kesabaran. Orang tua tidak bisa memaksa anak untuk mempelajari gerakan tubuh atau tangan sebelah kanan, karena secara alamiah anak bergerak dengan tangan kiri. Itu berarti perlu waktu yang panjang dan usaha yang telaten untuk melatih tangan kanan anak.

2. Latih tangan anak

Ketika berhubungan dengan aspek sosial, sebaiknya orang tua melatih tangan anak yang sebelah kanan agar terbiasa. terkadang, tangan kanan dianggap lebih baik untuk digunakan. Misalnya untuk berjabat tangan, memberikan sesuatu kepada orang lain, atau menerima pemberian orang lain. Anak yang kidal pasti akan merasa canggung untuk menggunakan benda yang dibuat untuk orang bertangan kanan. Karena itulah sebaiknya tangan kanan anak juga dilatih agar ia dapat menggunakan kedua tangannya dengan leluasa dan menyeimbangkan antara aktivitas otak kanan serta otak kirinya.

3. Gunakan trik

Mendidik anak yang kidal tidak bisa menggunakan metode yang terlalu kaku. Orang tua harus pandai berimprovisasi agar ia tidak merasa semakin rendah diri dan sensitif karena merasa dirinya berbeda dengan teman – temannya yang lain. Sesuaikan cara pendekatan orang tua terhadap anak yang kidal dengan karakter anak, sehingga orang tua juga dapat mengetahui celah yang bisa digunakan untuk dapat berkomunikasi dan memahami karakter anak.

4. Bekerja sama dengan sekolah anak

Sebagai orang tua dari anak yang kidal, sangat penting untuk menjalin kerjasama atau hubungan yang baik dengan sekolah anak. Usahakan agar semua pihak yang bertanggung jawab terhadap anak saat ia berada di sekolah mengetahui kondisi anak dan bisa memberi dukungan kepada anak yang kidal dengan cara yang sepatutnya. Orang tua terutama harus menyampaikan kondisi ini kepada guru yang mengajar anak sehari – hari. Pentingnya menemukan sekolah dan guru yang tepat juga harus diperhatikan oleh orang tua. Jangan memaksakan anak untuk bersekolah di tempat yang tidak dapat memahami dirinya.

5. Puji anak ketika dia berhasil

Melebihi anak lainnya, pujian sangat berpengaruh kepada anak yang kidal. Ketika anak kerap kali merasa tidak percaya diri karena berbeda dengan anak lainnya, sebuah pujian yang diberikan karena ia telah melakukan suatu keberhasilan akan meningkatkan rasa percaya dirinya dengan sangat efektif.

6. Bersabarlah

Anak yang kidal terkadang dianggap kurang sopan karena ia sering lupa menggunakan tangan kanannya untuk kegiatan yang membutuhkan tata krama seperti makan, bersalaman, atau memberikan barang kepada orang lain. Sebaiknya orang tua tidak langsung menegur atau memarahi anak karena ia lupa menggunakan tangan kanannya, sebab hal itu akan menghambat aktivitas otak kanannya. Ketika anak kidal banyak melakukan aktivitas dengan tangan kirinya, banyak orang yang akan menganggapnya kurang sopan. Orang tua biasanya akan bereaksi dengan memberikan teguran keras, memarahi, bahkan tidak jarang membentaknya karena merasa malu dengan periaku anak. Yang terpenting harus diingat bahwa anak tidak melakukan semua itu dengan sengaja, akan tetapi karena hal itu dikendalikan oleh otaknya.

Masalah yang Sering Dialami Anak Kidal

Dalam dunia yang dihuni oleh mayoritas orang bertangan kanan, seorang anak yang kidal tentu menjadi minoritas. Masalah yang dihadapi orang kidal biasanya berkisar tentang masalah teknis, seperti :

  • Sulit menggunakan komputer jika menggunakan mouse yang khusus dibuat oleh orang yang bertangan kanan, karena fungsi mouse dengan kebiasaan tangan akan tertukar.
  • Peralatan olahraga yang dibuat untuk orang bertangan kanan sehingga menyulitkan mereka untuk mahir dalam olahraga.
  • Alat tulis yang tidak sesuai yang mempengaruhi kemampuan menulis mereka, sehingga hasil tulisan seringkali menjadi kotor atau berantakan.
  • Sulit mempelajari alat musik yang tidak dibuat khusus untuk pemakaian tangan kiri.
  • Terhambat kreativitasnya dalam seni melukis juga karena peralatan yang tidak sesuai.
  • Penataan meja makan yang khusus dibuat untuk orang bertangan kanan ketika sedang berada di restoran yang menyajikan fine dining.
  • Mengalami ejekan dan sikap yang merendahkan dari orang lain yang tidak mengerti kondisi anak yang bertangan kiri.
  • Menggunting memakai gunting biasa juga akan menjadi kesulitan bagi anak yang bertangan kiri dan akan berakibat kepada hasil guntingan tidak rapi dan banyak kertas yang terbuang.
  • Menjadi objek keingintahuan dan keheranan orang lain yang tidak begitu sensitif dengan kondisi mereka yang bertangan kiri.
  • Makan bersama juga dapat menjadi kesulitan tersendiri karena siku orang yang kidal biasanya akan berbenturan dengan orang yang makan menggunakan tangan kanan, kecuali jika orang kidal ditempatkan di ujung meja sehingga ia bisa makan dengan nyaman.

Diatas semua hal yang perlu Anda lakukan bagi anak yang kidal, hal yang terutama harus dilakukan adalah memberikan dukungan kepadanya. Sekarang ini telah banyak benda – benda yang dibuat khusus untuk orang yang kidal, jadi dengan benda – benda tersebut akan memudahkan anak untuk melakukan berbagai aktivitasnya sehari – hari.

Artikel lainnya
  • anak tersedak penyebab bahaya dan cara mengatasinya
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur
  • tanda tanda anak kurang gizi

Mungkin benda – benda khusus tersebut masih sulit ditemukan di negara kita, karena itu juga sangat penting untuk membiasakan anak menggunakan kedua tangannya agar hidupnya lebih mudah. Selain itu, usahakanlah untuk tidak selalu mengkhawatirkan kondisi anak. Kidal bukanlah suatu situasi yang buruk, namun anak akan dapat mengatasinya dengan dukungan dan kasih sayang orang tua.

Autis pada Anak – Ciri, Gejala dan Cara Mengobatinya

Autis pada Anak – Ciri, Gejala dan Cara Mengobatinya

Autisme berhubungan dengan perilaku saraf yang kompleks mencakup gangguan interaksi sosial, perkembangan bahasa mental, dan juga kemampuan berkomunikasi yang ditunjukkan melalui tingkah laku yang kaku dan berulang – ulang. Autisme tidak hanya berupa satu bidang saja, saat ini kajian tentang autisme disebut Autism Spectrum Disorder (ASD) karena bidangnya sangat luas, mencakup banyak gejala yang berhubungan dengan gangguan terhadap kemampuan seseorang.

Pada umumnya anak autis akan bisa dideteksi gejalanya pada usia awal sebelum mencapai tiga tahun. Beberapa anak telah memperlihatkan tandanya sejak lahir. Lainnya tampak berkembang dengan normal pada awalnya, namun tiba – tiba menunjukkan gejala pada usia 18 – 36 bulan. Anak dengan autisme memiliki kesulitan berkomunikasi, termasuk kesulitan untuk mengerti bagaimana cara orang lain berpikir dan bagaimana perasaan orang lain. Mereka sangat sulit mengekspresikan diri dengan kata – kata, gestur, ekspresi wajah atau sentuhan.

Autism Spectrum Disorder (ASD)

Beberapa sindrom lain yang juga merupakan bentuk autisme yang berbeda – beda yang termasuk kedalam spektrum ASD adalah:

1. Sindrom Asperger

Jenis spektrum autisme ini terlihat normal dan biasa seperti anak lain pada umumnya, dan sering disebutkan sebagai Hing Functioning Autism alias penderita autisme yang dapat berfungsi tinggi dalam kehidupan sehari – harinya. Anak yang memiliki sindrom Asperger juga memiliki inteligensi baik, berbeda dengan anak autis lainnya yang kebanyakan memiliki IQ rendah walaupun tidak mengalami retardasi mental. Anak – anak dengan asperger juga tidak memiliki masalah dengan perkembangan bahasanya.

Akan tetapi, anak – anak dengan sindrom asperger juga memiliki masalah dengan interaksi sosial, dan hal ini terlihat dari kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial, juga memiliki keterbatasan aktifitas dan perilaku. Selain itu, ada juga kesulitan dalam berkomunikasi non verbal, kontak mata yang tidak terlihat secara normal, sering menampakkan ekspresi wajah yang datar, dan jarang dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya. Juga ada kecenderungan untuk membicarakan satu topik yang sangat menarik minatnya berulang – ulang.

2. Pervasive Developmental Disorder, not otherwise specified (PDD NOS)

Ini adalah istilah yang merujuk pada Atypical Autism, yaitu ketika seorang anak tidak menunjukkan gejala spektrum autisme yang spesifik seperti asperger, autis, rett syndrom, atau CDD. PDD Nos adalah diagnosa yang diberikan kepada seorang anak yang tidak memenuhi kriteria diagnostik keempat hal tersebut. Intensitas gangguan yang dialami anak – anak berbeda, ada yang hanya mengalami gangguan sosial saja, dan ada yang hanya mengalami gangguan belajar saja. Istilah ini diberikan jika anak menunjukkan beberapa gejala autistik namun tidak mengalami keseluruhan gejala untuk bisa didiagnosa sebagai golongan spektrum autistik lainnya.

3. Sindrom Autis

Istilah ini telah dikenal sejak lama, dan merupakan jenis gangguan yang lebih menyeluruh daripada sindrom Asperger ataupun PDD NOS. Dalam tipe ini, berbagai gangguan dan hambatan yang ada pada Asperger juga PDD NOS akan terlihat namun dalam tingkat yang lebih intensif.

4. Childhood Disintegrative Disorder (CDD)

Gangguan ini dikenal dengan istilah Infantile Autisme, adalah yang paling langka dan berat di antara spektrum autisme lainnya. Pada istilah ini menggambarkan anak yang tumbuh secara normal, lalu dengan cepat mulai kehilangan kemampuan mental, sosial dan bahasa, biasanya terjadi antara usia dua sampai empat tahun, selain itu anak – anak ini juga mulai menunjukkan kelainan seperti kejang.

Dulu para ahli masih menambahkan satu lagi istilah ke dalam spektrum autis yaitu Sindrom Rett , karena banyaknya ciri – ciri atau gejala yang menunjukkan kesamaan dengan autisme. Hanya saja, sindrom Rett berbeda dalam hal bahwa selain kehilangan kemampuan untuk melakukan berbagai kemampuan yang telah dimiliki, hal itu dibarengi pula dengan kehilangan kemampuan untuk menggunakan tangan, perkembangan yang menjadi melambat dan juga ada kecenderungan degeneratif sehingga pada akhirnya diketahui bahwa penyebab sindrom Rett sebagian besarnya adalah masalah genetis. Sindrom ini banyak terjadi pada anak perempuan daripada anak laki – laki.

Gejala Anak Autis

Penting bagi orang tua untuk dapat mengenal apa saja ciri atau gejala yang dapat menunjukkan tanda – tanda autis pada anak. Gejala dan ciri datri autisme bisa terlihat dari beberapa hal yang lebih rinci, seperti berikut ini:

1. Gejala yang menyangkut interaksi dan komunikasi dalam bersosialisasi:

Tampak ada gangguan pada interaksi sosial dan kemampuan berkomunikasi yang meliputi kepekaan anak terhadap lingkungan sosial dan juga masalah dalam penggunaan bahasa verbal dan non verbal.

  • Anak mengalami perkemnbangan bicara yang lamban atau tidak  bisa bicara sama sekali.
  • Tidak peka terhadap perasaan orang lain dan tidak pernah mengungkapkan emosi.
  • Mempunyai kemampuan pendengaran normal, namun tidak merespon saat namanya dipanggil.
  • Tidak mau dipeluk atau bermanja – manja dengan orang tua atau keluarga dekat lainnya.
  • Menghindari kontak mata, minim kontak mata atau tidak mau melakukan kontak mata sama sekali.
  • Jarang menggunakan bahasa tubuh untuk mengungkapkan maksudnya.
  • Jarang berekspresi saat berkomunikasi.
  • Kalau berbicara, menggunakan nada yang datar seperti robot.
  • Hanya mau bicara saat meminta sesuatu, tidak mau bicara atau meneruskan obrolan.
  • Sering mengulang kata – kata atau frasa favoritnya walaupun tidak mengerti makna dari perkataan tersebut secara tepat.
  • Anak tidak memahami interaksi sosial yang umum, misalnya cara menyapa seseorang.
  • Terlihat cenderung tidak memahami petunjuk sederhana atau instruksi sederhana.

2. Gejala dari Pola Perilaku

Kategori ini berupa hal yang meliputi keterbatasan pola pikir, perilaku, minat yang juga berupa pengulangan.

  • Anak terlihat memiliki kelainan dalam pola gerakan, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit.
  • Anak tidak menyukai perubahan, ia lebih suka melakukan rutinitas yang telah dikenalnya.
  • Tidak bisa diam.
  • Anak sering melakukan gerakan repetitif atau berulang, misalnya mengayunkan tubuh ke depan dan ke belakang berulang – ulang.
  • Cara bermainnya kurang imajinatif, misalnya ketika menyusun balok hanya berdasarkan ukuran dan warna, tidak berdasarkan pada mencoba berbagai bentuk yang berbeda.
  • Pemilih terhadap makanan, misalkan ia hanya mau makan berdasarkan tekstur atau warna makanan yang disukainya.
  • Sering terpaku pada kegiatan tertentu dengan fokus yang terlalu intens dan berlebihan.
  • Sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan, tetapi kurang responsif terhadap rasa sakit.

Pada anak dengan autisme, umumnya juga terkena pengaruh atau menunjukkan gejala sindrom lain, seperti gangguan hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), sindrom Tourette (mengalami kedutan berulang di area tubuh tertentu), gangguan obsesif kompulsif (OCD), depresi, mengalami gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan belajar, gangguan sensorik, dan gangguan bipolar.

Ciri Umum Anak Autis

Selain gejala diatas, ada beberapa ciri umum yang biasanya terlihat pada seorang anak dengan autisme. Ciri umum yang biasa terlihat pada anak dengan autisme tersebut adalah:

  1. Ada gangguan dalam kemampuan sosial – Anak dengan autisme akan berinteraksi secara berbeda dengan orang lain secara sosial. Bila gejalanya ringan, ciri – ciri yang tampak biasanya berupa kecanggungan ketika berhadapan dengan orang lain, sering mengeluarkan komentar yang menyinggung, tampak tidak nyaman dan terasing saat bersama orang lain. Tidak tertarik pada permainan bersama, berbagi dan bermain secara bergantian, dan tidak melakukan kontak mata.
  2. Sulit Berempati – Memahami perasaan orang lain adalah hal yang sulit bagi anak autis sehingga sulit juga untuk merasakan empati terhadap orang lain, termasuk mengenali bahasa tubuh atau intonasi suara. Anak lebih banyak membicarakan dirinya sendiri dan melakukan komunikasi satu arah. Kelak, kemampuan untuk berempati ini dapat dilatih sehingga anak bisa belajar untuk mengembangkan hal tersebut terhadap orang lain.
  3. Tidak Menyukai Kontak Fisik – Ketika anak lain senang disentuh dan dipeluk sebagai ungkapan kasih sayang, anak dengan autisme tidak. Mereka justru cenderung menghindari bentuk apapun yang berupa kontak fisik. Akan tetapi gejala ini tidak berlaku pada semua anak dengan autisme, karena masih ada sebagian anak yang senang melakkan kontak fisik dengan orang yang dekat dengannya.
  4. Sensitif – Anak dengan autisme tidak menyukai suara keras, beberapa aroma tertentu, dan cahaya terang. Juga perubahan suhu yang mendadak, karena mereka merasa terganggu. Bagi anak dengan autisme, semua hal itu menandakan perubahan yang mendadak yang tidak mereka sukai. Pada beberapa anak, mereka lebih menyukai jika diberi tahu terlebih dulu mengenai apa yang akan terjadi karena bisa mempersiapkan diri.
  5. Gangguan Bicara – Ciri autisme berikutnya juga bisa terlihat pada kemampuan bicara anak. Sekitar 40% dari anak yang mengalami autisme tidak dapat berbicara sama sekali atau hanya dapat menyebutkan beberapa kata saja. Lainnya bisa mengucapkan beberapa patah kata pada usia dua belas sampai delapan belas bulan, namun setelah itu mengalami stagnasi dalam kemampuan bicaranya. Sisanya baru bisa berbicara saat usianya sudah agak besar, dan semuanya berbicara dengan intonasi yang datar dan formal, juga menunjukkan echolalia yaitu suka mengulang kata atau frasa tertentu.
  6. Tindakan Berulang – Kepastian adalah sesuatu hal yang disukai anak autis sehingga mereka sangat menikmati untuk melakukan hal yang sama terus menerus. Perubahan pada rutinitas sehari – hari akan sangat mengganggu bagi anak autis.Ttindakan berulang yang mereka sukai bisa bervariasi. Hal ini disebut dengan stimulating activities atau stimming, dan biasanya menjadi obsesi bagi sang anak.
  7. Ketidak seimbangan perkembangan anak – Pada anak  – anak biasanya proses perkembangan berjalan dengan seimbang antara satu aspek dengan aspek lainnya. Namun pada anak autis biasanya ia akan menunjukkan perkembangan yang pesat di satu sisi dan hambatan perkembangan di sisi lain. Misal, perkembangan bicara terhambat sementara perkembangan motorik sangat pesat.

Penyebab Autisme

Sayangnya pada saat ini penyebab autisme masih belum dapat diketahui secara pasti, namun ada dugaan mengenai beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu gangguan ini pada anak, yaitu:

  • Jenis Kelamin – Diketahui bahwa pada anak laki – laki, resiko autisme meningkat sebanyak empat kali lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.
  • Faktor Keturunan – Jika sebelumnya pernah memiliki anak dengan autisme atau kerabat yang mengidap autisme, ada resiko anak akan memiliki gangguan autisme yang sama. Resiko tersebut sebesar 1-20 kali lebih besar.
  • Resiko Kehamilan – Jika pada kehamilan janin terpapar sesuatu seperti obat – obatan, minuman alkohol, terutama jika ibu menderita epilepsi dan mengonsumsi obat, anak bisa terlahir dengan autisme. Jenis obat yang dapat meningkatkan resiko autisme adalah valproic acid, yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan mood dan bipolar disorder, dan juga thalidomide yang biasa digunakan untuk mengatasi mual dan muntah selama kehamilan.
  • Gangguan lainnya – Yaitu jika anak juga mengalami sindrom down, distrofi otot, neurofibromatosis, sindrom Tourette, Cerebral Palsy.
  • Kelahiran Prematur – Anak yang lahir prematur khususnya pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang, juga memiliki resiko mengalami autisme.
  • Usia Orangtua – Resiko anak menderita autisme semakin besar jika usia orang tua juga semakin tinggi ketika mempunyai anak. Walaupun belum diketahui hubungan pastinya, beberapa peneliti menduga hal ini ada kaitannya dengan mutasi genetika.
  • Perkembangan Otak Anak – Kelainan pada perkembangan otak anak yaitu pada area cerebral korteks dan cerebellum yang mengatur konsentrasi, pergerakan dan pengaturan mood, serta ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin di otak.

Ada sejumlah dugaan yang belum terbukti kebenarannya mengenai beberapa penyebab autisme pada anak, seperti diet atau asupan makanan dan minuman, keracunan merkuri, perubahan saluran pencernaan, vitamin dan mineral yang tidak mampu dikelola tubuh dengan benar, dan akibat vaksinasi.

Mendiagnosa Autisme

Untuk mendiagnosa autisme, biasanya dilihat dari gejala yang ditunjukkan oleh anak dan melibatkan banyak ahli seperti psikiater anak, psikolog anak, ahli saraf anak, dokter spesialis anak, dan ahli terapi wicara. Mereka akan melakukan beberapa observasi secara mendalam kepada anak, yang bisa berlangsung dalam beberapa tahap. Karena otak manusia mempunyai susunan yang sangat rumit, sangat sulit memastikan penyebabnya dengan tepat. Tidak ada langkah pemeriksaan yang spesifik untuk mendiagnosa autisme secara akurat, namun ada beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin dianjurkan:

  • Pemeriksaan fisik – Yang diperiksa dalam tahap ini bukan hanya fisik anak, melainkan juga anggota keluarga dengan meneliti riwayat kesehatan serta ciri fisik lainnya untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit lain.
  • Perkembangan kemampuan –  Para ahli biasanya akan memantau perkembangan kemampuan anak dengan mengikuti sejumlah kegiatan agar aktivitas dan kemampuannya dapat diamati serta diperiksa secara seksama. Yang akan diperiksa biasanya meliputi kemampuan bicara, perilaku, pola pikir dan interaksi anak dengan orang lain.

Walaupun demikian, pemeriksaan ini belum tentu mampu menjamin hasil yang akurat dan pasti. Jika para ahli tidak dapat menemukan diagnosa yang tepat, ada kemungkinan anak akan dianjurkan untuk kembali diperiksa saat gejalanya makin terlihat atau jika sudah lebih besar.

Terapi Autis

Tidak ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan autisme, karena kelainan ini tergolong tidak dapat disembuhkan. Namun yang bisa dilakukan untuk anak dengan autisme adalah terapi untuk memperbaiki perilaku yang dirancang untuk memperbaiki gejala spesifik dan meningkatkan perkembangan anak secara signifikan. Tujuannya agar anak – anak dengan autisme kelak bisa menjalani kehidupan sehari – hari dengan mandiri. Terapi yang biasa dilakukan adalah:

  • Terapi perilaku dan komunikasi, diperlukan agar penderita autisme dapat berkomunikasi dengan lebih mudah. Salah satu terapi perilaku yang sering dilakukan adalah Cognitive Behavioral Therapy atau terapi perilaku kognitif.
  • Terapi keluarga, hal ini diperlukan agar orang tua atau keluarga dekat lainnya bisa mengetahui cara berkomunikasi yang tepat dengan penyandang autis. Terapi keluarga juga dapat menjadi jalan untuk masalah lain, misalnya menjadi cara mengatasi anak yang suka mencuri, cara mengatasi anak yang suka berbohong, dan cara efektif mengatasi trauma pada anak.
  • Terapi psikologi, terapi ini dilakukan apabila anak dengan autisme juga menunjukkan gejala penyakit kejiwaan seperti depresi, gangguan kecemasan dan lainnya.
  • Obat – obatan, yang walaupun tidak bisa menyembuhkan gejala autisme namun perlu diberikan dalam beberapa situasi tertentu seperti antidepresan untuk gangguan kecemasan, SSRI atau penghambat pelepasan selektif serotonin untuk depresi, melatonin untuk gangguan tidur, anti psikotik untuk perilaku yang agresif dan membahayakan, obat untuk gangguan pencernaan, terapi untuk menghilangkan logam berat dari dalam tubuh.

Pantangan Makanan Bagi Anak dengan Autisme

Walaupun masih ada pro dan kontra mengenai pantangan untuk anak autis, namun dalam beberapa kasus ada menunjukkan perbaikan bagi anak yang menjalani diet tertentu. Anak dengan autisme disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung gluten dan kasein, keduanya adalah jenis makanan yang berbahaya untuk anak dengan autisme. Gluten yaitu protein dari gandum, dan kasein adalah protein dari susu. Dengan menjalani diet bebas gluten dan kasein serta memberikan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan pada anak dan juga mengurangi gejala yang timbul.

Jika Anda termasuk orang tua yang sedang cemas karena menemukan perkembangan yang tidak biasa mengenai si kecil, sebaiknya tidak terburu – buru untuk menarik kesimpulan sendiri atau memberi label pada anak sesuai pengetahuan Anda saja. Yang terbaik memang  segera usahakan untuk berkonsultasi dengan ahlinya. Namun sebelum itu, lakukan riset lebih dulu mengenai kondisi anak dan terapis atau ahli mana yang mempunyai rekomendasi baik dan yang bisa membuat orang tua serta anak merasa nyaman pada sesi konsultasi kelak.

7 Gejala Kolik Pada Anak dan Cara Pencegahannya

7 Gejala Kolik Pada Anak dan Cara Pencegahannya

Tangis bayi menjadi hal yang lazim terdengar ketika suatu keluarga baru menyambut kehadiran seorang anak. Ketika Anda menjadi orang tua baru, mengasuh seorang bayi yang terus menerus rewel dan gelisah adalah suatu tantangan, bahkan hal yang tidak jarang menimbulkan stres karena bertanya – tanya bagaimana cara menenangkan si kecil. Seperti lazimnya bayi baru lahir, kebanyakan anak akan mengungkapkan perasaannya melalui tangisan.

Hal itu tentunya disebabkan karena si kecil masih belum dapat mengungkapkan perasaannya dalam bentuk kata – kata. Maka memang ada sebagian bayi yang akan banyak mengekspresikan dirinya melalui tangisan. Namun begitu, tidak semua tangis bayi bisa dianggap normal. Orang tua harus mulai waspada apabila si bayi selalu menangis tanpa henti selama berjam – jam dan sangat sulit untuk ditenangkan, karena bisa jadi hal itu menunjukkan bahwa ada sesuatu hal yang salah. Banyak hal yang bisa membuat bayi atau anak gelisah, salah satunya bisa jadi ia sedang mengalami kolik.

Apa Itu Kolik?

Sampai sekarang, apa yang menyebabkan kolik sebenarnya masih menjadi sebuah misteri. Kolik sering tidak dianggap sebagai suatu gangguan kesehatan, karena itu sering tidak terdiagnosis. Bagi beberapa bayi, sekitar 15-25% dari mereka akan menangis lebih banyak daripada bayi lainnya. Bayi – bayi ini biasanya tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit, lapar, mengompol, buang air besar, kepanasan atau kedinginan. Beberapa ahli menyebut kondisi seperti ini sebagai kolik, yang membuat kolik lebih kepada suatu observasi perilaku, bukan sebagai diagnosa suatu penyakit.

Faktanya, tangisan sudah menjadi bagian dari pengasuhan seorang bayi. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok mengenai apa yang membedakan kolik dengan tangisan biasa, namun pada sebagian besar kasus, tanda anak yang kolik dapat dengan mudah dilihat sehingga Anda akan tahu apakah si kecil hanya sedang protes atau memang sedang mengalami kolik. Pada anak yang kolik, ia akan sulit ditenangkan, tangisannya lama kelamaan semakin keras bahkan berubah menjadi jeritan, dan berlangsung selama beberapa jam, berhari – hari,dan beberapa minggu.

Kapan Anak Menderita Kolik

Karena hal diatas tersebut, maka definisi tentang kolik seringkali subjektif. Namun para dokter anak telah menentukan setidaknya tiga hal mendasar untuk menandai apakah seorang anak mengalami kolik atau tidak, yaitu :

  • Rutinitas menangis dimulai sejak anak berusia setidaknya tiga minggu, biasanya pada sore hari, walaupun sebenarnya tangisan bisa dimulai kapan saja.
  • Menangis selama tiga jam lebih dalam sehari non stop.
  • Menangis selama lebih dari tiga hari seminggu, lebih dari tiga minggu berturut – turut.
  • Kondisi ini akan memuncak selama 6-8 minggu, dan mereda dalam 3-4 bulan usia anak.

Penyebab Kolik Pada Anak

Apa sebenarnya penyebab kolik pada seorang anak, mengapa sebagian anak mengalaminya dan anak lain tidak, atau mengapa sebagian anak lebih rentan terhadap kolik daripada yang lain masih belum dapat ditentukan dengan pasti. Sebagian ahli menyatakan bahwa kolik adalah salah satu tahap yang harus dilalui sebagian anak dalam perkembangannya. Banyak ahli mengatakan penyebab kolik adalah gangguan pencernaan, alergi, intoleransi laktosa, dan lainnya.  Pada bayi yang kolik banyak ditemukan gas di dalam perutnya, namun juga dapat dikatakan bahwa gas tersebut terjadi akibat bayi menelan udara selama menangis berjam – jam. Beberapa teori menyatakan penyebab kolik yaitu:

1. Indera yang terstimulasi berlebihan

Bayi baru lahir mempunyai semacam mekanisme untuk mengacuhkan suara dan lingkungan sekitar mereka agar bisa tidur dan makan tanpa terganggu. Akan tetapi ketika usia anak hampir mendekati bulan pertamanya, kemampuan ini menghilang. Menyebabkan anak lebih sensitif terhadap stimulasi dari sekelilingnya. Dengan semua stimulasi yang dialami, beberapa anak akan menjadi kewalahan dan melampiaskan stressnya dengan tangisan di penghujung hari. Kolik berhenti apabila anak telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menyaring stimulasi dari sekitarnya.

2. Pencernaan yang belum sempurna

Mencerna makanan adalah suatu tugas besar untuk sistem pencernaan bayi yang  baru berkembang. Makanan bisa saja lewat terlalu cepat dan tidak tercerna sepenuhnya, sehingga menghasilkan sakit perut karena gas di dalam saluran pencernaan.

3. Asam lambung yang naik

Para peneliti telah menemukan bahwa penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) pada anak – anak bayi terkadang bisa menjadi pemicu kolik. GERD merupakan hasil dari organ yang belum berkembang sepenuhnya yaitu otot yang menahan asam lambung dari membalik ke arah kerongkongan dan mulut, yang dapat mengiritasi esofagus. Gejalanya termasuk sering meludah, sulit makan, dan anak sangat terganggu, lekas marah sebelum dan sesudah makan. Kabar baiknya, sebagian besar anak telah melewati GERD pada usia sebelum satu tahun.

4. Alergi Makanan atau Sensitifitas

Beberapa ahli juga menyatakan bahwa kolik terjadi sebagai hasil dari alergi terhadap protein susu atau intoleransi laktosa pada anak yang mengkonsumsi susu formula. Adapun yang lebih jarang, kolik merupakan kondisi reaksi dari makanan yang dimakan ibu yang menyusui bayi. Yang manapun, semuanya dapat menyebabkan sakit perut yang berujung pada kolik, Anda perlu mengenali berbagai jenis makanan yang berbahaya untuk anak.

5. Paparan Asap Rokok

Beberapa penelitian menyatakan bahwa ibu yang merokok selama atau setelah kehamilan lebih mungkin memiliki bayi yang kolik, perokok pasif juga dapat menjadi penyebabnya. Walaupun demikian, belum jelas mengapa asap rokok dapat menyebabkan kolik pada bayi.

6. Ketidakseimbangan Kimia Otak

Ada pula teori yang menyatakan bahwa kolik terjadi sebagai hasil dari ketidakseimbangan  dari senyawa kimia di otak, yaitu serotonin dan melatonin. Bayi yang mengalami kolik mungkin saja memiliki kadar serotonin lebih yang membuat otot – otot usus berkontraksi. Hal ini akan memuncak pada sore hari, karena pada saat itulah kadar serotonin sedang meninggi. Ketidak seimbangan ini akan mereda ketika tubuh bayi mulai dapat memproduksi melatonin, yang dapat menenangkan otot – otot pencernaan. Ketika berada di dalam kandungan, anak mendapatkan melatonin yang cukup dari ibu namun tingkat melatonin menurun setelah kelahiran sampai bayi mulai mamproduksinya sendiri saat usia 3 atau 4 bulan, waktu yang sama dimana serangan kolik mulai mereda.

Gejala Kolik Pada Anak

Pada umumnya anak yang sedang mengalami kolik akan menunjukkan berbagai gejala seperti berikut:

  • Ada demam yang dialami anak
  • Anak muntah dan terlihat kesakitan
  • Bayi yang menjerit dan menangis tanpa sebab
  • Bayi atau anak menangis berlebihan setiap selesai minum susu, waktu bangun tidur, dan di malam hari.
  • Wajah kemerahan, kaki diangkat dan dientak – entakkan saat menangis.
  • Anak yang sudah bisa bicara akan mengatakan bahwa perutnya sakit.
  • Adanya peningkatan aktivitas usus, perut anak kembung atau sering meludah.

Tanda yang Harus Diwaspadai

Kolik bisa saja membuat kondisi anak menurun dan memerlukan pertolongan medis segera. Anda dapat membawa anak ke dokter apabila:

  • Tubuh anak terkulai saat diangkat.
  • Suara tangisannya lama kelamaan menjadi tinggi.
  • Muntah dengan cairan berwarna hijau.
  • Buang air kecil dalam volume yang jauh lebih sedikit dari biasanya.
  • Demam mencapai 38 derajat pada anak berusia di bawah tiga bulan, atau 39  derajat pada anak yang berusia diatas tiga bulan.
  • Ada darah dalam feses nya.
  • Kurang mengonsumsi cairan
  • Terjadi kejang
  • Beberapa bagian kulit anak terlihat pucat atau membiru warnanya.
  • Ubun – ubun anak tampak menonjol.
  • Anak mengalami kesulitan pernapasan.

Menenangkan Anak yang Kolik

Anda mungkin akan merasa sangat lelah dan kewalahan untuk menghentikan tangisan anak ketika ia mengalami kolik. Walaupun sikap tenang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, beberapa tips berikut ini dapat membantu Anda untuk menangani anak yang sedang kolik. Cara yang digunakan untuk menenangkan anak yang sedang mengalami kolik biasanya berbeda – beda untuk setiap anak, karena penyebabnya pun sulit untuk diketahui dengan pasti. Namun Anda bisa melakukan beberapa hal ini secara umum untuk menenangkan anak ketika ia kolik :

  1. Memijat perutnya dengan lembut, tanpa tekanan. Ini bisa juga menjadi cara mengatasi sakit perut pada anak.
  2. Gendong anak ketika menangis, menggunakan gendongan kain atau bahan yang lembut dan selimuti.
  3. Cobalah untuk memandikan atau menyeka anak di dalam air hangat.
  4. Jangan memindah – mindahkan si kecil ke satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan karena akan membuatnya semakin kencang menangis.
  5. Tempatkan anak di ruangan yang sejuk, redup dan sunyi.
  6. Membawa anak berjalan – jalan dalam gendongan, dalam kursi goyang atau dengan mobil yang memiliki goyangan lembut untuk membuatnya tenang .
  7. Bersenandung atau membujuknya dengan suara – suara lembut.
  8. Jangan mengguncang bayi walaupun ia tidak bisa berhenti menangis sama sekali, karena itu sangat berbahaya. Efeknya bisa sama dengan bahaya benturan pada kepala bayi dan anak.
  9. Ketika bayi menangis, segeralah menanggapi dengan datang ke sisinya. Tangisan bukan hanya berupa protes bayi, namun mereka juga menangis untuk mengendalikan situasi yang mereka inginkan, yaitu memanggil ibu untuk datang ke sisinya.
  10. Bantu anak santai dengan menciptakan lingkungan yang tenang.
  11. Ajak anak keluar rumah untuk menghirup udara segar jika memungkinkan.
  12. Lakukan juga cara mengatasi demam jika anak mengalaminya.

Seperti telah disebutkan diatas, penanganan pada anak yang kolik bisa berbeda – beda. Beberapa anak ada yang bisa tenang jika mendengar suara mesin seperti mesin cuci dan mesin penyedot debu sambil tertidur, ada yang tenang ketika diayun – ayun, dan juga ada yang bisa tenang ketika digendong saja. Untuk mengetahui cara apa yang paling disukai anak, tentu orang tua harus mencoba berbagai stimulasi yang berbeda sehingga anak bisa tenang.

Mencegah Kolik Pada Anak

Anda bisa mencoba untuk mencegah anak mengalami kolik dengan beberapa cara berikut, yaitu:

  • Mengganti dot pada botol susu dengan yang ukuran lubangnya lebih sesuai. Ukuran lubang dot yang terlalu besar atau terlalu kecil beresiko membuat anak menghirup banyak udara ketika meminum susu.
  • Mengganti botol susu yang mempunyai teknologi anti kolik sebagai pencegahan. Saat ini sudah banyak botol yang mempunyai teknologib terkini, atau Anda juga bisa menggunakan cup feeder untuk memberi susu kepada anak.
  • Manfaat ASI eksklusif untuk bayi memang sangat besar sebagai makanan terbaik untuk bayi, namun terkadang apa yang ibu konsumsi pun dapa memberi pengaruh kepada bayi. Cobalah untuk menghindari konsumsi produk susu sapi untuk sementara jika Anda masih menyusui, juga makanan pedas dan kafein sebagai cara mudah mengatasi alergi pada anak.
  • Selalu usahakan agar bayi bersendawa setelah minum susu atau ASI. Tempatkan ia dalam posisi tegak lurus di bahu Anda, sangga kepalanya lalu tepuk – tepuk lembut punggung atas bayi untuk memancingnya bersendawa, dan juga cara mencegah cegukan pada bayi.

Pengobatan Kolik

Ada obat – obatan yang dapat di berikan untuk meringankan kolik pada bayi atau anak. Salah satunya adalah simetikon. Obat ini diberikan dengan cara diteteskan pada susu aatu ASI yang diberikan dalam botol. Manfaat cairan ini adalah membantu untuk melepaskan gelembung udara atau gas yang ada di dalam pencernaan bayi, yang membuat perutnya terasa tidak nyaman. Penggunaan obat ini harus mendapat pengawasan dan rekomendasi dokter ahli.

Efek Dari Kolik Bagi Anak dan Orang Tuanya

Walaupun kolik tidak melukai pada umumnya, namun kolik tetap dapat mendatangkan akibat yang cukup signifikan. Pertama, kolik memberikan tekanan berat bagi para orang tua baru, yang seringkali masih berkutat dengan membiasakan diri terhadap situasi barunya, dan juga merasakan akibat dari kelelahan karena mengasuh anak yang terus menangis berjam – jam, berhari – hari dan berminggu – minggu.

Akibat yang bisa terjadi biasanya ibu akan menyerah untuk memberikan ASI karena terlalu lelah, atau mengalami produksi ASI tersendat karena kelelahan tersebut, bahkan bisa kering sama sekali, memberi obat berlebihan kepada anak dengan harapan agar ia bisa segera tenang, sindrom bayi terguncang karena terlalu keras diayun, dan lebih lagi adalah stres pasca melahirkan atau post partum depression yang akan sangat membahayakan bagi ibu dan bayi.

Saran Untuk Para Orang Tua

Untuk menghindari bahaya stres dan kelelahan yang akan berakibat tidak baik bagi anak dan orang tuanya terutama ibu, ada beberapa langkah yang bisa ibu lakukan yaitu:

  1. Mencari Bantuan – Temukan waktu untuk Anda sendiri beberapa menit atau bahkan beberapa jam dalam sehari. Pertimbangkanlah pasangan Anda, ibu, saudara atau kerabat lain yang sekiranya bisa mengambil alih urusan mengasuh anak selama Anda beristirahat atau melakukan hal lainnya. Jangan lupa untuk menginformasikan kepada mereka apa yang biasanya terjadi agar mereka juga bisa siap menghadapi polah anak. Anda juga bisa bergabung dengan grup tertentu seputar pengasuhan anak. Mendapatkan dukungan akan membantu menjaga kejernihan pikiran Anda dan juga memberikan sedikit jarak dari kehebohan sehari – hari.
  2. Pastikan: Kolik Atau Penyakit? – Kolik sebenarnya normal dan tidak perlu menjadi sesuatu yang perlu dikhawatirkan, walaupun Anda merasa sangat lelah karena kerewelan anak yang seakan tidak bisa berhenti. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa anak rewel karena merasakan sesuatu yang lain. Karena itulah, jika merasakan sesuatu yang tidak biasa, Anda perlu segera membawa anak ke dokter. Kewaspadaan orang tua sangat penting untuk mendukung berbagai diagnosa mengenai anak, seperti mengenali gejala diabetes pada anak, gejala hipertensi pada anak, dan hal-hal lainnya yang patut menjadi perhatian orang tua.

Fakta dan Mitos Mengenai Kolik

Banyak pendapat yang simpang siur tentang bagaimana mengasuh bayi dan juga beragam tips – tips yang terkadang sulit dibuktikan kebenarannya. Untuk membedakan antara mitos dan fakta mengenai kolik, simaklah beberapa uraian berikut ini:

  • Mitos 1 –  Anak yang mengalami kolik akan tumbuh menjadi anak yang tidak bahagia. Faktanya, kolik bukanlah gambaran tentang kepribadian seorang anak. Sekali anak telah bebas dari kolik, Anda akan melihat bahwa ia memiliki dan mengembangkan kepribadian yang berbeda dan beragam.
  • Mitos 2 – Kegelisahan Anda sebagai orang tua baru membuat bayi menangis. Faktanya, bayi tidak bisa merasakan kegelisahan orang tuanya secara insting, namun mereka merasakan ketegangan Anda dan bahasa tubuh Anda ketika menyentuhnya sehingga merasa tidak nyaman.
  • Mitos 3 – Kolik terjadi karena stimulasi yang berlebihan. Faktanya, anak yang menangis karena kolik biasanya disebabkan karena merindukan suasana, stimulasi atau suara – suara yang mereka dengar saat masih berada di dalam kandungan.
  • Mitos 4 – Obat – obatan bisa meringankan kolik. Faktanya, ada beberapa orang tua yang merasa bahwa sejenis antihistamin dapat menghentikan tangis bayi dan membantunya tidur, namun pada beberapa bayi hal itu justru memicu tangisan yang bertambah buruk. Walaupun dokter memberi resep obat, namun terkadang, dokter memberi resep obat karena desakan orang tua atau karena melihat kondisi orang tua.

Yang harus disadari para orang tua terutama ibu baru adalah, bahwa semua ini bukanlah kesalahan orang tua yang menyebabkan anak kolik, bukan juga ketidak mampuan untuk mengurus si kecil. Menyadari bahwa semua ini merupakan bagian dari masa pengasuhan bayi Anda dapat menghindarkan diri dari stres, termasuk stres paska melahirkan yang biasa dialami para ibu. Anda harus tetap memperhatikan dan merawat diri sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh demi si kecil.

Anak Tersedak – Penyebab, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Anak Tersedak – Penyebab, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Tersedak merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja dan lumrah terjadi pada anak-anak. Bahkan orang dewasa pun seringkali mengalaminya. Tersedak terjadi karena trakea pada anak tersumbat oleh makanan, benda kecil, muntah, minuman dan lain sebagainya. Tersedak merupakan mekanisme awal saat anak menelan, yang dalam waktu bersamaan melakukan aktivitas tertentu seperti berbicara, berjalan atau bahkan memasukkan makanan berlebihan ke dalam mulut.

Menurut Muttaqin (2008) mekanisme menelan dimulai dengan persiapan makanan untuk bisa ditelan, yaitu dikunyah (saraf trigeminus) dan makanan dipindah–pindahkan (oleh lidah yang dipersyarafi saraf hipoglosus) untuk dapat dipecahkan dan digiling oleh gigi geligi kedua sisi. Kemudian makanan didorong ke orofaring. Pemindahan ini dilakukan oleh otot–otot lidah, arkus faringeus, dan dibantu oleh otot stilofaringeus (saraf faringeus). Adanya tekanan diruang mulut meningkatkan kontraksi otot–otot pipi (saraf fasialis). Agar tekanan meninggi ini mampu mendorong makanan ke orofaring, palatum mole menutup hubungan antara nasofaring dan orofaring (saraf vagus). Agar makanan yang dipindahkan dari mulut ke orofaring tidak tiba di laring, pintu laring ditutup oleh epiglotis (saraf vagus).

Menurut Sherwood (2011), makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama adalah laring atau voice box, yang dilintangi oleh pita suara. Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis tertutup. Lalu, mengapa bisa tersedak? Karena pada saat kita akan menelan, namun kita juga ingin berbicara hal tersebut mengakibatkan epiglotis secara otomatis dan mendadak terbuka sehingga menyebabkan bolus masuk ke laring, dan laring berusaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut sehingga mengalami hal yang dinamakan dengan “tersedak”. Disamping itu, saat menelan sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa dihentikan meskipun berlangsung secara volunter, sebab berlangsung sekitar 1 detik.

Pada umumnya tersedak lebih sering terjadi pada bayi dengan usia 6 bulan ke bawah, hal ini terjadi karena bayi belum memiliki reflek menelan ASI dengan baik. Dan ketika bayi berusia diatas 6 bulan, maka bayi lebih mampu mengatasi atau memiliki reflek yang sudah bagus. Bayi sudah mampu mengatur keluar masuknya udara ataupun makanan dan minuman, hal ini terjadi karena rongga napasnya sudah lebih lebar dibandingkan saat usianya dibawah 6 bulan dan oleh sebab itu mereka akan lebih jarang tersedak pada usia tersebut. Tersedak pada bayi bisa batuk-batuk karena berusaha mengatur keluar masuknya udara, dan hal ini menimbulkan mual dan reflek dengan memuntahkan isi perutnya.

Penyebab Anak Tersedak

Walaupun tersedak terjadi secara tidak sengaja, namun tetap ada faktor yang menyebabkannya. Di bawah ini beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya tersedak pada anak, diantaranya :

  1. Makan sambil Berbicara – Ada baiknya orangtua mengajarkan anak ketika makan sebaiknya tidak berbicara atau mengobrol, apalagi saat mulut sedang penuh dengan makanan. Tersedak makanan dapat terjadi karena makanan dan udara yang masuk saling bertabrakan. Oleh sebab itu anak akan mudah tersedak dan makanan tidak bisa masuk ke jalan yang benar. Hal ini berbahaya bagi anak, karena anak bisa kekurangan oksigen.
  2. Makan sambil Berjalan – Dalam aturan keluarga manapun, tentunya makan sambil berjalan bukanlah hal yang baik. Setiap orang tua pasti akan mengajarkan anaknya untuk makan dengan duduk dan tenang. Karena makan sambil berjalan juga akan menimbulkan bahaya tersedak pada anak. Anak bisa saja tersedak dengan tiba-tiba sehingga anak  panik dan mengakibatkan anak kekurangan oksigen. Jika hal itu terjadi, orang tua dapat mengatasinya dengan cara memberikan anak sedikit minuman untuk mendorong masuknya makanan ke jalan masuk yang benar.
  3. Terburu-buru – Makan dengan tergesa-gesa atau mengunyah terlalu banyak makanan di dalam mulut juga menjadi salah satu faktor penyebab tersedak. Ajarkan anak untuk makan dan mengunyah dengan perlahan, tanpa harus merasa dikejar waktu.
  4. Memasukkan Benda Asing ke dalam Mulut – Anak-anak, terutama balita umumnya seringkali memasukkan mainan atau sesuatu ke dalam mulut, baik dalam ukuran besar maupun kecil. Hal ini harus menjadi perhatian orangtua, karena selain berbahaya akibat tersedak, bisa saja sesuatu barang tersebut tajam atau kotor.
  5. Makanan yang Keras dan Licin – Makanan yang belum bisa di kunyah anak dengan baik seperti permen, buah-buahan yang kecil (rambutan, leci, strawberi dan lainnya), biji-bijian, umumnya juga dapat membuat anak tersedak. Ada baiknya orang tua tidak memberikannya terlebih dahulu kepada anak. Jika pun orang tua ingin memberikan buah-buahan, potonglah buah tersebut kecil-kecil sehingga anak dapat mengunyahnya dengan aman.
  6. Potongan sayur atau daging yang Besar – Dalam beberapa kasus, anak-anak tersedak karena sayuran yang berserat. Potongan sayuran yang terlalu panjang membuat anak sulit untuk mengunyah dan menelan. Begitu juga daging yang potongannya terlalu besar dan teksturnya berserat. Contoh seperti sate. Anak-anak umumnya belum pandai untuk mengunyah dan menelan makanan tersebut. Orangtua harus memotong kecil makanan sesuai ukuran tenggorokan anak.
  7. Makan sambil bermain – Kadangkala orangtua seringkali menyuapi anak-anak makan sambil bermain. Selain tidak baik untuk kesehatan karena mainan anak belum tentu bersih, anak juga kdang bermain sambil meloncat atau berlarian. Hal ini bukan hanya membuat anak beresiko tersedak namun juga tidak baik untuk pencernaannya.

Penyebab Bayi Tersedak

Sama halnya dengan anak, bayi pun dapat tersedak. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab bayi tersedak, diantaranya adalah :

  1. Bayi tidak dibantu Sendawa – Penyebab bayi tersedak ketika selesai di susui ASi, umumnya karena orangtua tidak membantu bayinya bersendawa. Saat bayi selesai makan ataupun minum akan lebih baik jika orangtua membantunya agar bisa bersendawa. Membantu anak bersendawa perlu karena reflek yang ia miliki belum mampu berfungsi secara optimal, hal ini terjadi karena ia masih kecil dan masih belum bisa mengangkat lehernya dengan sempurna.
  2. Posisi yang Kurang Tepat saat Memberikan Bayi ASI – Ketika memberikan bayi makan, sebaiknya ibu mengatur posisi tubuh bayi untuk tegak. Jangan biarkan bayi makan dalam posisi tidur atau setengah tidur. Begitu juga ketika ibu menyusui bayinya, sebaiknya ibu mengatur posisi bayi untuk lebih tegak sekitar 30 derajat dari posisi tidurnya. Begitu juga ketika menyusui dengan berbaring, besar sekali kemungkinan anak gumoh lalu tersedak dan bahkan cairan tersebut bisa masuk ke telinga anak.
  3. Terlalu Memaksa Bayi untuk Menyusui – Mencegah dehidrasi pada anak memang penting, tapi memberikan bayi ASI berlebihan juga bukanlah hal yang baik. Hal ini dapat menyebabkan anak tersedak saat anak kekenyangan, dan akan membuat anak sulit untuk mengatur keluar masuknya udara. Jika memberikan anak ASI/susu dengan botol, gunakanlah botol khusus anti tersedak, sehingga dapat membantu bayi agar terhindar dari efek tersedak.
  4. Tersedak karena Pilek – Ada kalanya bayi memiliki kondisi tubuh yang kurang fit, sehingga bayi mengalami pilek atau flu pada waktu tertentu. Jika bayi pilek otomatis hidungnya akan tersumbat, dan ia akan bernapas dengan bantuan mulutnya. Tentu hal ini akan sangat mengganggu aktivitas bayi dalam menyusui sehingga membuat bayi tersedak dan sulit bernapas akibat cairan yang ada pada hidungnya.
  5. Kelainan pada Bayi – Kelainan bisa saja terjadi pada bayi, yang mengakibatkan bayi memiliki kesulitan dalam makan ataupun minum. Faktor kelainan juga dapat menyebabkan anak tersedak, karena reflek bayi kurang bagus ketika menelan makanan ataupun minuman. Pada bayi yang memiliki kelainan tentu akan lebih sulit dalam mengatur refleknya untuk menelan makanan atau minuman, gangguan ini dapat mempengaruhi reflek syaraf bayi.

Pertolongan Pada Anak Yang Tersedak

Walaupun anak tersedak bukanlah hal yang setiap hari terjadi, tetapi tetap saja bisa terjadi pada anak-anak. Untuk mengatisipasi hal tersebut, sebagai orangtua, kita juga harus tahu apa tindakan yang harus kita ambil untuk membantu mengurangi resiko tersedak pada anak-anak kita. Beberapa langkah penanganan anak yang tersedak adalah sebagai berikut :

  • Orang tua sebaiknya tidak panik berlebihan, baik bunda ataupun ayah harus tenang
  • Pastikan anak dalam keadaan sadar
  • Berikan anak sedikit minum (tergantung benda yang membuat anak tersedak dan jika dirasakan perlu)
  • Posisikan tubuh anak dengan tegap atau dibalik arah bawah
  • Jika orangtua melihat benda asing di mulut anak, segara minta anak memuntahkan barang tersebut atau orangtua dapat mengambilnya dari mulut anak (jika posisi barang tersebut masih bisa di ambil mengunakan jari)
  • Tepuklah punggung anak agar anak dapat memuntahkan sesuatu yang membuatnya tersedak
  • Berikan anak napas buatan

Jika bantuan tersebut tidak sukses membantu anak, maka lakukan langkah berikutnya,

  • Berikan anak oksigen atau ruangan yang terbuka / besar agar udara dapat keluar masuk dengan lancar
  • Periksa detak nadi di bagian leher anak selama 10 detik
  • Posisikan badan anak miring agar anak dapat bernapas dengan sempurna dan lancar
  • Bawalah anak ke rumah sakit terdekat, agar anak mendapatkan penanganan medis dengan tepat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kematian.

Penanganan Pada Bayi Yang Tersedak

Dalam penanganan pada bayi yang tersedak sedikit berbeda dengan penanganan pada anak-anak. Kita harus menggunakan teknik dengan menekan punggung bayi atau menepuknya dengan telapak tangan kita. Di bawah ini beberapa langkah untuk memberi pertolongan pada bayi tersedak.

  • Orang tua harus tenang
  • Pastikan bayi dalam keadaan sadar
  • Posisikan bayi dalam gendongan duduk atau menekuk ( berlutut )
  • Bukalah baju si bayi agar temperatur tubuh bayi tidak panas
  • Gendong bayi dengan posisi wajah mengarah ke bawah di atas tangan Anda. Posisi ini lebih jelasnya kaki anak di atas dan posisi kepala di bawah ( posisi menggendong terbalik )
  • Sanggah kepala anak dengan hati-hati dan pastikan Anda dapat menjangkaunya.
  • Jangan menekan leher anak, agar tidak menyumbat saluran napas bayi.
  • Tepuk bagian punggung bayi sebanyak 5 kali, dengan menggunakan pangkal tangan.
  • Setelah memberikan tepukan di punggung, sanggah leher bagian belakang bayi (balikkan badan) bayi pada posisi terlentang, dan tetap posisikan kepala bayi lebih rendah dari pada kaki bayi.
  • Lakukan penekanan dada sebanyak 5 kali, dan untuk menepuknya gunakan 2 jari bunda saja yakni jari telunjuk dan tengah.
  • Jika bayi hilang kesadaran bawalah segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti kematian

Bahaya Anak dan Bayi Tersedak

Dalam beberapa keadaan, tersedak dapat berakibat fatal. Ini diakibatkan penderita tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup sehingga dapat menyebabkan penderita kehilangan kesadaran bahkan kematian. Beberapa bahaya yang terjadi akibat tersedak, yaitu :

1. Dapat merusak otak anak

Jika anak dibiarkan tersedak selama 4 hingga 6 menit, maka anak berpotensi mengalami kerusakan pada sebagian otaknya. Otak membutuhkan oksigen setiap harinya, dan jika anak tersedak maka asupan oksigen yang dibutuhkan otak tidak dapat dipenuhi. Sehingga hal ini dapat memicu kerusakan otak pada anak, untuk menghindari hal tersebut segeralah berikan anak pertolongan pertama ketika ia tersedak.

2. Merusak fungsi otak dan kognitif anak

Jika kita tidak menanggapi anak yang tersedak selama 6 hingga 10 menit, maka dampak yang terjadi pada anak adalah kerusakan pada fungsi otak. Seperti yang sudah di jelaskan di atas, jika anak tersedak maka asupan oksigen yang dibutuhkan otak tidak dapat dipenuhi. Dan dengan tidak dipenuhinya kebutuhan oksigen selama 6 hingga 10 menit, maka akan mengakibatkan kerusakan fungsi otak dan kognitif anak.

3. Otak anak rusak secara permanen

Akibat yang lebih buruk jika anak tersedak dibiarkan terjadi dalam waktu lebih lama bahkan lebih dari 10 menit. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, bahkan kematian mendadak. Jangan biarkan otak anak mengalami kekurangan asupan oksigen, karena jika otak anak mengalami kekurangan dalam asupan oksigen hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan si kecil. Berikan pertolongan pertama pada anak sesuai dengan langkah-langkah di atas, jika orangtua merasa tidak yakin lebih baik segera membawa anak ke rumah sakit agar anak segera menerima penanganan medis.

Cara Mencegah Anak atau Bayi agar tidak Tersedak

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Dan tentu saja hal ini akan jauh lebih baik di bandingkan melakukan penanganan pada anak yang tersedak. Untuk menghidari atau mencegah anak atau bayi tersedak, berikut beberapa tipsnya.

  • Ajarkan anak untuk makan di meja makan
  • Berikan anak porsi makanan yang sesuai dengan usianya
  • Berikan anak minuman di samping piring makannya
  • Jangan ajak anak berbicara saat ia makan
  • Ajarkan untuk makan dan minum dengan dalam posisi duduk
  • Berikan anak banyak waktu untuk menghabiskan makanannya dengan santai dan tenang
  • Jauhkan mainan ketika anak sedang makan atau minum susu
  • Jika anak masih dalam usia bayi, berikan ASI sesuai dengan keinginannya
  • Jangan memaksa anak untuk minum ASI secara berlebihan
  • Jauhkan bayi dari mainan yang bisa di masukkan dalam mulutnya
  • Berikan botol yang mampu mengontrol daya hisap bayi agar tidak tersedak
  • Posisikan bayi 30 derajat saat menyusui
  • Bantulah bayi untuk bersendawa setelah makan atau menyusui
Artikel Lainnya
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur
  • tanda tanda anak kurang gizi
  • waktu tidur yang baik untuk anak

Kadang dalam beberapa hal, penyebab terjadinya sesuatu memang sepele, namun dapat berakibat fatal. Karena itu orang tua harus lebih berhati-hati dalam mengawasi anak-anaknya, terutama yang berusia balita.

14 Jenis-Jenis Imunisasi Dan Manfaatnya

14 Jenis-Jenis Imunisasi Dan Manfaatnya

Kata imunisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama para ibu yang memiliki bayi dan anak-anak. Imunisasi berarti kekebalan atau ketahanan tubuh. Untuk bayi dan anak-anak, beberapa jenis imunisasi diwajibkan, karena pada umumnya daya tahan tubuh bayi dan anak masih lemah.

( Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika ) Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini”.

Imunisasi adalah sebuah program kegiatan dalam mencegah penyakit menular yang dilakukan dengan pemberian vaksin pada manusia, sehingga mereka adapat resisten terhadap virus atau penyakit yang hendak menyerang. Imunisasi adalah program yang dapat kita lakukan semenjak bayi hingga usia anak sekolah.  Anak akan diberikan vaksinasi yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dilemahkan untuk merangsang sistem imun anak agar dapat membentuk antibodi atau daya tahan tubuh yang kuat pada tubuh mereka. Dan antibodi yang sudah terbentuk atau lebih kuat, akan bermanfaat bagi tubuh anak agar terhindar dari serangan virus ataupun bakteri yang akan datang di kemudian hari.

(Dr. Richard Moskowitz, Harvard University) “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun”.

Cara pemberian imunisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan cara disuntikan pada anak, disemprotkan ke dalam mulut anak atau hidung anak dan di teteskan ke dalam mulut anak. Beberapa vaksin biasanya diberikan hanya sekali seumur hidup ketika anak masih bayi, namun ada juga beberapa vaksinasi yang diberikan beberapa kali agar anak memiliki kekebalan tubuh yang sempurna hingga ia dewasa nanti. Dan tentu pemberian vaksinasi ini hanya bisa dilakukan tenaga medis seperti dokter atau bidan yang ahli dibidangnya.

Pada dasarnya seorang bayi yang baru lahir sudah memiliki antibodi dari ibunya, dan ini diterima bayi ketika ia masih berada di dalam kandungan. Walaupun bayi sudah menerima vaksinasi untuk kekebalan tubuh dari ibunya sebelum ia lahir, tapi kekebalan tersebut hanya akan bertahan hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa minggu saja. Dan setelah itu bayi akan rentan sekali terserang virus atau bakteri, sehingga hal tersebut membuat bayi harus mampu untuk memproduksi antibodi untuk dirinya sendiri.

Dengan memberikan imunisasi maka bayi atau anak memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat, sehingga mereka siap dan mampu untuk menghadapi gejala munculnya penyakit di masa mendatang seperti campak, polio, cacar, gondok, atau tetanus, dan lainnya sesuai dengan jenis vaksin yang pernah diberikan pada anak. Selain itu imunisasi juga dapat mencegah jenis penyakit menular.

Pada umumnya imunisasi akan menimbulkan efek samping yang ringan. Namun orangttua kerap kali merasakan khawatir ketika anaknya akan menerima vaksinasi. Hal ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, karena efek samping dari imunisasi tergolong ringan.

Efek Samping Dari Imunisasi

  • Nyeri pada bagian yang disuntik
  • Timbul bekas suntikan
  • Mual / Muntah
  • Demam
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan
  • Pusing disertai demam

Efek samping dari imunisasi yang tergolong parah seperti timbulnya reaksi alergi dan kejang mendadak, namun kasus ini sangat jarang sekali terjadi. Dibandingkan dengan efek samping yang timbul setelah pemberian imunisasi, pertimbangkanlah dengan efek manfaat yang di dapatkan anak setelah pemberian imunisasi tersebut. Bahkan semakin modernnya zaman, kini para ahli membuat inovasi baru, dengan menciptakan vaksin tanpa menimbulkan efek atau reaksi demam pada anak.

Hak anak untuk memperoleh imunisasi juga di atur negera melalui Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Di dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa, setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Penyelenggaran imunisasi tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013.

Jenis-Jenis Imunisasi Untuk Anak

Menjaga kesehatan anak tidak hanya memberikan makanan yang bergizi, namun memberikan imunisasi sesuai usianya juga penting. Dengan diaturnya program imunisasi dalam Undang-Undang kesehatan dan Konvensi Hak Anak dalam PBB, maka sudah menjadi tanggungjawab pemerintah dan orang tua untuk wajib memberikan imunisasi guna menjaga kesehatan anak-anak.

Imunisasi yang diberikan pada anak-anak sudah memiliki jadwal yang telah di evaluasi oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Penjadwalan ini di evaluasi berdasarkan adanya epidemiologis penyakit atau yang biasa disebut perubahan pada penyakit. Selain itu pembuatan jadwal imunisasi juga terbentuk karena adanya kebijakan dari kementerian kesehatan, WHO, rencana pengadaan vaksin Indonesia dan kebijakan yang dibuat secara global.

Berikut beberapa jenis imunisasi yang umumnya diberikan kepada anak-anak, yaitu :

1. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan guna membentuk ketahanan tubuh terhadap penyakit TB  (Tuberkulosis). Penyakit ini tidak mencegah infeksi TB, melainkan mengurangi resiko serangan virus tubercle bacii yang dapat hidup didalam darah atau misalnya seperti meningitis TB dan TB miller. Oleh sebab itulah imunisasi ini dilakukan agar anak memiliki kekebalan tubuh yang aktif, dengan memberikan jenis basil yang sudah dilemahkan kedalam tubuh anak. Vaksin BCG ini diberikan hanya satu kali, biasanya di kurun waktu usia anak dibawah 3 bulan.

2. Hepatitis B

Imunisasi ini termasuk imunisasi yang wajib diberikan pada anak untuk mencegah masuknya VHB, virus ini adalah virus penyebab timbulnya  penyakit Hepatitis B. Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang muncul akibat adanya sirosis atau yang bisa disebut pengerutan hati. Jika penyakit ini berkembang didalam hati, maka akan berubah menjadi lebih parah yaitu kanker hati. Dalam imunisasi ini terdapat kombinasi pada jenis vaksin seperti DPT dan HepB, berdasarkan penelitian Biofarma vaksin ini dapat merespon antibodi pada anak lebih optimal dibandingkan dengan vaksinasi yang diberikan secara terpisah. Vaksin hepatitis B diberikan 3 kali untuk anak. Rentang ke-1, setelah anak lahir, rntang ke-2, sebulan setelah vaksin pertama, rentang ke-3, antara usia anak 4-6 bulan.

3. Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan guna merangsang kekebalan tubuh anak terhadap serangan virus polio. Polio adalah virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan sesak napas pada si penderitanya. Pada pemberian imunisasi polio, vaksin polio digolongkan menjadi dua macam yaitu OPV (Oral Polio Vaccine) dan IPV (Inacivated Polio Vaccine). Pada OPV vaksin yang akan disuntikan kedalam tubuh anak adalah berupa virus yang sudah dilemahkan. Sedangkan yang satunya adalah IPV yaitu suntikan yang berisi virus polio yang sudah dimatikan. Vaksin Polio diberikan 6 kali secara bertahap saat beberapa hari setelah anak lahir, anak menginjak usia di bulan ke-2, usia anak di bulan ke-4, usia anak di bulan ke-6, usia anak 18 bulan dan terakhir ketika anak berusia 5 tahun.

4. DPT

Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan agar anak terhindar dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak 3 kali pada anak usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Metode yang dilakukan pada pemberian vaksin ini dengan cara disuntikan pada anak. Pada imunisasi ini efek samping yang akan dirasakan anak adalah demam, rasa nyeri pada bagian yang disuntik, dan anak akan rewel selama kurang lebih 2 hari.

5. Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang dilakukan guna mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh virus Morbili. Sebenarnya antibodi ini sudah diterima bayi dari ibunya, namun semakin bertambahnya usia semakin menurun pula antibodi yang ia dapatkan dari ibunya. Oleh sebab itu si kecil membutuhkan bantuan vaksinasi campak untuk menguatkan kembali antibodinya. Vaksinasi campak diberikan 2 kali, yaitu ketika anak berusia 9 bulan dan saat anak berusia 6 tahun.

6. HIB

HIB adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah penyakit HIB. Dengan memberikan imunisasi ini, akan mencegah resiko serangan virus atau bakteri lain. Imunisasi ini dilakukan ketika bayi berusia 2 bulan, 3 bulan dan 5 bulan.  Pada vaksin HIB terdapat sebuah vaksin kombinasi DPT dan HIB yang memiliki daya imunogenitas yang tinggi namun tidak akan mempengaruhi respon pada imun yang lain.

7. PCV

Bayi yang berisiko tinggi mengalami kolonisasi pneumokokus, yaitu bayi yang terindikasi dengan infeksi pada saluran napas bagian atas, merupakan perokok pasif, tidak memperoleh ASI, dan bayi yang bermukim di negara yang memiliki 4 musim (pada musim dingin). Umumnya vaksin ini hanya disarankan oleh dokter, tergantung beberapa indikasi tersebut diatas.

8. ROTAVIRUS

Imunisasi ROTAVIRUS adalah imunisasi dengan menggunakan vaksin yang dapat mencegah timbulnya penyakit rotavirus yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Pada imunisasi ini vaksin yang diberikan adalah vaksin monovalent ( Rotarix ) dan pentavalen ( Rotareq ) Beberapa penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa vaksin rotavirus terbukti sangat efektif dalam melindungi tubuh anak. Para peneliti menyimpulkan bahwa vaksin ini efektif, karena pada rumah sakit yang mendapatkan kasus tersebut terbukti dapat menekan jumlah pasien diare sebanyak 50%. Dan penurunan kasus pada pasien tersebut terjadi sekitar kurang lebih 2 tahun setelah program imunisasi tersebut dijalankan.

9. INFLUENZA

Imunisasi influenza adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah timbulnya flu pada anak. Imunisasi ini diberikan pada anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun. Imunisasi ini berguna untuk mencegah datangnya flu yang dapat ditularkan melalu udara, bersin ataupun batuk. Vaksinasi pada imunisasi ini disarankan untuk anak yang memiliki penyakit asma, ginjal dan diabet. Gejala yang akan dirasakan anak adalah demam, batuk, pilek dan bahkan terasa pegal-pegal pada tubuh anak.

10. VARISELA

Imunisasi varisela adalah imunisasi yang diberikan pada anak guna mencegah timbulnya virus varicella zostar atau yang biasa kita sebut cacar air. Virus ini memang bisa saja menyerang siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa. Pada pemberian vaksin ini, anak harus dalam keadaan sehat, tidak demam, tidak memiliki neomisin dan defisiensi imun seluler. Oleh sebab itu imunisasi menjadi cara efektif untuk mencegah timbunya virus varicella zostar atau cacar air.

11. TIFOID

Imunisasi tifoid atau yang sering disebut tifus adalah imunisasi yang diberikan pada anak guna mencegah terjadinya tifus pada anak. Imunisasi ini disarankan untuk anak usia 2 tahun, dan diberikan 3 tahun sekali pada anak. Penyakit ini terjadi karena adanya bakteri salmonella typhi yang sering ditemukan di air ataupun tempat tinggal yang kurang terjaga kebersihannya.

12. HEPATITIS  A

Imunisasi hepatitis A adalah imunisasi yang dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Imunisasi yang akan diberikan kepada anak berupa vaksinasi yang dapat mencegah timbulnya virus peradangan pada hati anak. Pemberian vaksinasi ini dilakukan dua kali, dan jarak antara suntikan pertama dan kedua berjarak antara 6 bulan hingga 12 bulan / 1 tahun.

13. HPV

Imunisasi HPV adalah imunisasi yang dapat diberikan pada anak usia remaja. Usia ini berguna untuk mencegah kanker serviks pada wanita sejak dini. Imunisasi ini dapat diberikan pada anak usia 12 tahun, dan sesuai dengan  ketentuan dokter. Pada imunisasi ini anak harus diberikan vaksin sebanyak 3 dosis, dosis kedua diberikan 2 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.

14. MMR

Adalah imunisasi yang dilakukan untuk otak. Imunisasi ini sebenarnya tidak banyak disarankan oleh dokter, karena terjadi banyak kasus timbul gejala autisme setelah anak mendapatkan imunisasi ini. Akan lebih baik jika bunda mengeonsultasikan pada dokter dan mencari efek samping dari imunisasi ini melalui banyak sumber.

Beberapa jenis penyakit yang terjadi pada anak memang tidak terlalu berbahaya, namun mengantisipasi tentu lebih baik daripada mengobati. Beberapa manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi pada anak, adalah :

  • Mencegah anak dari serangan penyakit, dewasa ini banyak sekali bermunculan jenis-jenis penyakit yang begitu mengkhawatirkan. Seperti flu burung, flu singapura, sapi gila, dan lainnya. Walaupun bisa diobati, namun ada penderita yang mengalami catat dalam anggota tubuhnya. Atau bisa juga dengan terlampau seringnya mengkonsumsi obat atau antibiotik membuat beberapa organ tubuh penderita menurun fungsi kerjanya. Denagn memberikan imunisasi, orangtua telah membentengi tubuh anak setidaknya mencegah atau mengurangi resiko yang lebih besar.
  • Memperkecil resiko penyakit menular, dengan musim yang tak jelas seperti sekarang, anak-anak tentu lebih rentan terhadap perubahan cuaca dan penyebaran penyakit. pemberian imunisasi kepada anak, setidaknya membuat anak dapat melakukan berbagai aktivitasnya di luar rumah dengan tenang tanpa kekhawatiran orangtua akan lingkungan yang kotor, kuman/virus yang berterbangan dan sebagainya.
  • Menghemat anggaran keluarga dan pemerintah, pemberian imunisasi diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi lebih baik, lebih sehat, lebih kuat. Dengan imunisasi juga diharapkan penyebaran berbagai jenis penyakit menular dan berbahaya menjadi lebih kecil sehingga biaya atau anggaran untuk berobat pun menjadi lebih hemat. Jika anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa sehat, tentunya masa depan bangsa pun lebih baik.

Program atau jadwal imunisasi untuk anak, biasanya sudah tersedia dalam buku panduan ketika anak lahir. Dan petugas rumah sakit (suster, dokter) memberikan catatan baik waktu untuk melakukan imunisasi maupun catatan jika imunisasi tersebut sudah dilakukan.

Artikel Lainnya
  • cara mengatasi anak kidal
  • anak tersedak
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur

Beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika memberikan vaksinasi kepada anak, waktu pemberian vaksinasi, kondisi kesehatan anak dan imunisasi yang wajib/harus diberikan. Tidak semua jenis imunisasi diwajibkan pemberiannya. Ada beberapa jenis imunisasi sifatnya dianjurkan (boleh dilakukan imunisasi atau boleh diabaikan). Untuk hal-hal tersebut, sebaiknya orangtua berkonsultasi terlebih dahulu kepada pihak medis atau dokter, karena bisa saja yang tadinya bersifat anjuran karena perubahan kondisi dan penyebaran penyakit yang lebih serius menjadi bersifat wajib. Selain itu agar hasil yang didapat anak bisa maksimal.

Cacar Air pada Anak – Gejala dan Cara mengatasinya

Cacar Air pada Anak – Gejala dan Cara mengatasinya

Sebagai orang tua, tentunya kita ingin agar anak selalu sehat dan ceria. Untuk itu, sejak lahir para orang tua sudah membekali anak dengan berbagai macam tindakan yang berguna untuk membuat anak selalu sehat dan memiliki kekebalan tubuh yang baik. Seperti mengusahakan untuk memberi ASI selama enam bulan agar mendapatkan manfaat ASI eksklusif untuk bayi, memberi makanan terbaik untuk bayi dan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak sebagai cara meningkatkan kekebalan tubuh anak,  dan memberikan beberapa jenis jenis imunisasi dan manfaatnya sehingga diharapkan dapat memberikan kekebalan pada tubuh anak akan serangan penyakit tertentu.

ads

Sayangnya, walau bagaimanapun kita tidak dapat sepenuhnya mencegah anak agar tidak terkena penyakit. Jenis – jenis penyakit yang dapat menyerang anak – anak masih ada banyak sekali, diantaranya adalah bronkitis akut dan kronis pada bayi dan anak, gejala diabetes pada anak, gejala hipertensi pada anak, flu, campak dan penyakit cacar. Pada penyakit cacar, virus menyerang kulit dan menyebabkan timbulnya bintil – bintil yang berwarna merah dan melepuh. Umumnya penyakit cacar ini diderita anak yang berusia dibawah sepuluh tahun. Anak kecil masih rentan terkena cacar air karena kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna.

Proses Penularan

Cacar air umumnya disebabkan oleh virus Varicella Zoster yang termasuk ke dalam kelompok virus herpes. Ini merupakan penyakit yang sangat menular dan penularannya sangat cepat. Bisa melalui kontak langsung dengan penderita, melalui barang – barang yang digunakan penderita seperti handuk, seprai, dan selimut dari pecahan vesikel atau bintil, atau lewat percikan air liur saat bersin atau batuk. Virus masuk ke saluran pernapasan atas dan memperbanyak diri, kemudian menyebar ke peredaran darah dan akan menimbulkan gejala klinis.

Bahkan, seseorang dapat dikatakan sudah terkena virus cacar air jika telah melakukan kontak atau berada di ruangan yang sama dengan penderita cacar air. Saat – saat yang harus dihindari untuk berdekatan dengan penderita adalah satu atau dua hari sebelum timbulnya ruam dan sekitar seminggu setelah ruam muncul atau sebelum ruam mengering. Namun, apabila seseorang telah terkena infeksi pertama dari virus ini maka tubuhnya akan membentuk semacam kekebalan, sehingga sangat jarang ada seseorang yang terkena penyakit cacar hingga melebihi satu kali seumur hidupnya.

Gejala Cacar Air

Gejala utama berupa ruam akan timbul pada kulit, tampak merah – merah dan akan berubah menjadi berupa bintil yang melepuh. Bintil yang berisi cairan terasa sangat gata akan mengering dalam kurun waktu tujuh sampai empat belas hari. Biasanya bintil terdapat di wajah, telinga, kepala, dada, perut, lengan, dan kaki, bahkan di dalam mulut atau di sekitar alat kelamin anak. Gejala lainnya adalah:

  • Demam
  • Merasa mual
  • Tidak ada nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Mengalami kelelahan
  • Otot terasa nyeri atau sakit.

Setelah mengalami semua gejala tersebut dan juga terjadi pembesaran kelenjar getah bening, lalu dalam waktu dua puluh empat sampai tiga puluh enam jam kemudian muncul bintik – bintik merah yang mendatar atau makula, biasanya dimulai dari badan meyebar ke wajah, lengan dan kaki. Bintik tersebut kemudian menonjol atau yang biasa disebut dengan papula, berisi cairan atau vesikel yang terasa gatal. Selama tiga atau empat hari, bintik ini akan muncul secara bertahap hingga dapat ditemui dalam semua bentuk tahapan mulai dari bintik biasa, bintik berisi cairan, dan bintik yang mengering.

Pengobatan Cacar Air

Tujuan dari pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit cacar air adalah untuk mengurangi tingkat keparahan gejala yang dialami. Beberapa hal yang dapat dilakukan ketika anak terkena cacar air adalah:

  • Pemberian obat seperti paracetamol atau obat antihistamin biasanya juga bukan untuk mengobati cacar air, melainkan untuk menghilangkan demam dan rasa tidak nyaman yang diderita anak.
  • Khusus untuk bayi baru lahir, dapat diberikan suntikan immunoglobulin untuk mencegah cacarnya menjadi semakin parah.
  • Anda bisa mengoleskan losion kalamin ke tubuh anak untuk mengurangi gatal – gatal di tubuhnya.
  • Jangan berikan anak yang sedang menderita cacar obat aspirin karena bisa menyebabkan anak menderita sindrom Reye, yaitu suatu penyakit yang dapat mengakibatkan kerusakan yang serius kepada organ hati dan otak.
  • Ada juga pemberian obat virus Acyclovir yang tujuannya bukan untuk menyembuhkan cacar air namun untuk meringankan saja gejala yang dirasakan oleh penderita. Anti virus ini harus diberikan dalam jangka waktu 48 jam setelah pertama kali muncul ruam.
  • Banyak memberi anak cairan seperti ASI, susu atau air  minum untuk menghindari kemungkinan dehidrasi.
  • Jangan menggaruk bintil yang ada karena dapat menimbulkan luka dan infeksi, sebab virus berdiam di dalam bintil – bintil atau gelembung tersebut. Anda dapat membungkus tangan anak dengan sarung tangan saat ia tidur untuk mencegah garukan. Jaga kebersihan kuku anak dan juga agar kukunya tetap pendek.
  • Pilihkan pakaian yang nyaman untuk dipakai seperti pakaian yang menyerap keringat, berbahan katun dan longgar. Ketika mencuci seprai atau pakaiannya, pastikan untuk menggunakan larutan antiseptik.
  • Mandikan anak seperti biasa jika memungkinkan. Jika tidak, anak cukup diseka menggunakan air hangat yang sudah dibubuhi cairan antiseptik.
  • Waspadai apabila anak mengalami bintil yang terinfeksi, demam yang meninggi, bengkak, bernanah, sakit kepala dan juga gatal yang tidak kunjung hilang.
  • Usahakan agar anak cukup beristirahat untuk pemulihan tubuhnya dan jangan dulu membiarkan anak bermain di luar rumah.
  • Beri anak makanan yang bergizi untuk memperkuat ketahanan tubuhnya terhadap penyakit cacar tersebut, misalnya makanan yang mengandung vitamin K.
  • Hindari pemakaian bedak tabur untuk mengurangi gatal yang dapat memperluas penyebaran cairan berisi virus.
ads

Komplikasi Penyakit Cacar Air

Cacar air termasuk penyakit ringan yang jarang berkembang menjadi suatu kasus yang lebih serius, walaupun kelihatannya semua bintil yang melepuh itu merupakan penyakit yang berat. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada beberapa resiko akan efek samping dan komplikasi berkaitan dengan penyakit cacar air yaitu:

  1. Infeksi Bakteri – Infeksi akibat bakteri adalah komplikasi yang paling umum terjadi pada area kulit, terutama disebabkan oleh bakteri Strepcococcus Pyogenes dan Staphylococcus Aureus. Keduanya termasuk tipe bakteri yang kebal terhadap pengobatan dengan methicillin. Infeksi terjadi akibat garukan pada bintil – bintil sehingga kulit terluka dan bakteri menjadi mudah masuk ke luka tersebut. Bahayanya, infeksi ini dapat menjadi kasus yang berat dan menyebar ke seluruh tubuh.
  2. Komplikasi Saraf – Komplikasi yang melibatkan sistem saraf pusat yang terjadi dalam bentuk radang di seluruh otak dengan gejala kejang – kejang, rasa kaku di area tengkuk, dan penurunan kesadaran. Selain itu juga bisa berupa gangguan berjalan dan bicara.
  3. Radang Paru – Komplikasi yang paling serius adalah terjadinya radang paru akibat cacar air tersebut, atau juga disebut varicella pneumonia. Muncul kurang lebih tiga sampai lima hari setelah cacar air gejala awal timbul. Sesak napas, napas yang cepat, batuk, demam, batuk darah, nyeri dada, dan tubuh membiru karena kekurangan oksigen. Lebih umum terjadi pada orang dewasa, wanita hamil, dan perokok.
  4. Komplikasi Lainnya – Walaupun sangat jarang, penyakit cacar air juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi lainnya seperti peradangan jantung, peradangan ginjal, peradangan hati, peradangan kornea mata, peradangan pada telinga, peradangan pembuluh darah arteri, dan kelainan darah.

Cara Pencegahan

Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk mencegah atau meminimalisasi kemungkinan penularan cacar air kepada anak atau juga kemungkinan anak yang terkena cacar menularkannya kepada orang lain:

  • Bila salah satu anggota keluarga atau anak terkena cacar air, buatlah suatu tempat isolasi untuk mereka agar terpisah untuk sementara dari anggota keluarga lainnya yang belum pernah terkena penyakit cacar air.
  • Usahakan untuk tinggal di dalam rumah selama masa inkubasi penyakit, yaitu mulai dari timbulnya gejala, terbentuknya lesi atau bintil sampai mengering.
  • Memberi anak vaksin cacar air. Apabila anak tetap terkena cacar setelah divaksin, setidaknya vaksin tersebut dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit. Anak dapat diberikan vaksin jika telah berusia diatas satu tahun.
  • Jangan memecah bintil atau lesi yang timbul saat menderita cacar air, karena disitulah tempat virus berdiam. Jika dipecah, virus dapat berpindah ke tempat lain menyebabkan bintil semakin banyak atau dapat menulari orang lain.

Pantangan Makanan

Penderita cacar harus menjaga asupan makanannya untuk sementara agar kondisi ruam atau lesi tidak bertambah parah, karena ternyata jenis makanan tertentu dapat membuat kondisi tersebut memburuk. Sebabnya, karena kondisi daya tahan tubuh yang sedang menurun membuat tubuh rentan terhadap alergi yang dapat memperburuk gatal karena lesi atau gelembung cacar tersebut. Apa saja makanan yang harus dihindari, simaklah beberapa macam makanan tersebut berikut ini:

  • Makanan berminyak atau gorengan yang bisa menambah kadar minyak di wajah.
  • Produk susu seperti keju, susu sapi cair, dan lainnya.
  • Makanan yang amis seperti ikan, makanan laut, telur dan lainnya.
  • Buah – buahan asam seperti jeruk dan sejenisnya.
  • Makanan asin
  • Makanan pedas
  • Junk food atau fast food

Pada intinya, untuk mempercepat pemulihan penyakit cacar dan membuat gelembung – gelembung cacar cepat mengering diperlukan kondisi tubuh yang memiliki daya tahan kuat, serta kondisi kulit yang bagus agar bekas luka akibat lesi juga cepat menghilang. Rata – rata jenis makanan diatas dapat membuat kulit menjadi iritasi dan menyulitkan penyembuhan bekas cacar. Karena itulah, sebaiknya menghindari makanan – makanan yang seperti diatas dan mengonsumsi makanan sehat untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit cacar.

Obat Tradisional Untuk Cacar

Bahan – bahan berikut ini akan sangat berguna untuk membantu penyembuhan penyakit cacar. Apa saja bahan alami yang bagus untuk mengobati cacar? Kita bisa menyimak ulasannya berikut:

1. Jagung

Parutan jagung bisa mengecilkan gelembung cacar dan mengurangi gatal yang sangat mengganggu. Caranya dengan membalurkan parutan jagung ke kulit yang mengalami cacar tersebut.

2. Kunyit

Sama dengan jagung, kunyit juga berfungsi untuk mengurangi gatal dan gelembung cacar. Kunyit dapat diminum ataupun dioleskan ke kulit.

3. Kacang hijau

Anda dapat merendam kacang hijau hingga melunak, setelah itu tumbuklah sampai halus dan balurkan hati – hati kepada kulit yang terkena cacar.

4. Mengkudu

Buah ini memiliki ciri khas dengan baunya yang menyengat serta rasanya yang pahit. Jarang orang yang menyukai buah ini, namun khasiatnya untuk kesehatan sangat besar. Terutama untuk membantu mengatasi penyakit seperti cacar air. Cara membuatnya yaitu dengan membersihkan dan memotong buah mengkudu secukupnya. Lalu hancurkan dengan blender untuk dibuat jus. Dapat dikonsumsi setiap hari untuk menyembuhkan cacar air.

5. Temulawak

Menggunakan temulawak untuk mempercepat penyembuhan penyakit cacar air dapat dilakukan dengan mencampurkannya bersama kencur. Siapkan 15 gr kencur dan 15 gr temulawak, lalu rebus dalam air sebanyak 600ml, biarkan mendidih dan tersisa setengahnya. Campuran ini bisa diminum dua atau tiga kali sehari. Temulawak juga bisa dibuat sebagai penambah nafsu makan bagi anak yang sulit makan.

6. Daun Jarak

Cara menggunakan daun jarak untuk cacar air adalah, ambil daun jarak sebanyak 5 hingga 7 lembar lalu rebus kurang lebih selama sepuluh hingga lima belas menit. Kemudian campurkan dengan air dan gunakan untuk mandi dua kali sehari hingga sembuh.

7. Cendana 

Bekas hitam dari lesi cacar dapat diatasi menggunakan cendana. Cara menggunakan cendana yaitu dengan menghancurkan beberapa potong sampai halus lalu dicampurkan dengan sedikit air. Perhatikan warna campuran, jika berwarna coklat setelah diaduk, maka ramuan tersebut bisa digunakan untuk dioleskan ke bekas luka.

8. Bengkoang

Salah satu khasiat bengkoang adalah untuk memulihkan bekas luka cacar yang ada di wajah. Cara menggunakannya adalah dengan menghaluskan bengkoang dan gunakan menjadi masker di wajah untuk memudarkan bekas – bekas cacar yang menghitam.

9. Kulit Pisang

Khasiat kulit pisang diantaranya adalah untuk menghilangkan kulit mati. Anda dapat menggosokkan kulit pisang pada bekas cacar air yang menghitam, lakukan dua kali sehari selama sepuluh menit.

10. Madu

Manfaat antiseptik dari madu berfungsi mencegah bekas luka menjadi terinfeksi. Anda bisa mengoleskan madu pada bekas cacar air anak.

11. Daun Pegagan

Proses peremajaan kulit dari dalam bisa dibantu dengan menggunakan manfaat dari daun pegagan. Daun ini dapat dibuat menjadi jus dan ditambahkan madu sehingga ada rasa enak yang membuat anak tidak enggan mengonsumsinya.

12. Air Kelapa Muda

Penderita cacar air umumnya merasa panas dan gerah, hal itu bisa dikurangi dengan konsumsi air kelapa. Selain diminum, air kelapa juga dapat digunakan sebagai obat luar untuk mempercepat pengeringan bintil cacar.

13. Lidah Buaya

Tumbuhan yang sangat mudah didapat ini banyak sekali manfaatnya untuk kulit. Salah satunya adalah untuk menghilangkan noda hitam di kulit, baik itu bekas jerawat atau termasuk juga untuk bekas cacar. Lidah buaya atau aloe vera juga dapat menghaluskan bekas luka yang ada di kulit. Caranya cukup dengan mengoleskan gel lidah buaya, biarkan mengering kemudian dibersihkan, lakukan secara teratur.

14. Lemon

Buah asam yang satu ini memiliki khasiat memutihkan yang alami, karena itu sangat cocok digunakan untuk menghilangkan bekas luka akibat cacar. Hana dibutuhkan sedikit olesan lemon pada kulit yang bernoda, namun usahakan agar jangan sampai terkena sinar matahari pada saat sedang menggunakan lemon di kulit. Cara menggunakannya juga sama, oleskan sedikit air lemon tersebut pada bekas luka, biarkan mengering lalu bilas.

Menghilangkan Bekas Cacar Air Secara Medis

Selain menggunakan bahan alami, kecanggihan teknologi masa sekarang tidak harus berangkat sendiri, bekas cacar air pada anak pun bisa dihilangkan dengan menggunakan prosedur medis. Jadi Anda tidak perlu khawatir apabila kulit si kecil yang tadinya mulus tidak bisa kembali seperti semula. Cara medis yang dapat dilakukan untuk menghilangkan bekas cacar yaitu:

  • Mikrodermabrasi – Jenis perawatan ini akan membantu proses regenerasi sel kulit yang telah rusak, begitu juga dengan kulit yang pernah terkena cacar. Dokter akan menghapus lapisan kulit yang rusak sehingga jaringan di bawahnya tidak terganggu. Perawatan ini banyak dilakukan untuk modern.
  • Laser – Penggunaan sinar laser berguna untuk memecah pigmen hitam pada kulit yang terdapat bekas cacar sehingga pertumbuhan kolagen dalam lapisan kulit dibawahnya dapat dirangsang untuk membantu penghilangan bekas luka yang didapat dari penyakit cacar.
  • Eksisi – Teknik ini adalah ideal untuk bekas cacar yang membandel, yang sulit diatasi dengan cara lainnya. Jaringan parut akan diihapus oleh ahlinya atau dokter dengan cara dibedah. Memang akan meninggalkan bekas, akan tetapi teknik ini dapat membuat bekas cacar menjadi jauh lebih kecil.
Artikel Lainnya
  • anemia pada anak
  • cara jitu mengatasi cadel pada anak
  • cara mengajarkan anak tentang uang
  • cara mengatasi sakit perut pada anak
  • bayi tidur tengkurap
  • cara mengenali karakter anak
  • anak kidal
  • anak tersedak
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah

Jika ingin mencobanya pada anak-anak, sebaiknya tidak menggunakan perawatan tercanggih lebih dulu. Hal ini karena kulit anak masih bisa beregenerasi dengan cepat sekali. Bahan alami akan jauh lebih baik bagi anak karena tidak terlalu beresiko, namun sebelum menggunakannya Anda tetap harus mengujinya lebih dulu untuk keamanan. Gunakan bahan-bahan alami itu hanya setelah bekas cacar tidak lagi terisi virus, melainkan sudah kering dan tinggal bekasnya saja. Juga jangan sampai menggunakan terlalu banyak agar tidak menimbulkan reaksi alergi.

Cara Menghilangkan Kutu Rambut pada Anak dengan Cepat dan Alami

Cara Menghilangkan Kutu Rambut pada Anak dengan Cepat dan Alami

Mengetahui anak menyimpan kutu di kepalanya pasti membuat hampir semua ibu panik. Kutu rambut sangat mudah menular kepada orang lain, umumnya dari kontak antara kepala anak yang berkutu dengan kepala anak yang lainnya. Tidak hanya itu saja, penggunaan barang yang sama juga bisa menularkan kutu rambut, misalnya handuk, sisir, topi, helm, pakaian, dan banyak lagi yang berhubungan dengan kepala. Selain itu kutu juga menyebabkan rasa gatal karena gigitannya pada kulit kepala, terlebih lagi pada orang yang memiliki alergi.

Jika tidak dibasmi segera, kutu dapat berkembang menjadi suatu epidemi yang berlangsung seperti lingkaran yang tidak berujung, karena penularan akan terus menerus terjadi selama pembersihannya tidak berlangsung maksimal dan tuntas. Terutama, pada sekolah dimana anak – anak berusia antara 3-12 tahun berkumpul. Kutu memang tidak berbahaya secara signifikan, tetapi akibat yang ditimbulkannya sangat tidak nyaman. Kulit kepala anak dapat mengalami iritasi dan luka karena sering digaruk.

Tanda – tanda kutu rambut

Anda perlu mengetahui gejalanya ketika anak mengalami kutu rambut. Ketika anak mengalami rambut berkutu, yang paling terlihat adalah gerakan menggaruk, karena kutu menyebabkan gatal di kulit kepala, jadi anak mungkin akan mengalami lecet dan goresan di kulit kepala. Untuk melihat kutu dan telurnya, terkadang diperlukan kaca pembesar karena ukurannya yang kecil, namun biasanya Anda akan melihat kutu tersebut menempel di helaian rambut anak dekat dengan kulit kepala dan tidak bisa dihilangkan hanya dengan mengibaskan rambut saja. Sedangkan kutu biasanya ditemukan di area rambut dekat leher, telinga, dan puncak kepala. Masalah yang dapat dialami seorang anak bukan hanya kutu rambut saja, melainkan juga ada gejala cacingan pada anak, gangguan pencernaan pada anak, dan cara mengatasi keracunan pada anak.

Menghilangkan Kutu Rambut Dengan Sisir Serit

Menghilangkan kutu rambut sebenarnya merupakan gabungan dari berbagai cara yang ada. Namun, cara utama yang tetap harus dilakukan adalah menggunakan sisir serit untuk menghilangkan kutu dan telur yang masih tertinggal di rambut.  Pada dasarnya, cara menghilangkan kutu rambut pada anak bisa dilakukan secara manual yaitu dengan menyisir menggunakan sisir serit dan mengambil kutu rambut satu persatu. Menghilangkan kutu akan lebih efektif jika sebelum atau setelah menggunakan ramuan apapun dilanjutkan dengan cara ini. Cara menggunakan sisir serit untuk menghilangkan kutu yaitu:

  • Anda bisa membasahi rambut atau keramas terlebih dulu.
  • Siapkan baskom yang berisi air hangat dan sabun pencuci piring atau air yang dicampur dengan cuka putih.
  • Siapkan juga sisir serit yang telah dibersihkan dengan air panas.
  • Beri handuk di pundak anak untuk menampung telur atau kutu yang berjatuhan.
  • Siapkan tempat yang terang dan alasi lantai dengan koran untuk menampung telur serta kutu yang tercecer.
  • Bagi rambut menjadi beberapa bagian dan mulai menyisir perlahan.
  • Sisirlah mulai dari akar rambut hingga ke ujung, uraikan jika ada yang kusut.
  • Amati sisir serit, jika terlihat ada kutu atau telur yang menyangkut, bersihkan menggunakan tisu lalu dengan mencelupkan ke dalam baskom.
  • Keringkan sisir serit dengan tisu sampai bersih dari kutu dan telurnya, lalu mulailah menyisir kembali.
  • Lakukan terus sampai seluruh rambut bersih dari kutu dan telurnya.
  • Keramas lagi setelah rambut bersih.
  • Keringkan rambut menggunakan hair dryer, suhu panas dapat mematikan telur kutu yang masih tertinggal.

Selain masalah kutu rambut, ada beberapa masalah kesehatan lain yang perlu diketahui oleh orang tua yang kerap terjadi pada seorang anak yaitu cara mengatasi biang keringat pada anak, cara mengatasi diare pada anak, dan penyebab perut kembung pada bayi.

Menghilangkan Kutu dengan Produk Khusus

Menghilangkan kutu di rambut anak menjadi satu hal yang harus dilakukan dengan cepat agar tidak menyebar kemana – mana dan menulari orang lain sehingga menciptakan lingkaran penularan yang tidak berkesudahan. Ada beberapa produk mengandung bahan kimia yang biasa digunakan untuk menghilangkan kutu pada rambut dengan cepat, yaitu:

1. Sampo Phyretrum

Phyretrum adalah bahan aktif alami yang terkandung dalam sampo anti kutu, yang berasal dari bunga krisan. Kandungan phyretrins dalam bunga krisan menyerang sistem syaraf pada kutu hidup. Cara menggunakannya yaitu:

  • Oleskan produk pada rambut kering dan tunggu sepuluh menit.
  • Tambahkan air setelahnya sampai berbusa dan bilas sampai bersih.
  • Sisir rambut dengan sisir serit.
  • Pemakaian kedua direkomendasikan pada waktu seminggu sampai sepuluh hari kemudian untuk menghilangkan sisa kutu yang masih ada.

2. Lotion Permethrin 1%

Permethrin merupakan versi sintetis dari Pirethrin. Cara kerjanya tidak jauh berbeda, yaitu menyerang kutu yang hidup. Cara menggunakannya yaitu:

  • Pakai lotion ini pada rambut yang lembab secara merata.
  • Biarkan selama sepuluh menit, bilas dan sisir dengan sisir serit.
  • Ulangi apabila kutu ada yang masih hidup  tujuh hari setelah perawatan.

3. Lotion Spinosad

Lotion yang dibuat dengan resep dokter ini mengandung spinosad, yaitu insektisida natural yang dibuat dari bakteri yang ditemukan di tanah. Pada tahun 2011 produk ini telah disetujui di Amerika untuk pasien berusia empat tahun keatas. Cara menggunakannya yaitu:

  • Lapisi kulit kepala dengan lotion ini dan sampai ke ujung rambut.
  • Biarkan selama sepuluh menit, bilas dan gunakan sisir serit.
  • Efek sampingnya adalah iritasi pada mata dan kulit, jadi penggunaannya harus sangat berhati – hati.

4. Lotion Ivermectin

Disetujui pada tahun 2012 di Amerika, lotion Ivermectin 0,5 % juga ditemukan dari bakteri yang hidup di tanah. Cara kerjanya melumpuhkan kutu beserta telurnya dan bisa digunakan pada anak berusia enam bulan keatas. Cara menggunakannya sama dengan lotion yang lain.

5. Lotion Benzyl Alkohol 5%

Obat ini dipasarkan di Amerika pada tahun 2009, bisa digunakan untuk anak berusia enam bulan keatas. Cara kerjanya dengan membuat kutu dewasa kehabisan napas sehingga mati lemas, namun lotion ini tidak dapat membunuh telur kutu. Cara menggunakannya yaitu:

  • Siramkan ramuan ke rambut dan kulit kepala yang kering.
  • Tunggu selama sepuluh menit, lalu bilas.
  • Anda bisa keramas setelahnya, dan melanjutkan dengan sisir serit untuk membuang telur kutu dan kutu dewasa yang sudah mati.

6. Lotion Malathion 0,5%

Ramuan ini merupakan insektisida yang diresepkan dan bisa membunuh kutu dewasa serta beberapa telurnya. Namun ramuan ini berbahaya karena mudah terbakar dan bisa menyebabkan kulit mengalami luka bakar hingga dua sampai tiga tingkat. Tidak disarankan untuk anak berusia di bawah enam tahun. Cara menggunakannya yaitu:

  • Gunakan pada rambut kering, biarkan untuk mengering di udara terbuka selama delapan sampai dua belas jam.
  • Jangan menggunakan alat pengering rambut atau terekspos kepada sumber panas.
  • Keramas dan bilas rambut, jika bisa di wastafel sebelum menggunakan sisir serit.
  • Jika masih ada kutu yang hidup selama tujuh sampai sembilan hari setelahnya, ulangi perawatan.

7. Sampo Lindane 1%

Neurotoksin ini dapat membunuh kutu dan telurnya, namun bahan yang terkandung di dalamnya dicurigai merupakan bahan pembawa kanker atau karsinogen. Penggunaan yang salah atau berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk kejang dan kematian. Bahkan walaupun digunakan secara tepat sesuai petunjuk, tetap ada resiko menyebabkan sebagian orang mengalami kejang, menurut FDA Amerika. Karena berbagai resikonya, obat ini tidak lagi direkomendasikan untuk membasmi kutu. Pemakaian obat ini hanya diperuntukkan pada orang yang tidak berhasil menghilangkan kutu dengan pengobatan apapun.

Menghilangkan Kutu dengan Bahan Alami

Mungkin Anda menjadi khawatir ketika membaca berbagai resiko yang dapat dialami dengan menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kutu rambut. Masih ada alternatif lainnya jika Anda ragu menggunakan bahan kimia. Anda bisa mencoba menggunakan bahan alami yang memang akan memberikan hasil lebih lambat, namun lebih aman. Bahan – bahan tersebut adalah:

1. Minyak Zaitun

Bahan utama yang biasanya ada di dapur ini berkhasiat sebagai ramuan yang dapat membasmi kutu secara efektif. Kutu akan tercekik dan kehabisan nafas ketika minyak ini menutupi saluran nafasnya. Namun hal ini hanya akan berhasil apabila minyak zaitun diaplikasikan ke seluruh kepala dan dilakukan semalaman dengan ditutup menggunakan shower cap, sebab kutu dapat menahan kurangnya udara selama berjam – jam. Anda tetap akan harus menyisir dengan sisir serit keesokan harinya, tetapi minyak zaitun dapat membantu melepaskan telur dari rambut sehingga mudah dibersihkan.

2. Mayones

Kandungan minyak yang banyak pada mayones dapat membuat kutu mati lemas. Cara menggunakan mayones untuk menghilangkan kutu rambut yaitu:

  • Ambil mayones secukupnya, oleskan ke kepala dan rambut secara merata.
  • Bungkus rambut dengan shower cap atau handuk selama lebih dari enam jam.
  • Bilas rambut dan keramas dengan sampo sampai bersih.
  • Keringkan dengan hair dryer pada suhu panas sedang.
  • Sisir rambut menggunakan sisir serit sampai seluruh kutu dan telurnya habis dari rambut.
  • Ulangi selama seminggu sekali sampai rambut benar – benar terbebas dari kutu.

3. Cuka Putih

Sifat asam pada cuka sangat efektif untuk membunuh kutu rambut dengan cepat berkat kandungan asam asetat di dalamnya. Selain itu, asam asetat juga dapat meluruhkan telur kutu dengan cepat. Cara menggunakan cuka untuk rambut yaitu:

  • Siapkan dua sendok makan cuka dan dua sendok makan minyak kelapa.
  • Oleskan campuran cuka dan minyak kelapa pada kulit kepala dan rambut sebelum tidur.
  • Tutup rambut dan biarkan semalaman.
  • Bilas dan cuci rambut keesokan harinya dengan sampo biasa.
  • Anda bisa melakukan cara ini pada rambut anak dua kali seminggu selama dua bulan.

4. Bawang putih

Kandungan sulfur yang tinggi di dalam bawang putih dapat mematikan kutu dengan cepat. Kekurangannya hanya terletak pada baunya yang menyengat. Cara menggunakan bawang putih untuk menghilangkan kutu rambut pada anak yaitu:

  • Siapkan lima siung bawang putih lalu hancurkan sampai halus.
  • Campur dengan satu sendok makan air putih atau secukupnya saja.
  • Saring bawang putih untuk diambil sarinya
  • Oleskan bawang pada kulit kepala, gunakan shower cap dan tutup selama dua jam.
  • Setelahnya, bilas menggunakan air hangat dan sampo
  • Anda bisa melakukan cara ini setiap hari sampai seluruh kutu di rambut anak menghilang.

5. Lemon

Sifat asam juga ada pada jeruk lemon dan bisa membunuh kutu serta telurnya yang menempel pada rambut. Cara menggunakan lemon untuk menghilangkan kutu pada rambut anak yaitu:

  • Siapkan dua buah lemon dan peras airnya.
  • Campurkan dengan air bersih secukupnya.
  • Tuangkan ke kulit kepala secara merata dan diamkan selama setengah jam.
  • Bilas rambut dengan air hangat sesudahnya
  • Lakukan cara ini sebanyak dua kali seminggu.

6. Alkohol 70%

Alkohol juga dapat membunuh kutu beserta telur – telurnya di rambut dengan efektif. Cara menggunakan alkohol untuk menghilangkan kutu di rambut anak yaitu:

  • Semprotkan alkohol ke kulit kepala secara menyeluruh sampai semua bagian kepala terasa dingin.
  • Hati – hati agar tidak masuk ke mata anak karena dapat menyebabkan iritasi mata.
  • Biarkan dulu selama lima sampai sepuluh menit.
  • Kemudian oleskan kondisioner pada kepala sampai merata.
  • Gunakan sisir serit untuk menyisir rambut
  • Keramas dengan menggunakan sampo biasa.
  • Lakukan cara ini sekali seminggu sampai semua kutu menghilang dari rambut anak.

7. Listerine

Obat kumur ini juga mengandung alkohol dalam persentase yang tinggi. Namun Anda harus sangat berhati – hati untuk menggunakannya, karena beresiko tertelan oleh anak – anak ataupun mengenai mata dan menyebabkan iritasi. Pastikan juga agar anak tidak mengalami luka terbuka di kepala yang dapat terkena listerine. Cara menggunakan listerine untuk menghilangkan kutu di rambut anak yaitu:

  • Basahi rambut anak dengan listerine sampai merata dan tutup dengan shower cap.
  • Biarkan selama setengah jam atau lebih baik lagi biarkan semalaman.
  • Bilas rambut dengan air hangat dan oleskan cuka ke kulit kepala untuk merontokkan telur kutu.
  • Sisir rambut dengan sisir serit keesokan paginya sampai bersih dari telur dan kutu.

Membersihkan peralatan yang digunakan

Sangat penting untuk membersihkan secara tuntas peralatan yang digunakan saat menyisir rambut dari kutu dan telurnya. Cara membersihkan peralatan yang efektif yaitu:

  • Bersihkan dulu sisir serit dan peralatan lain yang digunakan dari kutu dan telurnya yang masih tertinggal di sela – sela sisir.
  • Rendam semua peralatan dalam air mendidih bersuhu diatas 54 derajat celcius selama lima sampai sepuluh menit, agar pasti tidak ada kutu yang masih hidup atau telurnya di sisir tersebut.
  • Anda juga dapat mencampur dua cangkir air mendidih dengan satu cangkir amonia. Rendam sisir serit dan peralatan lainnya selama lima belas menit di dalam larutan tersebut.
  • Bersihkan semuanya dengan sikat gigi bekas di bawah air mengalir.
  • Pisahkan penyimpanannya dari orang lain.

Sebagai orang tua, Anda pasti sangat tidak ingin melihat si kecil dalam keadaan kotor atau berantakan. Misalnya, ketika ia mengompol maka ada cara mudah menghilangkan kebiasaan mengompol pada anak, atau anak menunjukkan tanda tumbuh gigi. Karena itulah, perlu melakukan cara menjaga kebersihan pada anak, terutama agar bebas dari kutu rambut.

Mencegah Kutu Datang Kembali

Sementara menghilangkan kutu di rambut anak, Anda juga dapat sambil melakukan pembersihan untuk memastikan agar kutu tidak kembali dan tidak menyebar. Langkah – langkah yang bisa dilakukan adalah:

  1. Mencuci semua sprei, sarung bantal, pakaian, sisir, helm dan handuk  serta barang lain yang digunakan anak menggunakan air panas minimal 50% celcius. Pisahkan dari pakaian anggota keluarga yang lainnya.
  2. Gunakan vacuum cleaner untuk menyedot tempat tidur, sofa, karpet dan lainnya.
  3. Telur kutu yang tertinggal dapat menetas setelah beberapa lama. Setelah rambut anak bebas kutu, ulangi lagi proses yang sama untuk rambut anak sekitar sepuluh sampai dua belas hari sesudahnya untuk mencegah kembalinya kutu.
  4. Jangan lupa menyisir rambut dengan sisir serit dua sampai tiga hari sekali selama sepuluh hari tersebut.
  5. Sebaiknya Anda dan anggota keluarga yang lain juga menjalani proses yang sama untuk membasmi kutu rambut walaupun belum merasa tertular, untuk tindakan pencegahan.
  6. Selama belum ada tanda bahwa rambut anak benar – benar terbebas dari kutu, jangan dulu gunakan benda yang sama dengan anak.
  7. Usahakan untuk menghindari bersentuhan kepala dengan orang lain.
  8. Keringkan rambut dengan hair dryer untuk mematikan sisa telur dan kutu yang tertinggal. Namun hati – hati janganlah menggunakan hair dryer setelah melakukan perawatan dengan bahan kimia atau juga ketika baru saja menggunakan bahan asam pada kulit kepala dan rambut, seperti jeruk lemon atau cuka.

Tidak hanya harus menguasai cara menghilangkan kutu dari rambut anak, para orang tua terutama ibu juga harus membekali diri dengan ilmu seperti cara mengatasi lidah putih pada bayi, cara mengatasi batuk pada anak, dan juga cara mengatasi demam yang dialami anak. Karena beberapa dari obat kutu mengandung bahan kimia berbahaya, sebaiknya Anda mencari informasi dengan lengkap terlebih dulu sebelum memutuskan menggunakannya agar tidak terkena resiko dari penggunaannya. Resiko tersebut seperti kanker, iritasi mata, keracunan, dan lain – lain. Adapun untuk kasus kutu yang sudah menahun tak kunjung teratasi, dan Anda sudah mencoba segala cara untuk menghilangkannya, sebaiknya meminta bantuan dokter agar masalahnya cepat teratasi.