bayi

7 Bahaya Susu Formula pada Bayi yang Harus Bunda Ketahui

7 Bahaya Susu Formula pada Bayi yang Harus Bunda Ketahui

Banyak ibu-ibu gaul zaman sekarang yang lebih pro memberikan susu formula kepada bayinya. Alasannya karena lebih praktis dibandingkan memberikan ASI. Padahal ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Asupan gizi si bayi juga lebih tercukupi dengan ASI dibandingkan dengan susu formula.

Walaupun lebih praktis, susu formula sebenarnya memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan bayi itu sendiri. menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini dia bahaya susu formula yang harus diketahui oleh sang bunda.
  1. Tidak Cocok untuk Bayi

Susu formula terutama yang sudah berbentuk bubuk tidak baik untuk dikonsumsi oleh bayi. Susu formula yang biasanya berasal dari susu sapi hanya diperuntukkan untuk anak sapi, bukan anak manusia. Apabila kebutuhan ASI tidak dipenuhi hingga bayi berumur enam bulan penuh, yang ada bayi lebih mudah terserang berbagai macam penyakit. Misalnya, alergi, eksim, dan gangguan pernapasan.

Baca : manfaat oatmeal untuk bayi – manfaat madu untuk anak dan balita – manfaat pentingnya sarapan untuk anak

  1. Perkembangan Bayi Terganggu

Susu formula juga berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Apabila bayi telah diberikan susu formula dua bulan setelah ia dilahirkan, dapat dipastikan ia tidak akan bertumbuh dengan sehat. Bahkan ini akan berpengaruh bagi pertumbuhan otaknya sendiri. Kondisi ini tentu sangat berbeda apabila si bayi diberikan asupan ASI selama enam bulan penuh. Dimana bayi memiliki pertumbuhan fisik dan kognitif yang jauh lebih baik. Pemberian ASI juga dapat menghindarkan anemia pada anak.

Baca : ciri-ciri anemia pada anak – anak tersedak – anak kidal – ciri-ciri anak hiperaktif – autis pada anak

  1. Susu Formula Diperuntukkan untuk Anak Sapi

Kebanyakan susu formula terbuat dari susu sapi. Oleh sebab itu, Prof. Dr. Hiromi Shinya mengatakan kalau susu formula hanya diperuntukkan untuk anak sapi, bukan untuk anak manusia. Ia mengatakan demikian karena kondisi bayi yang masih terbilang cukup lemah. Dimana bayi tersebut membutuhkan nutrisi yang cukup agar ia mampu berkembang lebih baik lagi di kemudian hari.

  1. Susu Formula Mengandung Bahan Kimia

Walaupun pada komposisi dikatakan bahwa susu formula mengandung 90% susu sapi, tetap saja susu formula mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan bayi. Tanpa adanya campuran bahan kimia, tidak mungkin susu formula dapat tahan satu hingga dua tahun kemudian. Semahal apapun susu formula tersebut, tetap saja akan ada campuran bahan pengawet agar komposisi susu masih bagus sampai jangka waktu yang ditetapkan.

  1. Memiliki Kadar Aluminium Tinggi

Susu formula memiliki kadar aluminium yang tinggi. Walaupun kadarnya masih berada di bawah kadar kalsium dan vitamin, akan tetapi, kadar aluminium ini sendiri sangatlah berbahaya bagi kesehatan bayi. Apabila susu formula mengandung kadar aluminium terlalu tinggi, maka akan berdampak bagi perkembangan saraf bayi. Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada saraf bayi dan mudah terserang penyakit demensia.

  1. Mudah Terserang Penyakit

Kualitas dan asupan gizi yang terkandung dalam ASI dan susu formula tentu saja berbeda. Padahal bayi membutuhkan asupan gizi yang tinggi untuk menunjang pertumbuhannya. Tentu salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh pada anak adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Sedangkan mengonsumsi susu formula terlalu banyak menyebabkan daya tahan tubuh bayi melemah. Hal ini akan berakibat si bayi mudah terserang penyakit.

  1. Susu Formula Mengandung Kasein

Kasein adalah zat yang sering dicampurkan dalam susu formula. Zat ini sendiri memiliki tekstur yang sedikit sulit untuk dicerna oleh pencernaan si bayi. Sehingga seringkali terjadi gangguan pencernaan pada anak, bahkan mencret setelah minum susu formula.

Itulah bahaya susu formula bagi bayi. Apapun kandungan susu formula, tidak ada yang dapat mengalahkan asupan gizi dalam ASI dan manfaat ASI eksklusif untuk bayi . Karena ASI merupakan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak. Semahal apapun susu formula yang Bunda berikan, tetap saja akan berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jika Anda ingin anak tumbuh sehat, begitu juga dengan fisiknya, lebih baik kurangi pemberian susu formula kepada bayi.

5 Gejala Campak pada Bayi dan Anak yang Harus Diwaspadai

5 Gejala Campak pada Bayi dan Anak yang Harus Diwaspadai

Salah satu penyakit yang sering menyerang bayi dan anak adalah penyakit campak. Penyakit ini menjadi salah satu bahaya bayi tidak diimunisasi. Penyakit campak disebabkan oleh infeksi virus campak (measles virus) yang sangat menular. Biasanya virus ini dapat dideteksi melalui lendir di hidung dan tenggorokan. Virus campak ini dapat menular lewat saluran pernafasan, dapat juga ketika batuk atau bersin. Campak adalah penyakit sekali seumur hidup. Setiap orang tidak akan mengalami campak lebih dari satu kali. Hal ini karena ketika seseorang sudah terkena campak maka tubuhnya akan mempunyai kekebalan terhadap campak selama seumur hidupnya

Bayi dan anak yang terkena campak akan menunjukkan gejala awal seperti demam,batuk pilek, mata merah, ruam merah, kulit kering bersisik. Gejala campak ini sebenarnya baru akan muncul setelah masa inkubasi, yaitu sekitar 7-14 hari setelah bayi dan anak terpapar virus campak. Sebelum masa inkubasi ini, bayi dan anak akan terlihat sehat walaupun sebenarnya ia sudah terpapar virus. Untuk itu para orang tua harus benar-benar memperhatikan kondisi anak agar tidak muncul bahaya penyakit campak pada anak. Agar lebih  jelas, berikut dipaparkan mengenai gejala penyakit campak pada bayi dan anak:

1. Demam

Demam adalah indikasi awal adanya masalah pada tubuh bayi dan anak, tidak terkecuali ketika terpapar virus campak ini. Akan tetapi, demam terkadang dianggap hal yang sepele oleh orang tua. Ketika bayi dan anak demam, sistem kekebalan tubuh mereka sedang berperang melawan serangan virus yang menginfeksi tubuhnya. Demam pada bayi dan anak harus selalu dicermati. Bayi dan anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya sudah melebihi 37,5 derajat Celcius. Pada penyakit campak ini, deman pada bayi dan anak mencapai 38-40 derajat Celcius. Para orang tua harus cepat dan tepat dalam mengambil cara mengatasi demam pada bayi dan anak.

2. Batuk Pilek dan Tidak Nafsu Makan

Gejala campak selanjutnya adalah batuk pilek. Penyakit batuk dan pilek ini seringkali juga dianggap sepele. Jika seorang bayi dan anak mengalami pilek atau flu hanya diindikasikan sebagai efek cuaca atau alergi. Perlu diwaspadai juga bahwa flu juga menjadi salah satu gejala penyakit campak. Biasanya flu akan muncul pada hari ke-2 ketika anak demam. Tidak jauh berbeda dengan flu, batuk pun menjadi pertanda tubuh sudah terinfeksi virus. Bahkan ketika bayi dan anak sudah mengalami batuk, itu menjadi pertanda bahwa virus sudah berkembang di badan mereka. Jika memang batuk dan pilek itu merupakan efek dari virus campak, maka dari waktu ke waktu batuk akan semakin parah bersamaan dengan munculnya gejala campak yang lain, misalnya kondisi tubuh bayi dan anak menjadi lemas dan tidak nafsu makan. Orang tua harus punya cara mengatasi batuk pada anak yang ampuh untuk hal ini.

3. Mata Merah dan Berair

Ketika bayi dan anak terserang batuk pilek, ia juga akan menimbulkan gejala penyakit campak yang lain yaitu mata merah dan berair.  Kondisi ini bukanlah satu dari macam-macam penyakit mata pada anak.  Ini merupakan salah satu gejala penyakit campak mulai berkembang pada tubuh bayi dan anak. Ketika fase ini, bayi dan anak akan merasa sangat lemah. Dan untuk bayi biasanya akan sangat rewel. Mata yang berair ini dapat menjadi sarana penularan campak ke anak lain. Kondisi mata merah dan berair memang tidak hanya merupakan gejala penyakit campak. Oleh karena itu para orang tua harus banyak pengetahuan tentang kondisi bayi dan anak, serta segera konsultasi dengan dokter ketika anak sakit.

4. Ruam Merah dan Gatal

Penyakit campak ditandai dengan munculnya ruam merah setelah anak mengalami demam. Ruam ini berupa bintik-bintik merah yang sangat kecil. Biasanya ruam diawali pada wajah, hingga selanjutnya menyebar ke tangan, badan, hingga sekujur tubuh. Ketika ruam ini muncul, biasanya demam pada bayi dan anak mulai menurun. Ruam campak ini akan terasa gatal hingga menyebabkan bayi dan anak akan bertambah rewel. Rasa gatal ini dapat dikurangi dengan mengaplikasikan bedak tabur dingin. Akan tetapi harus dengan petunjuk dokter untuk menghindari bahaya bedak tabur bagi bayi dan anak.

5. Kulit Kering Bersisik

Kulit kering bersisik terkadang merupakan salah satu dari macam-macam penyakit kulit pada anak. Akan tetapi kondisi ini berbeda karena kulit kering bersisik akan terjadi setelah ruam merah muncul di seluruh badan. Kondisi ini biasanya terjadi setelah seminggu pasca semua gejala campak muncul. Ketika bayi atau anak memasuki fase ini menunjukkan bahwa campak mereka mulai sembuh. Pada fase ini, kulit bayi dan anak menjadi kering dan bersisik. Biasanya dokter akan memberikan bedak dingin yang digunakan sampai bayi dan anak-anak benar-benar sembuh.

Baca : ciri-ciri flu singapura pada anak, belekan pada anak yang berbahaya, anak terlambat bicara ciri penyebab dan cara mengatasinya, gejala kolik pada anak, cacar air pada anak

Satu-satunya cara mencegah penyakit campak pada bayi dan anak adalah melalui imunisasi campak. Vaksin ini menjadi salah satu imunisasi wajib bagi bayi dan anak. Pemberian awal vaksin ini adalah ketika bayi berusia 9 bulan. Untuk itu lakukan imunisasi lengkap kepada bayi dan anak agar mereka terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. Perbanyak juga pengetahuan mengenai jenis-jenis imunisasi dan manfaatnya.

25 Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil

25 Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil

Bagi keluarga yang masih mempunyai anak kecil, tentunya tidak dapat menghindarkan untuk membawa anak  jika akan bepergian kemanapun, termasuk juga jika bepergian untuk berlibur. Bepergian dengan anak-anak memang bisa menjadi suatu hal yang rumit dan menguras tenaga para orang tua. Banyak sekali faktor yang terlibat jika Anda akan mengajak anak-anak bepergian dalam jarak jauh. Tidak penting apakah ini adalah pertama kali atau kesekian kalinya Anda bepergian dengan membawa anak, bepergian dengan anak akan selalu menjadi hal yang menantang.

Mulai dari awal persiapan hingga kembali pulang, perjalanan akan selalu penuh dengan resiko tidak terduga. Karena itulah tanpa persiapan yang matang, bisa jadi perjalanan Anda akan menjadi hal yang tidak diharapkan alias tidak lancar. Perencanaan adalah kunci utama untuk mensukseskan rencana Anda jika membawa anak-anak. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kecemasan dan resiko kacaunya rencana perjalanan Anda sekeluarga.

Merencanakan Perjalanan dengan Si Kecil

Anda perlu mempersiapkan rencana yang matang hingga kepada hal-hal yang mendetil apabila akan membawa anak-anak dalam perjalanan. Beberapa hal yang perlu direncanakan dengan seksama yaitu:

1. Menentukan Rute Perjalanan

Hal yang paling utama adalah kenyamanan anak-anak, oleh karena itu apabila tempat tujuan Anda cukup jauh, sebaiknya pilihlah rute yang paling singkat. Kalau pun terpaksa memilih rute yang memakan waktu lebih lama, usahakan untuk memberi jeda pada setiap waktu keberangkatan agar anak-anak bisa beristirahat sejenak. Sesuaikan rute yang akan ditempuh dengan daya tahan anak. Jika Anda merasa bahwa anak dapat bertahan, maka jangan ragu untuk memilih rute tertentu.

2. Santai

Bepergian bersama anak kecil tidak akan menjadi suatu hal yang bisa diburu-buru, karena mereka belum terbiasa dengan ritme perjalanan tersebut. Anda harus melakukan perjalanan dalam tempo yang lambat. Karena itulah sangat penting untuk merencanakan perjalanan yang agak lama dari biasanya agar anak-anak memiliki waktu untuk memulihkan diri dan menyesuaikan diri dengan perjalanan. Bepergian dengan waktu yang sempit akan sangat melelahkan bagi anak kecil yang kondisi tubuhnya belum terbiasa.

3. Kemas Barang Secukupnya

Ketika bepergian dengan anak-anak, barang bawaan yang minimal adalah suatu keharusan. Penting untuk membawa barang secukupnya agar Anda tidak terlalu disibukkan dengan urusan bagasi dan lalai mengawasi anak. Tidak perlu khawatir kekurangan pakaian ganti, karena Anda dapat mencari laundry di tempat tujuan untuk memudahkan. Bawalah barang secukupnya disesuaikan dengan jumlah hari Anda menginap dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

4. Utamakan Kebutuhan Anak

Anak-anak tidak sefleksibel orang dewasa, karena itu kebutuhan mereka selama liburan haruslah terpenuhi semuanya. Pastikan Anda membawa baju ganti yang lebih dari cukup untuk anak sebagai persiapan untuk keadaan yang tidak terduga. Siapkan beberapa mainan atau buku kesukaannya dalam tas khusus untuk digunakan selama perjalanan, juga obat-obatan dan keperluan anak lainnya. Jika anak sudah cukup besar, ia bisa membawa sendiri tas tersebut.

5. Siapkan Akomodasi

Sudah barang tentu, bepergian dengan anak-anak menuntut kita untuk lebih sigap dan terencana. Untuk itu, sangat penting agar Anda menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk penginapan dan transportasi. Bila perlu, Anda dapat menggunakan internet dan aplikasi-aplikasi yang beragam untuk mencari harga yang paling sesuai untuk akomodasi Anda serta tujuan yang ramah anak. Pilihlah perusahaan transportasi atau penginapan yang telah mendapatkan nama baik sejak lama sehingga akan menjamin pelayanan yang prima untuk Anda serta anak.

6. Rencanakan Jauh Hari

Untuk keperluan tertentu seperti liburan, agar anak-anak dapat menikmatinya tentu kita harus memastikan bahwa kesulitan yang dihadapi saat berlibur adalah minimal, agar mendapatkan harga tiket transportasi atau penginapan yang murah Anda perlu merencanakannya jauh-jauh hari. Sebab, transportasi dan penginapan yang dipesan mendadak bisa jadi akan memakan biaya yang mahal.

7. Sesuaikan Cuaca di Tempat Tujuan

Mencari informasi di tempat tujuan juga sangat penting untuk dilakukan, apakah Anda akan bepergian ke iklim tropis atau ke iklim yang dingin. Mempersiapkan bawaan dan baju ganti yang sesuai dengan kondisi tempat yang akan kita datangi akan menambah kenyamanan anak-anak dalam bepergian. Siapkanlah baju hangat jika tempat tujuan berhawa dingin, atau baju yang berbahan nyaman dan menyerap keringat jika akan mengunjungi tempat berhawa panas.

8.  Cek Jadwal Keberangkatan

Mengatur ulang perjalanan jika terdapat kesalahan pada perencanaannya tentu saja akan sangat merepotkan.  Pastikan jadwal keberangkatan Anda tidak ada yang salah atau terlewat, jika perlu lakukan cek ulang berkali-kali untuk memastikannya. Cek juga jadwal  dengan maskapai penerbangan jika akan menggunakan pesawat terbang sehari sebelum berangkat agar Anda mengetahui info perubahan jadwal, jika ada. Tinggalkan alamat email dan nomor telepon yang jelas yang dapat dihubungi jika ada perubahan pada menit terakhir.

9. Sediakan Biaya yang Cukup

Seperti telah disinggung diatas, bepergian bersama anak merupakan suatu kegiatan yang penuh dengan kemungkinan tidak terduga. Dalam beberapa aspek mungkin biaya perjalanan bisa ditekan hingga hemat, namun akan ada pos pengeluaran yang memerlukan dana lebih, biasanya untuk kenyamanan anak-anak maupun kejadian tidak terduga lain. Sebaiknya tidak bepergian dengan anak-anak dengan biaya yang terlalu minim untuk menghindari kerepotan di kemudian hari.

10. Periksa Peraturan Perjalanan

Tidak kalah pentingnya untuk memeriksa dengan teliti panduan perjalanan serta peraturan yang berlaku mengenai bepergian dengan anak kecil di maskapai penerbangan ataupun moda transportasi lainnya. Hal yang sama juga berlaku di tempat tujuan menginap Anda. Ini berguna agar Anda dan anak tidak mengalami kendala akibat ketidak tahuan mengenai peraturan perjalanan yang ada.

11. Lakukan Riset Mengenai Tempat Tujuan

Akan sulit merencanakan kegiatan berlibur secara spontan jika bepergian bersama anak, karena itu persiapan yang lebih matang pun diperlukan. Misalnya, untuk mengecek tujuan wisata yang akan dikunjungi, juga adat kebiasaan tempat tujuan serta kondisi keamanannya. Anda bisa mengecek apakah di tempat tujuan mudah didapatkan transportasi umum, tempat makan, keamanan yang terjamin, dan sebagainya. Jangan lupa pula untuk mencari tempat atau fasilitas kesehatan darurat yang mudah dijangkau, juga adat kebiasaan setempat.

12. Temui Dokter

Jika akan bepergian ke luar negeri, usahakan untuk membawa anak ke dokter langganan terlebih dulu. Mintalah saran kepada dokter mengenai bagaimana kondisi kesehatan anak, apakah memungkinkan untuk dibawa bepergian jauh dan sebagainya. Anda bisa meminta saran bagaimana cara menjaga kondisi anak agar ketika waktunya berangkat ia tetap sehat dan berada dalam kondisi tubuh yang fit. Dokter dapat memberi multivitamin untuk anak atau memberinya vaksin tertentu yang diperlukan, misalnya untuk malaria jika Anda akan mengunjungi tempat yang masih berpotensi. Ketahuilah tips memilih dokter anak yang tepat untuk kesehatan anak . Dengan berkonsultasi kepada dokter yang tepat juga Anda dapat mengetahui jenis-jenis imunisasi dan manfaatnya yang mungkin dibutuhkan oleh anak jika akan bepergian ke suatu tempat.

13. Mencari Promo Wisata

Dengan semakin meningkatnya minat orang untuk berlibur dan juga banyaknya aplikasi yang memudahkan Anda untuk merencanakan perjalanan, memesan penginapan serta tiket dengan mudah maka pastinya juga banyak terdapat promosi potongan harga yang akan dapat membantu menekan biaya perjalanan. Rajin-rajinlah mengecek promo yang tersedia terutama lewat aplikasi di internet yang mungkin bisa Anda gunakan.

14. Siapkan Surat-surat Penting

Melakukan perjalanan tanpa membawa surat – surat penting yang berisi data pribadi seperti KTP, SIM, dan lain sebagainya termasuk paspor jika Anda bepergian keluar negeri sangatlah beresiko. Memang tidak seorang pun ingin berpikiran akan terjadi hal yang buruk selama berlibur, akan tetapi semua identitas dan surat-surat penting ini berguna untuk perlindungan diri Anda dan anak-anak jika terjadi hal yang tidak diharapkan.

15. Siapkan Fisik Anak

Melakukan perjalanan membutuhkan kondisi fisik yang prima, terlebih lagi untuk anak – anak. Anda dapat mengusahakan agar fisik anak kuat menempuh jarak yang akan ditempuh dengan memastikan anak memiliki jadwal tidur dan waktu tidur yang cukup sebelum bepergian. Cukup tidur akan membuat anak tidak mudah lelah dan tetap dalam kondisi yang fit ketika akan memulai dan selama melakukan perjalanan. Anda bisa mencoba manfaat mendongeng bagi pertumbuhan anak agar mereka dapat tidur nyenyak sebelum bepergian. Manfaat madu untuk anak dan balita juga dapat Anda coba sebagai cara meningkatkan kekebalan tubuh anak. Jangan lupakan juga manfaat pentingnya sarapan untuk anak sebelm memulai perjalanan.

Tips Ketika Dalam Perjalanan

Tidak hanya setumpuk hal yang harus diperhatikan selama persiapan keberangkatan Anda dan anak-anak namun ketika sedang berada dalam suatu perjalanan juga diperlukan berbagai tips tertentu agar anak tidak mudah menjadi bosan dan tetap aman. Hal-hal yang perlu dilakukan selama perjalanan yaitu:

  • Berbagi Tugas

Jika Anda bepergian bersama suami atau anggota keluarga lainnya, sebaiknya diskusikan dan buat kesepakatan lebih dulu apa tugas masing-masing selama perjalanan, dan bagaimana mengenai giliran untuk menjaga anak-anak. Kesepakatan di awal sangat diperlukan untuk mencegah perbedaan pendapat di jalan yang akan membuang waktu Anda, karena harus berdebat mengenai giliran siapa yang dapat menjaga anak. Kerjasama antar orang dewasa yang bergabung dalam suatu perjalanan sangat penting untuk tetap menjaga agar perjalanan tetap menjadi saat yang menyenangkan bagi semua orang.

  • Sibukkan Anak

Kerewelan anak selama perjalanan biasanya sulit dihindari, suasana yang monoton dan membatasi gerak mereka biasanya memang akan membuat jenuh anak-anak. Untuk tetap menyibukkan anak-anak dan juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama kepada mereka, Anda dapat memberi tugas kepada anak yang sudah lebih besar. Misalnya untuk mengawasi anak yang lebih kecil, membantu membawakan barang, dan lain-lain yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan anak. Selain itu, Anda juga dapat membawakan buku serta mainan yang biasanya dapat menarik perhatian anak, sehingga dapat mengalihkan mereka dari kebosanan selama perjalanan. Berikan jenis mainan yang merangsang otak anak, dan bukannya sekedar mainan yang akan membuatnya sibuk tapi membuatnya kecanduan seperti gadget.

  • Bawa Bekal yang Cukup

Apabila Anda melakukan perjalanan yang cukup jauh tentunya akan sulit mencari tempat yang menjual minuman dan makanan yang cocok untuk anak-anak, karena itulah sebaiknya Anda menyediakan cemilan atau kudapan yang biasanya dimakan oleh anak sebagai pengganjal perut jika mereka lapar dan belum memasuki waktu makan atau sedang berada di atas kendaraan yang menuju destinasi Anda, dan tidak memungkinkan untuk mencari tempat makan. Bawalah juga air putih yang mencukupi agar tidak mudah mengalami dehidrasi dalam perjalanan. Jangan lupa juga untuk mengawasi jenis makanan yang berbahaya untuk anak. Siapkan makanan terbaik untuk bayi dan anak, dan juga berikan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak misalnya manfaat oatmeal untuk bayi dan anak. Bisa jadi melakukan perjalanan dapat menjadi cara mengatasi anak yang susah makan, karena ia mengalami suasana baru yang membuatnya berselera untuk mulai makan dengan benar.

  • Bawa Obat-obatan

Jika membawa anak kecil, orang tua memang harus selalu siap dengan pertolongan pertama untuk kecelakaan seperti plester dan sebagainya. Juga sangat penting untuk membawa obat apabila si kecil mempunyai penyakit yang memerlukan obat khusus. Siapkan juga plester kompres demam, obat penurun panas, obat gosok, termometer, dan alat-alat dasar lainnya jika kelak diperlukan. Jangan lupakan pula lotion anti nyamuk untuk aktivitas di tempat yang beresiko. Obat dapat menjadi solusi untuk cara mengatasi sakit perut pada anak, cara mengatasi batuk pada anak, cara mengatasi demam, dan cara mengatasi diare pada anak dalam perjalanan.

  • Beri Anak waktu Istirahat

Kondisi tubuh anak kecil tentunya tidak seperti orang dewasa yang mampu melalui berjam – jam perjalanan tanpa istirahat sebelum mencapai tempat tujuan. Dalam hal inilah orang tua harus peka akan kebutuhan anak. Jika perjalanan jauh dan memakan waktu lama membuat anak lelah, maka beri mereka kesempatan untuk memulihkan diri dengan beristirahat sejenak.

  • Tentukan Peraturan Untuk Anak

Bepergian bukan berarti menghilangkan semua aturan yang harus dipatuhi oleh anak. Sebelum dan ketika bepergian, sebaiknya Anda menegaskan lagi kepada anak mengenai apa saja aturan yang harus mereka patuhi, beserta alasannya. Misalnya, tetap menentukan waktu tidur yang baik untuk anak selama perjalanan, agar ritme tidur mereka tidak menjadi kacau. Buatlah anak mengerti bahwa dalam perjalanan yang akan dilakukannya ia tetap harus menampilkan tingkah laku yang baik. Kesepakatan mengenai peraturan selama perjalanan dengan anak akan mempermudah Anda untuk melakukan perjalanan tersebut dengan lancar. Hal ini juga sekaligus dapat menjadi cara mengajarkan disiplin pada anak. Jika perlu, ciptakan kode – kode tertentu untuk keamanan anak yang mudah dimengerti.

  • Beri Anak Reward

Untuk memotivasi anak agar ia terus dapat mengikuti peraturan, Anda dapat memberinya reward, atau semacam tanda yang menunjukkan penghargaan atas perjuangannya. Misalnya, jika ia berhasil untuk melewati beberapa jam perjalanan tanpa mengeluh atau melaksanakan tugasnya selama perjalanan dengan baik, berikan anak stiker untuk menghargai setiap usahanya. Anda juga dapat memberikan reward dalam bentuk lain yang sederhana. Hal ini akan menjadi cara meningkatkan rasa percaya diri anak, karena ia akan merasa bahwa usaha kerasnya dihargai oleh orang tuaya.

  • Periksa Rute Perjalanan

Pada masa sekarang ini, kegunaan GPS sangat besar ketika Anda melakukan perjalanan. Terutama jika bepergian ke tempat tujuan yang asing bagi Anda, kegunaan GPS dapat dipakai untuk mencari arah yang benar pada setiap tujuan dan juga sebagai pegangan agar Anda tidak mengalami penipuan tarif atau rute dari transportasi umum yang digunakan. Sebab sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di beberapa tempat memang akan selalu ada oknum nakal yang memanfaatkan ketidak tahuan para pendatang untuk kentungannya sendiri.

  • Jangan Menyuap Anak

Seringkali ketika orang tua ingin anak berkelakuan baik maka tanpa sadar mereka menawarkan cara untuk menyuap sang anak dengan beragam makanan manis seperti coklat, kembang gula atau permen. Sebaiknya hindari memberikan anak makanan semacam ini, karena bisa jadi asupan gula akan membuat anak semakin bersemangat dan Anda akan semakin kerepotan mengimbangi antusiasme mereka.

  • Libatkan Anak

Anda bisa mengajak anak berdiskusi setiap kali mengunjungi atau melewati suatu tempat yang baru. Jelaskan  kepada anak mengenai tempat tersebut dan dorong anak untuk berdiskusi aktif dan memancing rasa ingin tahunya. Anda bisa mencari informasi mengenai tempat – tempat tersebut di internet jika Anda sendiri tidak banyak mengetahuinya.

Pada intinya, melakukan perjalanan dengan anak – anak memerlukan kesabaran dan kerjasama yang baik antara kedua orang tua. Karena itulah, pastikan juga agar kondisi mental dan fisik orang tua berada dalam keadaan yang prima ketika akan melakukan perjalanan agar dapat menangani situasi yang timbul selama perjalanan dengan baik. Kondisi fisik dan mental yang prima juga diperlukan agar Anda dan pasangan dapat menciptakan suasana berlibur yang menyenangkan untuk Anda sekeluarga, dan bukannya mengisi perjalanan dengan ketegangan serta pertengkaran yang akan disaksikan oleh anak – anak.

5 Bahaya Anak Terjatuh Terlentang – Penyebab, Penanganan dan Pencegahan

5 Bahaya Anak Terjatuh Terlentang – Penyebab, Penanganan dan Pencegahan

Memiliki anak yang aktif adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi orangtua. Dengan aktifnya anak bergerak, kadangkala orangtua juga merasa was-was dengan bahaya anak terjatuh atau terluka. anak dapat terjatuh atau terluka pada saat bermain, atau bayi terjatuh saat mulai belajar berjalan, terjatuh dari gendongan dan sebagainya.

Terjatuh adalah hal yang wajar terjadi pada anak-anak, terutama pada batita yang masih belajar berjalan. Selain pada batita yang belajar berjalan, biasanya anak juga akan terjatuh ketika mereka bermain atau berlari-lari. Namun yang berbahaya ketika anak terjatuh dengan posisi terlentang.

Penyebab Anak Terjatuh

Banyak faktor atau penyebab yang membuat anak terjatuh, entah hal tersebut terjadi secara sengaja ataupun tak disengaja. Beberapa diantaranya adalah :

  1. Anak Tersandung – Saat anak-anak bermain, ada baiknya kita menyingkirkan barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan. letakkan barang tersebut di tempat yang tidak dapat dijangkau anak -anak, di gudang misalnya. Menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai untuk menghindari anak tersandung ketika bermain saat mereka berlari ataupun berjalan.
  2. Jatuh dari Tangga – Jika memiliki anak tangga dirumah, maka orangtua perlu memperhatikan keamanan anak. Yang dapat orangtua lakukan adalah pertama berikan pintu pada tangga agar anak tidak bisa melewati atau turun naik tangga sendiri. Dengan memberikan pintu tangga, maka anak akan lebih aman dan terhindar dari kemungkinan jatuh dari tangga. Karena hal ini dapat menyebabkan berbagai risiko seperti gegar otak, kelumpuhan dan bahkan kematian pada anak.
  3. Tempat Tidur Terlalu Tinggi – Dalam memilih tempat tidur anak, pertimbangkan beberapa hal untuk keamanan anak. Apalagi jika memilih tempat tidur bertingkat, resiko terjatuh lebih besar karena turun naik ke tempat tidur lebih sering anak lakukan.
  4. Lantai Licin – Ketika lantai sedang di pel, pastikan anak berada di tempat yang aman dan tidak sedang berjalan, bermain atau berlari di area tersebut. pada lantai licin, saat terpeleset jatuh dengan posisi terlentang sangatlah mungkin. hal ini sangat berbahayakarena dapat mengakibatkan anak mengalami gegar otak atau patah tulang.
  5. Terpeleset Sandal – Memilih sandal yang tepat untuk anak juga penting. Pilihlah sandal dengan sol yang sesuai dengan ukuran kaki anak. Sandal yang aman atau memiliki bahan anti selip walaupun digunakan di tempat yang basah. Orangtua seringkali membeli sepatu atau sandal yang ukurannya lebih besar dari ukuran kaki anak agar awet dan tidak sering membeli sandal. Sebaiknya lebih mengutamakan kenyamanan dan keselamatan anak. Karena jika kita memberikan anak sandal yang lebih besar dari ukuran kakinya, anak bisa terpeleset atau tersandung dalam beberapa posisi. Seperti lutut yang terjatuh duluan, muka yang terjatuh ke bawah dan bahkan jatuh dengan posisi terlentang.
  6. Susah Menjangkau Mainan – Masa anak-anak memang indentik dengan masa dimana aktivitas mereka dihabiskan untuk bermain. Hal inilah yang membuat orang tua lebih sering membelikan anak mainan baru. Tentu setiap anak memiliki mainan kesayangan, yang selalu mereka gunakan ketika bermain. Banyaknya mainan terkadang membuat orangtua lebih suka meletakkannya di atas meja, lemari atau tempat yang lainnya. Namun harus diingat, jika ingin menyimpan mainan anak, sebaiknya ditempat yang mudah di jangkau oleh mereka. karena meletakkan mainan pada tempat yang sulit di jangkau anak, seperti di atas meja akan membuat anak kesulitan untuk menjangkaunya. Mungkin saja mereka akan berpikir untuk memanjat dengan kursi atau yang lainnya, dan ini berbahaya bagi anak. Mereka dapat terpeleset dan jatuh terlentang saat akan mengambil mainan tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya menyiapkan box mainan agar anak mudah menyimpan, meletakkan atau mengambil mainannya.
  7. Anak Memanjat Kursi – Anak-anak seringkali mencoba untuk menirukan orang dewasa di sekitar mereka. Seperti duduk di kursi atau naik ke tempat tidur. Jika tempat tersebut tidak tinggi mungkin tidak bermasalah untuk anak-anak. namun jika tempat tersebut tinggi dan anak-anak memanjat untuk menaikinya, tentu saja resiko terjatuh akan dialami oleh anak. Karena itu orangtua perlu ekstra mengawasi apa yang anak lakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
  8. Lantai Kamar Mandi Licin – Kasus kematian akibat terpeleset di kamar mandi adalah yang paling sering terjadi. Membersihkan dan menyikat lantai kamar mandi agar tidak licin sudah pasti harus dilakukan. Jika anak terpeleset di kamar mandi, akibatnya sangat fatal sekali seperti gegar otak, patah tulang, kejang, dan bahkan kematian. Oleh sebab itu selalu perhatikan lantai kamar mandi agar tidak licin, sehingga anak tidak terpeleset.
  9. Jatuh dari Sepeda – Bermain sepeda adalah hal yang sangat disukai anak-anak. Dalam bermain sepeda, anak-anak perlu pengawasan orang dewasa. karena bisa sajahal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
  10. Bertengkar dengan Teman – Sekarang ini, tayangan di televisi seringkali mempertontonkan hal yang tidak seharusnya dilihat anak-anak. Atau permainan games di ipad, handphone, komputer dan lainnya. Seperti acara boxing, perkelahian atau kekerasan yang lainnya, karena anak akan meniru gaya atau tingkah laku tersebut ketika bertengkar dengan teman atau saudaranya.

Penyebab Bayi Terjatuh

Bukan saja anak-anak yang sudah aktif berjalan, berlarian dan melompat yang memiliki resiko terjatuh, namun bayi mungil pun memiliki resiko yang sama. Bahkan saat tidur pun bayi bisa terjatuh, jika bayi tersebut sudah bisa berguling. Selain itu ada beberapa hal lainnya yang menjadi penyebab bayi terjatuh, yaitu :

  • Belajar membalikkan badan – Pada tahap bayi sudah dapat membolak balikkan tubuhnya ke kanan dan kiri, maka saat ini bayi sudah harus penjagaan ektra dari orangtua. Jika di letakkan di tempat tidur tanpa ada pembatas mungkin saja bayi terjatuh, karena bayi sudah mampu bergerak ke sana kemari. Sebagai pengamanan ada baiknya meletakkan kasur di bawah ranjang atau meletakkan bayi di kasur bawah (tanpa ranjang).
  • Belajar Berdiri – Pada bayi dalam masa belajar berdiri, sering kali mereka terjatuh dan bangun lagi. Hal ini wajar karena anak terus mencoba untuk menyeimbangkan berat badannya. Tidak meninggalkan bayi sendiri tentunya pilihan yang baik untuk orangtua. Atau mengalasi lantai dengan kasur tipis, matras atau media lainnya yang relatif aman untuk si kecil. Sehingga jika si kecil terbentur atau terjatuh tidak berakibat fatal.
  • Belajar Berjalan – Setelah melewati tahap belajar berdiri, anak pastinya akan mencoba untuk belajar berjalan. Pastikan anak berjalan di tempat yang aman dan tidak licin, jauhkan benda-benda yang bisa mengganggu proses berjalan anak.
Sebagai orangtua memberikan keamanan dan kenyamanan untuk anak sangatlah penting untuk mengatisipasi resiko-resiko yang tidak diharapkan dan mereka bisa menjalani aktivitasnya dengan ceria.

Bahaya Anak Jatuh Dengan Posisi Terlentang

Dari segala posisi saat anak terjatuh, pada saat anak jatuh terlentanglah yang paling berbahaya, karena posisi terjatuh ini berhubungan dengan otak anak. Beberapa hal yang dapat terjadi pada anak ketika anak jatuh terlentang adalah :

  1. Gegar Otak

Pada saat anak terjatuh dengan bagian kepala belakangnya membentur lantai, bisa saja anak mengalami gegar otak. Dalam masa pertumbuhan bayi dan anak, hal ini dapat menghambat fungsi kognitif anak, mengakibatkan gangguan syaraf bahkan dapat mengalami amnesia.

  1. Patah Tulang

Terjatuh dari tempat tinggi atau tertimpa suatu benda/barang juga dapat mengakibatkan tulang anak patah. Jika terjadi pada tulang belakang anak sangat berbahaya. Selain menganggu pertumbuhan tulang juga dapat mengakibatkan kelainan pada struktur tulang anak.

  1. Pendarahan Bagian Dalam Tubuh

Terjatuh juga dapat membuat organ-organ dalam tubuh anak mengalami pendarahan. Bukan hanya pendarahan akibat luka di kulit atau tubuh bagian luar, pendarahan atau luka didalam tubuh juga dapat terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, jika anak terjatuh dan orangtua menemukan hal-hal yang tidak semestinya atau perilaku anak tidak seperti biasanya, ada baiknya orangtua segera membawa anak ke rumah sakit untuk memeriksakannya lebih lanjut.

  1. Syaraf Terjepit

Kejadian syarat terjepit bukan hanya di derita oleh orangtua saja, anak-anak pun dapat mengalaminya apabila anak terjatuh dengan posisi punggung membentur lantai. Selain dapat mengakibatkan keseleo pada tulang, retak, mengganggu struktur tulangnya, dapat juga mengakibatkan kelumpuhan pada saraf. Banyak hal yang dapat terjadi pada kondisi anak terjatuh, maka dari itu waspadalah terhadap segala aktivitas anak Anda. Terutama anak-anak yang masih belum mengerti apakah sesuatu itu berbahaya atau tidak.

  1. Kematian

Hal terburuk dan paling fatal yang tidak diharapkan semua orangtua adalah resiko kematian. Karena itu, orangtua diharapkan tidak lalai menjaga anak-anaknya dalam setiap kesempatan.

Yang Harus diLakukan jika Anak Jatuh Terlentang

  • Perhatikan posisi ketika anak jatuh
  • Perhatikan bagian tubuh anak manakah yang terbentur
  • Jika anak jatuh dari ketinggian, perkirakan berapa meter tingginya
  • Perhatikan reaksi anak saat terjatuh
  • Carilah apakah ada bagian tubuh anak yang memar atau benjol ( kepala, paha, lengan dan punggung ).
  • Jika ada bagian yang memar atau benjol berikan minyak tawon, minyak Sumbawa atau minyak kelapa, cara ini dilakukan untuk mengurangi memar pada bagian tubuh anak.
  • Jika menemukan benjol dan memar berlebihan hingga berdarah, bawalah ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan observasi medis.
  • Jika anak masih bayi, coba gerakkan tangan , kaki dan lihatlah kepala anak ke kanan, ke kiri.
  • Jika setelah jatuh anak merasa pusing bawalah ia ke dokter.
  • Jika setelah jatuh anak mual dan muntah bawalah anak ke rumah sakit .
  • Jika anak lebih diam setelah jatuh, bawalah anak ke dokter atau rumah sakit sesegara mungkin.
  • Catatlah urutan kejadian terjatuhnya anak jika dirasa perlu.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menangani anak terjatuh. Lakukan observasi sederhana di rumah, catatlah apa saja yang di alami anak dan dikeluhkan anak. Jika tiba-tiba menemukan anak terjatuh, tanpa melihat bagaimana kejadiannya, berikut beberapa tips yang bisa orangtua lakukan :

  • Perhatikan posisi anak saat menemukannya dalam keadaan jatuh
  • Perhatikan tingkat kesadaran anak, perhatikan apakah anak menangis atau tidak.
  • Jika menemukan anak hanya diam saja, sebaiknya segera bawa ke dokter atau rumah sakit.
  • Jika menemukan anak jatuh dalam keadaan terlentang, sebaiknya segera lakukan observasi dasar.
  • Gerakkan kaki dan tangan anak ( hal ini untuk mengetahui bagian mana yang sakit dan jika anak merasa sakit berlebihan, sebaiknya bawalah anak ke dokter)
  • Jika menemukan anak dalam keadaan tidak sadar, cepat bawa anak ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan tim medis untuk meminimalisir kemungkinan terburuk yaitu kematian.

Cara Menghindari Anak Jatuh Terlentang

  1. Letakkan barang yang tidak terlalu penting digudang.
  2. Pilihlah tempat tidur yang nyaman dan aman untuk anak, terutama pada bayi.
  3. Berikan pintu pada tangga, agar anak tidak naik turun tangga dan terpeleset.
  4. Letakkan mainan anak dalam box khusus tempat mainannya, agar anak mudah menjangkau mainannya.
  5. Bersihkan kamar mandi, dan sikat lantai kamar mandi secara teratur.
  6. Jangan biarkan anak main di dalam kamar mandi.
  7. Jika keluar dari kamar mandi biasakan mengeringkan telapak kaki dengan keset, dan jangan lupa ajarkan anak untuk berkeset ketika keluar dari kamar mandi.
  8. Jika lantai sedang di pel, sebaiknya jangan perbolehkan anak berjalan.
  9. Ajarkan anak cara duduk atau naik ke tempat tidur dengan benar.
  10. Berikan anak sandal yang sesuai dengan ukuran kakinya, dan pilihlah sandal anti selip untuk anak
Artikel Lainnya
  • cara mengatasi anak kidal
  • anak tersedak
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur

Walaupun orangtua sudah melakukan pencegahan, pengawasan dan penjagaan semaksimal mungkin, tetap ada kemungkinan bayi atau anak terjatuh. Jika sudah terjadi, lakukan observasi untuk mencegah hal-hal buruk yang lebih fatal.

Bayi Tidur Tengkurap – Resiko dan Manfaatnya

Bayi Tidur Tengkurap – Resiko dan Manfaatnya

Tidur yang nyenyak sangat penting bagi  bayi terutama yang baru lahir. Hal – hal yang menentukan apakah seorang bayi mendapatkan cukup tidur dipengaruhi banyak faktor, seperti keadaan lingkungan sekitar, rutinitas sebelum tidur, cukup makan atau mendapatkan susu, dan juga pemilihan waktu tidur yang tepat serta posisi tidur yang tepat juga. Setiap bayi biasanya memiliki posisi tidur favoritnya sendiri. Ketika mulai tertidur, posisi tubuh bayi secara otomatis akan menyesuaikan dengan posisi yang dia sukai.

Bayi – bayi diketahui senang tengkurap. Sekilas posisi tidur tengkurap memang membuat bayi terlihat lucu dan menggemaskan. Namun dibalik itu semua ternyata ada beberapa kekurangan yang terdapat pada posisi tidur bayi yang tengkurap tersebut. Banyak orang tua yang merasa khawatir untuk membiarkan bayi tidur tengkurap terlalu lama atau tanpa pengawasan, karena itu mereka lebih suka menidurkan bayi dengan posisi telentang. Sebenarnya tidak hanya telentang atau tengkurap saja, pada dasarnya ada beberapa posisi tidur bayi yang bisa diamati oleh para orang tua.

Posisi Tidur Bayi

Pada umumnya para bayi biasa tidur dalam tiga posisi berikut yaitu:

  • Telentang – Biasanya bayi yang berusia antara nol sampai tiga bulan tidur dalam posisi telentang karena belum banyak bergerak dan berguling. Posisi tidur telentang dianggap oleh para ahli sebagai posisi yang paling aman karena dapat menurunkan tingkat resiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) sampai 50%.
  • Miring – Posisi ini lebih sering terlihat pada bayi yang lahir secara prematur, terutama pada bayi prematur yang masih menggunakan alat bantu untuk pernafasannya. Biasanya posisi tidur untuk bayi prematur ini dimiringkan tubuhnya ke kanan agar proses dalam pengosongan lambungnya dapat berjalan optimal.
  • Tengkurap – Posisi tidur ini seringkali menjadi perdebatan di kalangan para ahli, karena dianggap bisa menjadi penyebab utama sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS. Para orang tua pun terbagi antara menyetujui bayi tidur tengkurap dan yang lebih cemas jika bayinya terbiasa tidur tengkurap.

Resiko Tidur Tengkurap Bagi Bayi

Untuk bayi yang belum bisa mengendalikan anggota tubuhnya sendiri dan yang sistem motoriknya belum matang, tidur tengkurap memang bisa menimbulkan banyak bahaya. Bahaya untuk bayi jika tidur tengkurap yaitu:

  1. Mengganggu pernafasan bayi

Tidur tengkurap dengan wajah menghadap ke alas tidur akan membuat bayi sulit bernafas karena hidung dan mulutnya akan terhalang oleh alas tidur tersebut. Jika hidung tersumbat, maka pertukaran udara untuk bernafas akan sulit. Karbondioksida yang keluar akan dihirup lagi oleh bayi. Tengkurap juga akan membuat dada bayi tertekan karena menopang tubuhnya dan sulit untuk mengembang ketika bernapas, membuat bayi rentan akan mengalami sesak napas. Anda juga perlu mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan pernafasan bayi, yaitu bahaya bedak tabur bagi bayi, cara mengatasi cegukan pada bayi, dan serba serbi mengenai anak tersedak.

  1. Menghambat kinerja otak bayi

Ketika bayi dalam posisi tengkurap, organ tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki akan tertekan oleh berat badannya. Hal itu juga akan mempengaruhi peredaran darah di tubuh bayi, dan juga mempengaruhi peredaran darah ke otak bayi yang akan berakibat mengganggu fungsi otak bayi. Perkembangan otak bayi juga dapat terganggu ketika terjatuh, ada bahaya benturan pada kepala bayi dan anak, bahaya anak terjatuh terlentang, dan namun ada pula faktor yang dapat mengoptimalkan perkembangan otak bayi dengan beberapa jenis mainan yang merangsang otak anak.

  1. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

Sindrom kematian bayi mendadak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi dimana seorang bayi yang tampak sehat bisa meninggal secara tiba-tiba. Biasanya hal ini rentan terjadi pada bayi berusia satu bulan hingga satu tahun. Walaupun telah dilakukan berbagai penelitian akan tetapi masih belum diketahui faktor penyebab yang pasti, namun posisi tidur tengkurap bayi ditenggarai sebagai salah satu penyebabnya.

Penyebab SIDS

Kombinasi antara faktor fisik dan lingkungan tidur bayi bisa menjadikannya lebih rentan terhadap SIDS. Faktor penyebab ini bisa bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya.

  1. Faktor Fisik

Faktor fisik yang biasa dihubungkan dengan SIDS termasuk beberapa hal berikut ini:

  • Abnormalitas otak – Beberapa bayi yang lahir dengan bermasalah, membuat mereka lebih rentan mengalami kematian dengan SIDS. Pada banyak bayi yang mengalami SIDS, bagian otak yang mengatur pernapasan serta kegiatan tubuh saat tidur belum berkembang dengan baik sepenuhnya.
  • Berat Badan Lahir yang Rendah – Bayi yang lahir prematur atau merupakan bagian dari kelahiran multiple seperti anak kembar, meningkatkan kemungkinan bahwa otak bayi belum berkembang sepenuhnya, jadi tubuh bayi belum mengembangkan kontrol yang baik terhadap pernapasan dan detak jantungnya sendiri.
  • Infeksi pernapasan – Banyak dari bayi yang mengalami SIDS baru saja sembuh dari penyakit flu, yang juga bisa berperan dalam masalah pernapasan.
  1. Faktor Lingkungan Tidur Bayi

Benda – benda yang ada di boks bayi atau posisi tidurnya dikombinasikan dengan masalah fisik pada bayi dapat meningkatkan resiko SIDS. Contohnya seperti berikut ini:

  • Tidur pada perut atau sisi tubuh – Bayi yang ditempatkan pada perutnya atau pada posisi miring lebih mudah mengalami kesulitan bernapas ketimbang yang diletakkan pada posisi telentang.
  • Tidur pada permukaan yang terlalu lembut – Berbaring dengan wajah menghadap ke bawah pada kasur berbulu atau pada kasur air dapat menghalangi jalur pernapasan bayi. Menyelimuti bayi hingga ke kepala juga sangat beresiko.
  • Tidur dengan orang tua – Sementara resiko SIDS menurun ketika bayi tidur di satu ruangan yang sama dengan orang tuanya, resiko yang sama justru meningkat apabila bayi tidur satu tempat tidur dengan orang tua.

Sebagaimana diuraikan pada point diatas, posisi tengkurap memang sangat rawan untuk bayi dengan faktor – faktor fisik tertentu untuk mengalami SIDS, namun bukan berarti bayi yang tidak memiliki faktor fisik tertentu bisa bebas dari resiko mengalami SIDS pula ketika sedang tidur dalam posisi tengkurap.

Faktor Resiko SIDS

SIDS bisa menyerang bayi manapun, namun para peneliti telah mendapatkan beberapa faktor resiko yang mungkin menyebabkan seorang bayi lebih rentan mengalami SIDS yaitu:

  • Bayi laki – laki lebih mungkin terkena SIDS daripada bayi perempuan.
  • Bayi lebih rapuh pada usia sekitar dua sampai tiga bulan pertama hidupnya, sehingga pada usia itu lebih mungkin terserang SIDS.
  • Untuk alasan yang kurang dimengerti dan belum ditemukan penyebabnya, bayi berkulit hitam dan Indian Amerika serta penduduk asli Alaska lebih mungkin mengalami SIDS.
  • Bayi yang mempunyai sepupu atau kerabat yang meninggal akibat SIDS juga mempunyai resiko lebih besar terhadap SIDS.
  • Bayi yang hidup bersama perokok lebih mempunyai resiko tinggi terhadap SIDS, karena menjadi perokok yang pasif dengan menghirup asap rokok setiap harinya. Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahayanya merokok di dekat bayi dan anak – anak sehingga masih banyak orang tua atau keluarga perokok yang mengekspos bayi dan anak terhadap racun dari asap rokok.

Lahir terlalu awal atau memiliki berat badan lahir yang rendah juga meningkatkan resiko bayi mengalami SIDS, begitu juga dengan saat kehamilan jika ibu berusia lebih muda dari dua puluh tahun, seorang perokok, menggunakan obat – obatan dan alkohol, serta tidak mendapatkan perawatan yang layak setelah melahirkan. Untuk menambah pengetahuan Anda tentang seluk beluk membesarkan seorang anak, perlu diketahui ciri – ciri anak hiperaktif , cara mengatasi mata minus untuk anak, dan apa saja manfaat oatmeal untuk bayi dan anak.

Posisi Tidur yang Tepat Untuk Bayi

Para ahli masih menganggap bahwa resiko bayi mengalami SIDS masih tinggi sampai bayi berusia 12 bulan. Karena itulah disarankan untuk menidurkan bayi dalam posisi telentang sampai usianya setidaknya satu tahun. Ada kekhawatiran para orang tua bahwa bayi yang tidur telentang dapat tersedak atau menelan muntahnya sendiri, namun sejauh ini tidak ada bukti bahwa hal tersebut beresiko terjadi karena bayi memiliki perlindungan pada sistem pernapasannya. Walaupun bayi yang tidur telentang mungkin saja akan mengalami kurang tidur karena ia lebih mudah terkejut atau sering terbangun, akan tetapi secara keseluruhan posisi terlentang sangat lebih aman dibandingkan tidur tengkurap.

Kapan Bayi Boleh Tidur Tengkurap?

Ketika bayi berusia satu sampai empat bulan, sangat tidak disarankan untuk membiarkannya tidur tengkurap. Pada umumnya bayi yang berusia tiga sampai enam bulan bisa tengkurap sendiri, akan tetapi usia yang paling tepat untuk menidurkan bayi dengan posisi tengkurap adalah pada usia empat bulan. Sebab, pada usia ini bayi telah mampu menopang kepala dan lehernya dengan sadar. Bayi juga sudah mampu mendorong badannya dengan menggunakan sikunya, karena otot – otot dan kemampuan motoriknya sudah mulai berkembang dengan baik. Sementara itu, Anda dapat melatih bayi untuk tidur lebih teratur di waktu yang tepat sehingga ia cepat memperoleh pola tidur yang benar. Dan juga ketahuilah beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan serta tumbuh kembang anak, seperti gejala hipertensi pada anak, gejala diabetes pada anak, dan apa saja manfaat menjemur bayi dan anak secara teratur di pagi hari.

Cara lain Membuat Bayi Tengkurap

Bila Anda masih ingin mendapatkan manfaat tengkurap untuk bayi namun masih khawatir membiarkannya tidur tengkurap terlalu lama, ada cara lain untuk membuat bayi tengkurap tanpa harus tidur nyenyak yaitu:

  • Bila Anda sedang berbaring, letakkan bayi tengkurap di perut Anda.
  • Anda bisa menengkurapkan bayi pada alas yang padat dan aman bagi bayi, seperti diatas selimut di lantai.
  • Gendong si bayi di lengan Anda dengan posisi tengkurap.

Hal yang harus diingat adalah jangan pernah membuat bayi tengkurap di saat ia baru saja minum ASI, makan atau minum susu karena dapat membuatnya muntah. Tunggu ketika bayi tampak rileks dan senang serta tidak terlalu mengantuk, baru Anda bisa memancingnya untuk tengkurap.

Cara Melatih Bayi Tengkurap

Untuk mendapatkan manfaat tengkurap bagi bayi, Anda bisa juga mulai melatih bayi tengkurap sejak usianya menginjak empat bulan. Hal – hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan saat melatih bayi tengkurap adalah:

  • Bagi waktu tengkurap – Bayi seringkali rewel jika ditengkurapkan terlalu lama, hal ini tentu saja karena ia merasa bosan. Untuk mensiasati hal tersebut, Anda bisa membagi waktu bayi tengkurap menjadi beberapa kali. Perhatikan ketika bayi mulai merasa tidak nyaman, Anda bisa menggendongnya sebentar dan kembali meletakkan bayi dalam posisi tengkurap setelah ia kelihatan tidak rewel lagi. Hal ni juga berarti Anda bisa memberi kesempatan kepada bayi untuk beristirahat sehingga ia tidak merasa bosan.
  • Sediakan mainan kesukaannya – Agar bayi tidak mudah bosan ketika sedang tengkurap, Anda bisa menyediakan mainan kesukaan si bayi di sekelilingnya tempat ia tengkurap. Hal ini juga sekaligus berguna untuk mengalihkan perhatian bayi dan melatih motoriknya karena ia akan berusaha sendiri untuk meraih benda tersebut. Anda juga bisa menyediakan cermin di hadapan si bayi. Ia tidak akan mudah bosan karena tertarik dengan bayangannya sendiri di cermin.
  • Sabar – Melatih bayi untuk terbiasa melakukan sesuatu pastinya membutuhkan kesabaran yang besar. Tak jarang bayi akan menangis untuk menunjukkan bahwa ia bosan, tidak suka dan tidak ingin ditengkurapkan. Jika ini terjadi, janganlah memaksa bayi untuk tengkurap. Kesabaran Anda akan diuji untuk dapat menunggu sampai bayi memiliki mood yang baik. Sabar juga menjadi kunci dari cara mendidik anak yang suka membantah, cara mengatasi anak yang suka mencuri, dan cara mengatasi rasa takut pada anak.

Keuntungan Tengkurap Untuk Bayi

Tidur tengkurap tidak selamanya berakibat buruk pada bayi. Ada juga beberapa keuntungan atau manfaat yang didapatkan bayi dari aktivitas tengkurap tersebut, seperti berikut ini :

  1. Tengkurap dapat membantu pembentukan tengkorak bayi

Bayi memiliki tulang tengkorak yang masih belum sempurna pembentukannya, sehingga bentuk kepalanya dapat berubah. Karena itu tidur tengkurap diyakini dapat memberikan keseimbangan bagi bentuk kepala bayi agar tidak peyang. Kepala bayi yang peyang atau gepeng bisa terjadi karena terlalu lama telentang atau miring ke satu sisi.

  1. Tengkurap dapat melatih otot leher bayi

Bayi yang dalam posisi tengkurap dapat melatih kekuatan otot lehernya. Hal ini disebabkan karena ketika bayi tengkurap, ia akan terdorong untuk mengangkat kepalanya sendiri. Kemampuan mengangkat lehernya ini akan mulai tampak ketika bayi berusia mulai empat bulan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang lebih banyak tidur telentang sulit menggunakan lehernya dan sulit menggerakkan anggota tubuhnya, sebalinya bayi yang sering ditengkurapkan akan lebih mudah untuk belajar menggerakkan tangan, kaki dan lehernya untuk bergerak maju dan mundur.

  1. Tengkurap dapat membantu melatih kemampuan motorik bayi

Bayi yang sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri dan menggerakkan tangan serta kakinya maju dan mundur akan lebih mudah untuk mengembangkan kemampuan motoriknya yang lain seperti berguling, merangkak, berdiri lalu berjalan.

  1. Kualitas tidur bayi bisa lebih baik

Bayi bisa tidur lebih nyenyak saat berada dalam posisi tengkurap. Hal ini disebabkan posisi tengkurap dapat lebih meredam refleks bayi yang kerap terkejut saat sedang tidur. Bayi yang baru lahir seringkali menunjukkan refleks moro, yaitu refleks yang tampak seperti gerak terkejut. Dengan begitu tidur tengkurap bisa menjadi cara mengatasi bayi yang mudah terkejut saat tidur dan juga akan mempengaruhi kualitas tidurnya sehingga bayi bisa tidur lebih nyenyak dan tidak rewel.

  1. Tengkurap dapat menguatkan paru – paru

Ketika tidur tengkurap, posisi paru – paru yang berhadapan dengan kasur akan menopang tubuh bayi sehingga akan membentuk tulang paru – paru yang lebih kuat. Tulang paru – paru yang kuat akan mendukung juga pada pembentukan paru – paru yang bekerja lebih baik.

Tips Ketika Bayi Tidur Tengkurap

Bagi para orang tua yang ingin mendapatkan manfaat tidur tengkurap bagi bayi, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk keamanan dan keselamatan di bayi sendiri.

  • Selalu awasi bayi ketika ia sedang tidur tengkurap. Carilah tanda – tanda bayi mulai tidak nyaman. Ketika bayi mulai terlihat sulit bernafas, segera ubah posisi tidurnya.
  • Batasi waktu bayi tidur tengkurap, jangan terlalu lama. Bayi cukup tidur tengkurap sekitar 30 menit saja.
  • Biarkan bayi tengkurap sendiri, jangan sekali – sekali memaksanya untuk tengkurap.
  • Walaupun alas tidur bayi merupakan bagian yang tak kalah penting, hindari untuk menggunakan alas tidur yang terlalu empuk karena dapat mengganggu pernafasan bayi.
  • Pastikan sprei terpasang dengan pas pada tempat tidur bayi.
  • Pastikan pernafasan bayi tidak terganggu dan hidung serta mulutnya tidak tertutup apapun.
  • Pakaikan bayi busana yang nyaman, menyerap keringat dan sesuai dengan suhu udara saat bayi tidur.
  • Usahakan untuk tidak menaruh terlalu banyak aksesoris atau mainan seperti boneka, bantal ekstra, selimut yang besar atau bantalan di boks bayi.
  • Jika bisa, jangan tengkurapkan bayi untuk tidur pada malam hari, karena bisa jadi Anda tidur nyenyak dan tidak bisa mengawasinya atau memindahkan posisi tidurnya semalaman.

Walaupun terbukti bahwa tidur dengan posisi tengkurap bisa memberikan banyak manfaat bagi bayi, namun tetap diperlukan adanya suatu tindakan preventif untuk mencegah bahaya yang bisa dialaminya. Untuk itu para orang tua terutama ibu sebaiknya memperhatikan keamanan bayi dengan menerapkan berbagai tips yang mengarah kepada keamanan si bayi, dan jangan sampai lengah ketika sedang menengkurapkan bayi.

14 Jenis-Jenis Imunisasi Dan Manfaatnya

14 Jenis-Jenis Imunisasi Dan Manfaatnya

Kata imunisasi sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama para ibu yang memiliki bayi dan anak-anak. Imunisasi berarti kekebalan atau ketahanan tubuh. Untuk bayi dan anak-anak, beberapa jenis imunisasi diwajibkan, karena pada umumnya daya tahan tubuh bayi dan anak masih lemah.

( Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika ) Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini”.

Imunisasi adalah sebuah program kegiatan dalam mencegah penyakit menular yang dilakukan dengan pemberian vaksin pada manusia, sehingga mereka adapat resisten terhadap virus atau penyakit yang hendak menyerang. Imunisasi adalah program yang dapat kita lakukan semenjak bayi hingga usia anak sekolah.  Anak akan diberikan vaksinasi yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dilemahkan untuk merangsang sistem imun anak agar dapat membentuk antibodi atau daya tahan tubuh yang kuat pada tubuh mereka. Dan antibodi yang sudah terbentuk atau lebih kuat, akan bermanfaat bagi tubuh anak agar terhindar dari serangan virus ataupun bakteri yang akan datang di kemudian hari.

(Dr. Richard Moskowitz, Harvard University) “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun”.

Cara pemberian imunisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan cara disuntikan pada anak, disemprotkan ke dalam mulut anak atau hidung anak dan di teteskan ke dalam mulut anak. Beberapa vaksin biasanya diberikan hanya sekali seumur hidup ketika anak masih bayi, namun ada juga beberapa vaksinasi yang diberikan beberapa kali agar anak memiliki kekebalan tubuh yang sempurna hingga ia dewasa nanti. Dan tentu pemberian vaksinasi ini hanya bisa dilakukan tenaga medis seperti dokter atau bidan yang ahli dibidangnya.

Pada dasarnya seorang bayi yang baru lahir sudah memiliki antibodi dari ibunya, dan ini diterima bayi ketika ia masih berada di dalam kandungan. Walaupun bayi sudah menerima vaksinasi untuk kekebalan tubuh dari ibunya sebelum ia lahir, tapi kekebalan tersebut hanya akan bertahan hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa minggu saja. Dan setelah itu bayi akan rentan sekali terserang virus atau bakteri, sehingga hal tersebut membuat bayi harus mampu untuk memproduksi antibodi untuk dirinya sendiri.

Dengan memberikan imunisasi maka bayi atau anak memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat, sehingga mereka siap dan mampu untuk menghadapi gejala munculnya penyakit di masa mendatang seperti campak, polio, cacar, gondok, atau tetanus, dan lainnya sesuai dengan jenis vaksin yang pernah diberikan pada anak. Selain itu imunisasi juga dapat mencegah jenis penyakit menular.

Pada umumnya imunisasi akan menimbulkan efek samping yang ringan. Namun orangttua kerap kali merasakan khawatir ketika anaknya akan menerima vaksinasi. Hal ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, karena efek samping dari imunisasi tergolong ringan.

Efek Samping Dari Imunisasi

  • Nyeri pada bagian yang disuntik
  • Timbul bekas suntikan
  • Mual / Muntah
  • Demam
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan
  • Pusing disertai demam

Efek samping dari imunisasi yang tergolong parah seperti timbulnya reaksi alergi dan kejang mendadak, namun kasus ini sangat jarang sekali terjadi. Dibandingkan dengan efek samping yang timbul setelah pemberian imunisasi, pertimbangkanlah dengan efek manfaat yang di dapatkan anak setelah pemberian imunisasi tersebut. Bahkan semakin modernnya zaman, kini para ahli membuat inovasi baru, dengan menciptakan vaksin tanpa menimbulkan efek atau reaksi demam pada anak.

Hak anak untuk memperoleh imunisasi juga di atur negera melalui Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Di dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa, setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Penyelenggaran imunisasi tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013.

Jenis-Jenis Imunisasi Untuk Anak

Menjaga kesehatan anak tidak hanya memberikan makanan yang bergizi, namun memberikan imunisasi sesuai usianya juga penting. Dengan diaturnya program imunisasi dalam Undang-Undang kesehatan dan Konvensi Hak Anak dalam PBB, maka sudah menjadi tanggungjawab pemerintah dan orang tua untuk wajib memberikan imunisasi guna menjaga kesehatan anak-anak.

Imunisasi yang diberikan pada anak-anak sudah memiliki jadwal yang telah di evaluasi oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Penjadwalan ini di evaluasi berdasarkan adanya epidemiologis penyakit atau yang biasa disebut perubahan pada penyakit. Selain itu pembuatan jadwal imunisasi juga terbentuk karena adanya kebijakan dari kementerian kesehatan, WHO, rencana pengadaan vaksin Indonesia dan kebijakan yang dibuat secara global.

Berikut beberapa jenis imunisasi yang umumnya diberikan kepada anak-anak, yaitu :

1. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan guna membentuk ketahanan tubuh terhadap penyakit TB  (Tuberkulosis). Penyakit ini tidak mencegah infeksi TB, melainkan mengurangi resiko serangan virus tubercle bacii yang dapat hidup didalam darah atau misalnya seperti meningitis TB dan TB miller. Oleh sebab itulah imunisasi ini dilakukan agar anak memiliki kekebalan tubuh yang aktif, dengan memberikan jenis basil yang sudah dilemahkan kedalam tubuh anak. Vaksin BCG ini diberikan hanya satu kali, biasanya di kurun waktu usia anak dibawah 3 bulan.

2. Hepatitis B

Imunisasi ini termasuk imunisasi yang wajib diberikan pada anak untuk mencegah masuknya VHB, virus ini adalah virus penyebab timbulnya  penyakit Hepatitis B. Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang muncul akibat adanya sirosis atau yang bisa disebut pengerutan hati. Jika penyakit ini berkembang didalam hati, maka akan berubah menjadi lebih parah yaitu kanker hati. Dalam imunisasi ini terdapat kombinasi pada jenis vaksin seperti DPT dan HepB, berdasarkan penelitian Biofarma vaksin ini dapat merespon antibodi pada anak lebih optimal dibandingkan dengan vaksinasi yang diberikan secara terpisah. Vaksin hepatitis B diberikan 3 kali untuk anak. Rentang ke-1, setelah anak lahir, rntang ke-2, sebulan setelah vaksin pertama, rentang ke-3, antara usia anak 4-6 bulan.

3. Polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan guna merangsang kekebalan tubuh anak terhadap serangan virus polio. Polio adalah virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan sesak napas pada si penderitanya. Pada pemberian imunisasi polio, vaksin polio digolongkan menjadi dua macam yaitu OPV (Oral Polio Vaccine) dan IPV (Inacivated Polio Vaccine). Pada OPV vaksin yang akan disuntikan kedalam tubuh anak adalah berupa virus yang sudah dilemahkan. Sedangkan yang satunya adalah IPV yaitu suntikan yang berisi virus polio yang sudah dimatikan. Vaksin Polio diberikan 6 kali secara bertahap saat beberapa hari setelah anak lahir, anak menginjak usia di bulan ke-2, usia anak di bulan ke-4, usia anak di bulan ke-6, usia anak 18 bulan dan terakhir ketika anak berusia 5 tahun.

4. DPT

Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan agar anak terhindar dari penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak 3 kali pada anak usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Metode yang dilakukan pada pemberian vaksin ini dengan cara disuntikan pada anak. Pada imunisasi ini efek samping yang akan dirasakan anak adalah demam, rasa nyeri pada bagian yang disuntik, dan anak akan rewel selama kurang lebih 2 hari.

5. Campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang dilakukan guna mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh virus Morbili. Sebenarnya antibodi ini sudah diterima bayi dari ibunya, namun semakin bertambahnya usia semakin menurun pula antibodi yang ia dapatkan dari ibunya. Oleh sebab itu si kecil membutuhkan bantuan vaksinasi campak untuk menguatkan kembali antibodinya. Vaksinasi campak diberikan 2 kali, yaitu ketika anak berusia 9 bulan dan saat anak berusia 6 tahun.

6. HIB

HIB adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah penyakit HIB. Dengan memberikan imunisasi ini, akan mencegah resiko serangan virus atau bakteri lain. Imunisasi ini dilakukan ketika bayi berusia 2 bulan, 3 bulan dan 5 bulan.  Pada vaksin HIB terdapat sebuah vaksin kombinasi DPT dan HIB yang memiliki daya imunogenitas yang tinggi namun tidak akan mempengaruhi respon pada imun yang lain.

7. PCV

Bayi yang berisiko tinggi mengalami kolonisasi pneumokokus, yaitu bayi yang terindikasi dengan infeksi pada saluran napas bagian atas, merupakan perokok pasif, tidak memperoleh ASI, dan bayi yang bermukim di negara yang memiliki 4 musim (pada musim dingin). Umumnya vaksin ini hanya disarankan oleh dokter, tergantung beberapa indikasi tersebut diatas.

8. ROTAVIRUS

Imunisasi ROTAVIRUS adalah imunisasi dengan menggunakan vaksin yang dapat mencegah timbulnya penyakit rotavirus yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Pada imunisasi ini vaksin yang diberikan adalah vaksin monovalent ( Rotarix ) dan pentavalen ( Rotareq ) Beberapa penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa vaksin rotavirus terbukti sangat efektif dalam melindungi tubuh anak. Para peneliti menyimpulkan bahwa vaksin ini efektif, karena pada rumah sakit yang mendapatkan kasus tersebut terbukti dapat menekan jumlah pasien diare sebanyak 50%. Dan penurunan kasus pada pasien tersebut terjadi sekitar kurang lebih 2 tahun setelah program imunisasi tersebut dijalankan.

9. INFLUENZA

Imunisasi influenza adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah timbulnya flu pada anak. Imunisasi ini diberikan pada anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun. Imunisasi ini berguna untuk mencegah datangnya flu yang dapat ditularkan melalu udara, bersin ataupun batuk. Vaksinasi pada imunisasi ini disarankan untuk anak yang memiliki penyakit asma, ginjal dan diabet. Gejala yang akan dirasakan anak adalah demam, batuk, pilek dan bahkan terasa pegal-pegal pada tubuh anak.

10. VARISELA

Imunisasi varisela adalah imunisasi yang diberikan pada anak guna mencegah timbulnya virus varicella zostar atau yang biasa kita sebut cacar air. Virus ini memang bisa saja menyerang siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa. Pada pemberian vaksin ini, anak harus dalam keadaan sehat, tidak demam, tidak memiliki neomisin dan defisiensi imun seluler. Oleh sebab itu imunisasi menjadi cara efektif untuk mencegah timbunya virus varicella zostar atau cacar air.

11. TIFOID

Imunisasi tifoid atau yang sering disebut tifus adalah imunisasi yang diberikan pada anak guna mencegah terjadinya tifus pada anak. Imunisasi ini disarankan untuk anak usia 2 tahun, dan diberikan 3 tahun sekali pada anak. Penyakit ini terjadi karena adanya bakteri salmonella typhi yang sering ditemukan di air ataupun tempat tinggal yang kurang terjaga kebersihannya.

12. HEPATITIS  A

Imunisasi hepatitis A adalah imunisasi yang dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Imunisasi yang akan diberikan kepada anak berupa vaksinasi yang dapat mencegah timbulnya virus peradangan pada hati anak. Pemberian vaksinasi ini dilakukan dua kali, dan jarak antara suntikan pertama dan kedua berjarak antara 6 bulan hingga 12 bulan / 1 tahun.

13. HPV

Imunisasi HPV adalah imunisasi yang dapat diberikan pada anak usia remaja. Usia ini berguna untuk mencegah kanker serviks pada wanita sejak dini. Imunisasi ini dapat diberikan pada anak usia 12 tahun, dan sesuai dengan  ketentuan dokter. Pada imunisasi ini anak harus diberikan vaksin sebanyak 3 dosis, dosis kedua diberikan 2 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.

14. MMR

Adalah imunisasi yang dilakukan untuk otak. Imunisasi ini sebenarnya tidak banyak disarankan oleh dokter, karena terjadi banyak kasus timbul gejala autisme setelah anak mendapatkan imunisasi ini. Akan lebih baik jika bunda mengeonsultasikan pada dokter dan mencari efek samping dari imunisasi ini melalui banyak sumber.

Beberapa jenis penyakit yang terjadi pada anak memang tidak terlalu berbahaya, namun mengantisipasi tentu lebih baik daripada mengobati. Beberapa manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi pada anak, adalah :

  • Mencegah anak dari serangan penyakit, dewasa ini banyak sekali bermunculan jenis-jenis penyakit yang begitu mengkhawatirkan. Seperti flu burung, flu singapura, sapi gila, dan lainnya. Walaupun bisa diobati, namun ada penderita yang mengalami catat dalam anggota tubuhnya. Atau bisa juga dengan terlampau seringnya mengkonsumsi obat atau antibiotik membuat beberapa organ tubuh penderita menurun fungsi kerjanya. Denagn memberikan imunisasi, orangtua telah membentengi tubuh anak setidaknya mencegah atau mengurangi resiko yang lebih besar.
  • Memperkecil resiko penyakit menular, dengan musim yang tak jelas seperti sekarang, anak-anak tentu lebih rentan terhadap perubahan cuaca dan penyebaran penyakit. pemberian imunisasi kepada anak, setidaknya membuat anak dapat melakukan berbagai aktivitasnya di luar rumah dengan tenang tanpa kekhawatiran orangtua akan lingkungan yang kotor, kuman/virus yang berterbangan dan sebagainya.
  • Menghemat anggaran keluarga dan pemerintah, pemberian imunisasi diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi lebih baik, lebih sehat, lebih kuat. Dengan imunisasi juga diharapkan penyebaran berbagai jenis penyakit menular dan berbahaya menjadi lebih kecil sehingga biaya atau anggaran untuk berobat pun menjadi lebih hemat. Jika anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa sehat, tentunya masa depan bangsa pun lebih baik.

Program atau jadwal imunisasi untuk anak, biasanya sudah tersedia dalam buku panduan ketika anak lahir. Dan petugas rumah sakit (suster, dokter) memberikan catatan baik waktu untuk melakukan imunisasi maupun catatan jika imunisasi tersebut sudah dilakukan.

Artikel Lainnya
  • cara mengatasi anak kidal
  • anak tersedak
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur

Beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika memberikan vaksinasi kepada anak, waktu pemberian vaksinasi, kondisi kesehatan anak dan imunisasi yang wajib/harus diberikan. Tidak semua jenis imunisasi diwajibkan pemberiannya. Ada beberapa jenis imunisasi sifatnya dianjurkan (boleh dilakukan imunisasi atau boleh diabaikan). Untuk hal-hal tersebut, sebaiknya orangtua berkonsultasi terlebih dahulu kepada pihak medis atau dokter, karena bisa saja yang tadinya bersifat anjuran karena perubahan kondisi dan penyebaran penyakit yang lebih serius menjadi bersifat wajib. Selain itu agar hasil yang didapat anak bisa maksimal.