Parenting

5 Efek Negatif Sering Menakut-nakuti Balita yang Harus Diwaspadai

5 Efek Negatif Sering Menakut-nakuti Balita yang Harus Diwaspadai

Proses tumbuh kembang balita harus diperhatikan dengan seksama. Apa yang dilakukan atau diajarkan oleh orang tua akan berdampak kepada psikologis balita tersebut. Satu hal yang masih menjadi budaya dalam mendidik seorang anak adalah dengan menakut-nakutinya. Perilaku menakut-nakuti ini pun bermacam-macam, mulai dari menakuti dengan hal seram atau dengan mengancam. Hal ini dilakukan hanya demi sang anak menuruti apa yang dikatakan oleh orang tua dan tidak membantah. Padahal masih banyak cara mendidik anak yang suka membantah daripada menakut-nakuti.

Cara ini dilakukan hampir oleh semua orang tua. Alasannya pun beragam, akan tetapi yang paling sering dijumpai adalah menurut orang tua cara ini efektif untuk melatih anak mau menuruti apa permintaan orang tua. Jika dilihat sekilas memang terlihat baik, tetapi sebenarnya apakah cara ini memang baik untuk dilakukan? Ternyata tidak. Ketika cara ini dilakukan dalam kali pertama atau kedua mungkin tidak berdampak apa-apa. Namun jika cara ini berlangsung dalam jangka waktu lama akan berdampak pada anak, antara lain anak menjadi terlihat kurang nyaman, penakut, atau justru menjadi trauma. Jika anak sampai trauma, orang tua harus tahu cara efektif mengatasi trauma pada anak.

Tapi apakah semua anak akan mengalami hal tersebut? Jawabannya adalah ya. Bahkan menakut-nakuti bayi yang berusia kurang dari 1 tahun juga akan memberikan efek negatif. Otak bayi pada usia ini memang masih dalam tahap perkembangan awal, akan tetapi otak bayi akan menyerap apa yang ia dengar dan ia rasakan. Alhasil bayi akan merasa kurang nyaman, gelisah, dan akhirnya menjadi rewel. Begitu juga dengan batita (usia 1-3 tahun), dapat tumbuh menjadi anak yang penakut. Ia akan beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh orang tuanya adalah hal yang nyata. Lalu bagaimana dengan anak usia batita (usia 3-5 tahun)? Berikut beberapa dampak yang dapat timbul dari menakut-nakuti batita?

Baca : cara mengenali karakter anak – cara mengajarkan disiplin pada anak – cara jitu mengatasi anak yang cengeng dan manja – cara mengatasi anak yang suka mencuri

1. Mimpi Buruk

Anak usia batita sudah mulai bisa berimajinasi. Bahkan ia mulai mengembangkan sendiri daya imajinasinya berdasarkan apa yang ia alami. Bayangkan jika orang tua justru menambahi dengan cerita-cerita seram yang tidak masuk akal. Apa yang diceritakan oleh orang tua akan terekam dalam ingatan anak itu. Ia akan mempercayai apa yang dikatakan orang tua dan menganggap semua itu adalah benar adanya. Semua yang ia tahu dan membuatnya takut dapat terbawa hingga ke alam bawah sadarnya. Alhasil batita dapat mengalami mimpi buruk dalam setiap tidurnya. Jika anak mengalami mimpi buruk di setiap tidurnya, ini akan berdampak buruk bagi kondisi kesehatannya. Bayangkan jika anak kurang tidur, maka daya tahan tubuhnya pun akan menurun. Apa yang dikatakan orang tua harus merangsang otak anak, seperti halnya ketika para orang tua mencari jenis mainan yang merangsang otak anak.

2. Cemas dan Bingung

Kata-kata dalam cerita seram termasuk kata-kata yang tidak boleh diucapkan orang tua kepada anak. Sesuatu yang sering didengar oleh batita akan terekam dalam ingatannya. Dalam setiap kegiatannya, bisa jadi ia terus mengingatnya. Hingga kemudian anak tersebut akan mengalami kecemasan dan kebingungan. Anak usia batita harusnya tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya tekanan dari pihak luar. Anak batita yang selalu mengalami kecemasan akan mengalami tumbuh kembang yang tidak baik, terutama kondisi psikologisnya.

3. Sering Tegang dan Tidak Nyaman

Kecemasan dan kebingungan yang dialami oleh anak batita dapat membuat si anak merasa tidak nyaman dan merasa tegang. Ia akan merasa tidak nyaman bahkan tidak aman walaupun berada di rumah sendiri atau berada di lingkungan orang-orang yang ia kenal. Anak dengan keseharian ini akan menjadi penakut dan enggan bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga kemampuan bersosialisasi dan beradaptasinya kurang berkembang dengan baik. Anak seperti ini harus diatasi dengan cara meningkatkan rasa percaya diri anak yang tepat.

4. Sakit

Jangan sembarangan menakut-nakuti anak. Jika selama berhari-hari anak mengalami mimpi buruk, merasa cemas, bingung, tegang, dan tidak nyaman, tidak hanya berdampak pada kondisi psikologisnya. Kondisi kesehatan fisiknya juga akan terganggu. Lama-kelamaan anak bisa sakit karena kecemasan yang ia alami. Tentunya para orang tua tidak ingin anak batitanya mengalami hal seperti ini.

5. Penakut

Anak yang sering ditakut-takuti oleh orang tua atau orang di sekitarnya akan tumbuh menjadi anak yang penakut. Bukan hanya penakut ketika sedang sendirian, akan tetapi takut ketika berada di kerumunan orang banyak. Ia akan bergantung pada satu orang saja yang ia anggap memberikan kenyamanan untuk dirinya. Jika hal ini tidak segera ditangani akan bertahan sampai anak tersebut tumbuh dewasa. Dan nantinya anak tersebutlah yang akan merasakan dampak buruknya jika menjadi orang yang penakut. Penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi rasa takut pada anak.

Masih banyak cara untuk membujuk anak untuk menurut atau melakukan perintah orang tua, tanpa harus menakut-nakuti. Berbicara dengan baik dalam suasana yang nyaman, disertai dengan penjelasan yang dapat dimengerti anak merupakan cara yang lebih baik dilakukan. Untuk itu mulai sekarang stop untuk menakut-nakuti anak ya.

Pentingnya Sopan Santun pada Anak Usia Dini

Pentingnya Sopan Santun pada Anak Usia Dini

Kita seringkali melihat anak kecil berbicara kasar, bahkan sampai membentak orang tuanya. Jika ini terjadi, orang tua perlu mengetahui cara mendidik anak yang suka membantah. Hal ini terjadi karena pengaruh zaman yang semakin modern, dimana orang tua jarang sekali mendidik anak-anaknya perihal sopan santun.

Sebagai orang tua, kita pasti sangat senang apabila melihat anak kita bersikap santun dan hormat. Ditambah lagi dengan tata krama dan nada suara yang halus, dunia ini rasanya seperti surga. Sebelum terlambat, ajarlah anak Anda perihal sopan santun sejak dia masih kecil.

Berikut adalah contoh sopan santun yang harus diajarkan kepada anak sejak dini.

  1. Mengucapkan Terima Kasih

Hal pertama yang perlu diajarkan kepada anak adalah mengucapkan terima kasih ketika dirinya menerima sesuatu. Apapun bentuk pemberian tersebut, baik benda maupun bantuan, usahakan untuk berterima kasih. Karena terima kasih termasuk bentuk penghargaan yang akan membuat si pemberi merasa dihargai.

  1. Meminta Maaf Ketika Melakukan Kesalahan

Ajarkan kepada anak cara mudah mendidik anak untuk minta maaf setiap kali melakukan kesalahan. Apapun bentuk kesalahannya dan kepada siapapun itu, ucapkan kata maaf tanpa pandang bulu. Minta maaf sama artinya dengan mengakui kesalahan. Jika hal ini diterapkan sejak kecil, maka anak akan terbiasa untuk meminta maaf ketika dirinya dewasa tanpa harus diperingatkan lagi.

  1. Meminta Tolong Ketika Butuh Bantuan

Kepada siapapun itu, ucapkan kata “tolong” setiap kali butuh bantuan. Saat meminta bantuan, posisi anak juga harus berada di bawah. Artinya hormat kepada orang yang akan dimintai tolong. Ini merupakan salah satu bentuk tata kesopanan dan cara mengajarkan disiplin pada anak untuk mengatakan “tolong” saat meminta bantuan.

  1. Tersenyum Pada Orang yang Dikenalnya

Jadi orang jangan terlalu jutek. Ajarkan kepada anak Anda untuk selalu tersenyum dan menyapa orang lain yang dikenalnya. Mengucapkan salam dan tersenyum merupakan bukti kalau anak Anda ramah, bukan orang yang angkuh.

Baca: Cara meningkatkan rasa percaya diri anak – Cara mengenali karakter anak – Cara jitu mengenali bakat anak – Cara mengatasi anak yang suka berbohong – Cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua

  1. Tidak Memotong Pembicaraan

Karena rasa ingin tahu dan egois yang tinggi, banyak anak yang suka memotong pembicaraan orang tuanya. Mulai dari sekarang, ajarlah anak Anda untuk bersabar ketika orang lain berbicara. Setelah orang tersebut selesai berbicara, barulah si anak boleh berkomentar. Kalaupun si anak ingin memotong pembicaraan, sebaiknya acungkan tangan sebagai bukti dari interupsi. Ini jauh lebih sopan dibandingkan langsung berkomentar tanpa aba-aba.

  1. Menghormati Orang yang Lebih Tua

Kadang-kadang anak tidak tahu kepada siapa dirinya berbicara. Bahkan banyak anak-anak yang menganggap lawan bicaranya masih seumuran dengannya. Sebagai orang tua, perkenalkan kepada anak dengan orang-orang di sekitarnya dan sebutan apa yang harus ia gunakan ketika berbicara dengan lawan bicaranya. Dengan demikian, si anak juga lebih tahu memposisikan dirinya setiap kali ia berbicara dengan orang lain.

  1. Berbicara dengan Nada Suara yang Lembut

Anak-anak memiliki tingkat emosional yang tinggi. Ketika ia tidak menyukai sesuatu, ia lebih suka berontak dan berbicara dengan suara yang keras. Untuk itu, ajarilah anak Anda untuk berbicara dengan suara yang lembut. Apalagi ketika si anak berbicara dengan orang-orang yang lebih tua dari dirinya.

  1. Memberi dan Menerima Menggunakan Tangan Kanan

Tangan kanan dan kiri memiliki fungsi yang berbeda. Ketika si anak memberi atau menerima sesuatu dari orang, ajarkan dia untuk selalu menggunakan tangan kanan. Ajaran ini sederhana, tapi akan sangat berpengaruh hingga ia dewasa nanti. Hal simpel seperti ini juga lebih mengajarkan sopan santun kepada si anak.

Baca: Cara bijak mengatasi anak yang suka memukul – efek pada mental anak yang sering dibentak – efek negatif sering menakut-nakuti balita – pentingnya mengajari anak berdoa

Walaupun budaya sopan santun mulai terkikis, jangan pernah berhenti untuk mengajarkan si anak tentang sopan santun ini. Adanya sopan santun juga akan membuat si anak lebih menghargai orang lain. Ketika ia berbuat tidak sopan, ingatkan lagi dan lagi akan sopan santun dan hindari kata-kata yang tidak boleh diucapkan orang tua kepada anak.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Adanya pendidikan membuat pengetahuan dan wawasan si anak bertambah. Anak juga akan mengetahui suatu hal yang tidak diketahui sebelumnya. Dengan pendidikan, si anak juga dapat meraih cita-cita yang diinginkannya, termasuk untuk memajukan nusa dan bangsa.

Dalam dunia pendidikan, si anak akan menempuh pendidikan secara bertahap. Mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga jenjang Perguruan Tinggi. Semua jalur pendidikan ini akan ditempuh sehingga si anak lebih matang lagi mempersiapkan dirinya di masa depan.

Pentingnya pendidikan si era sekarang membuat banyak orang tua rela menghabiskan banyak uang untuk menyekolahkan anaknya. Seberapa pentingkah pendidikan tersebut?

  1. Membuat Anak Lebih Berkembang

Perkembangan anak cenderung lebih pesat ketika ia masih berumur sangat belia (di bawah 10 tahun) dibandingkan saat dia sudah dewasa nanti. Sehingga pendidikan dari jenjang paling bawah menjadi momen-momen yang kritis yang akan membentuk diri si anak. Pada tahap ini, si anak juga menjadi lebih paham dan tahu membedakan mana yang harus dilakukannya dan mana yang tidak boleh dilakukannya. Apabila masa emas ini sampai terlewatkan, maka pembentukan diri si anak akan lebih sulit lagi.

Baca: Cara mengajarkan disiplin pada anak – Cara meningkatkan rasa percaya diri anak – Jenis mainan yang merangsang otak anak – Cara mengajarkan anak tentang uang – Cara mudah mendidik anak untuk minta maaf –  Cara mengenali karakter anak – pentingnya sopan santun pada anak

  1. Mempersiapkan Masa Depan Anak

Masa depan anak ditentukan dari pendidikan apa yang ditempuhnya. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin besar pula kemungkinan si anak berhasil untuk menggapai mimpinya. Pada tahap ini, orang tua harus bisa memilih sekolah yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan si anak. Jangan ragu mengeluarkan biaya besar demi masa depan cemerlang anak Anda.

  1. Memiliki Keterampilan Khusus

Selama mengemban pendidikan, si anak akan mampu mengendalikan sistem motorik dalam dirinya. Baik motorik kasar maupun halus. Disaat ini juga si anak dapat mengetahui apa yang disukai dan apa tidak disukainya. Ada beberapa cara jitu mengenali bakat anak agar menjadi keterampilan khusus yang membedakan dirinya dengan anak orang lain.

  1. Memperluas Wawasan

Pendidikan menambah pengetahuan si anak. Segala sesuatu yang tidak diketahuinya dulu dapat ia ketahui melalui pendidikan. Bahkan tingkat pengetahuannya menjadi lebih luas dan tidak terkotak-kotak hanya pada satu bidang saja. Misalnya, si anak lebih mengenal dunia luar baik dari segi budaya, iklim, demografi, dan kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia ini. Pendidikan juga secara otomatis akan membuka cakrawala secara universal.

  1. Membuat Anak Lebih Teratur

Pendidikan apapun itu, baik Playgroup maupun SMA, keduanya sama-sama membuat anak lebih teratur. Bagaimana tidak, adanya jadwal kegiatan yang sudah tersusun membuat si anak memiliki rutinitas yang sudah terstruktur. Belum lagi peraturan yang ditetapkan di sekolahnya, pasti akan membuat si anak harus patuh dan taat pada peraturan tersebut. Apabila si anak melanggar, akan diberikan sanksi yang tegas. Sehingga dirinya akan selalu berusaha untuk berada di jalur yang benar.

  1. Menanamkan Nilai-Nilai Positif

Program pendidikan yang ditempuh si anak akan secara otomatis mengajarkannya nilai-nilai positif seputar kehidupan. Misalnya, toleransi, menghargai, kejujuran, patuh, dan lain sebagainya. Adanya ajaran ini tentu akan membuat si anak lebih menghargai orang-orang di sekitarnya. Nilai positif ini biasanya akan diajarkan melalui mata pelajaran atau dari pergaulan si anak. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai positif tersebut akan tertanam dalam dirinya, sehingga akan terbawa sampai ia dewasa nanti.

Baca : cara membiasakan anak bangun pagi – cara mengatasi rasa takut pada anak – cara jitu mengatasi anak yang cengeng dan manja – cara mengasah bakat anak – cara meningkatkan daya ingat anak

Ada banyak manfaat dari lembaga pendidikan bagi anak usia dini. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk menyekolahkan anak Anda sedini mungkin. Pengajaran yang akan diterima anak tentu akan bermanfaat bagi tumbuh kembangnya. Semakin cepat si anak diperkenalkan dengan dunia pendidikan, semakin pesat pula perkembangannya dibandingkan dengan anak seumurannya.

6 Manfaat Makan Bersama Keluarga bagi Anak

6 Manfaat Makan Bersama Keluarga bagi Anak

Makan bersama menjadi momen yang sering dilewatkan mengingat banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Kondisi ini mengakibatkan anggota keluarga lebih suka makan sendiri-sendiri. Misalnya, makan di depan televisi atau makan di kamar. Bahkan di era sekarang, tradisi makan malam sudah hilang dari peredaran. Hal inilah yang menyebabkan renggangnya hubungan silaturahmi antara anggota keluarga.

Baca : efek positif dan negatif televisi bagi pertumbuhan anak – dampak negatif bermain game untuk anak – cara mengatasi anak yang susah makan – cara mengajarkan disiplin pada anak

Untuk membangun kembali hubungan silaturahmi dan kekeluargaan, mulailah untuk menjadikan makan malam sebagai tradisi keluarga. Ini dia manfaat makan malam bersama keluarga yang perlu Anda ketahui:

  1. Meningkatkan Komunikasi

Berkumpul sambil melahap makanan yang disajikan di meja makan tentu dapat meningkatkan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Selama berada di meja makan, ada saja topik yang akan dibicarakan. Mulai dari pelajaran anak di sekolah, rapat kerja, bahkan rencana untuk pergi liburan.

Adanya komunikasi yang baik akan merupakan cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua. Mereka juga tidak enggan untuk menceritakan kejadian buruk yang dialaminya pada hari ini maupun pada hari yang sudah lewat. Sehingga anggota keluarga, terlebih orang tua dapat memberikan masukan atas masalah yang dihadapi. Komunikasi juga termasuk salah satu cara mengenali karakter anak.

  1. Mengajarkan Sopan Santun Kepada Anak

Pentingnya sopan santun pada anak bukan hanya tentang menghormati orang yang lebih tua. Namun, juga sopan santun selama berada di meja makan. Mulai dari cara mengunyah makanan, cara memasukkan makanan, hingga larangan berbicara saat sedang makan. Anak-anak yang diajari sopan santun tentu akan bertumbuh menjadi anak dengan tata krama yang bagus.

Selain mengajarkan tata krama ketika makan, makan bersama juga  merupakan cara mudah mendidik anak untuk minta maaf ketika melakukan kesalahan. Hal ini berguna demi keberhasilan si anak di masa yang akan datang.

  1. Asupan Nutrisi yang Lebih Baik

Orang tua senantiasa memperhatikan apa yang dimakan oleh anaknya. Hal ini juga berlaku di meja makan, dimana orang tua akan selalu menyajikan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak. Anak dengan gizi yang baik adalah anak yang tumbuhnya sehat dan terhindar dari obesitas.

  1. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial yang diajarkan di meja makan dapat berupa keterampilan mendengar dan kesabaran. Contohnya, ketika orang tua sedang berbicara, si anak akan mendengar apa yang dikatakan orang tuanya dengan teliti. Anak juga tidak akan meyela atau memotong pembicaraan orang tua.

  1. Meningkatkan Performa Anak-Anak di Sekolah

Makan bersama anggota keluarga menunjukkan adanya hubungan harmonis di dalam keluarga. Sadar atau tidak, situasi ini akan membuat si anak lebih berprestasi di sekolah. Anak juga akan lebih bersemangat untuk belajar dan menjalani hari-harinya selama di sekolah.

  1. Lebih Hemat

Poin yang satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Makan bersama anggota keluarga tentu akan menghemat pengeluaran. Bagaimana tidak, orang tua menyajikan makanan lezat di meja makan tanpa perlu dibayar sepeser pun. Bandingkan jika anak makan di restoran, apalagi restoran mahal. Berapa biaya yang akan dikeluarkan oleh anak? Selain menambah pengeluaran, bahaya makanan cepat saji untuk kesehatan anak juga patut diwaspadai.

Mempererat hubungan kekeluargaan harus dimulai dari kita selaku orang tua. Karena orang tua adalah panutan di dalam keluarga. Jika orang tua menunjukkan sifat jelek, otomatis si anak juga akan melakukan yang sama. Bahkan apa yang dilakukan si anak jauh lebih buruk dari yang dibayangkan orang tua. Oleh sebab itu, aturlah jadwal makan malam sebaik-baiknya. Selain mempererat kekeluargaan, anak juga terhindar dari jenis makanan yang berbahaya untuk anak.

15 Cara Membiasakan Anak Bangun Pagi

15 Cara Membiasakan Anak Bangun Pagi

Membangunkan anak pada pagi hari biasanya menjadi kegiatan yang melelahkan bagi para orang tua, terutama yang memiliki anak yang sudah akan memasuki usia sekolah. Ketika belum waktunya bersekolah, kebanyakan anak diberi kebebasan untuk tidur dan bangun kapan saja mereka mau, sehingga bangun pagi menjadi satu rutinitas yang agak sulit diikuti oleh anak – anak. Ini akan menjadi masalah ketika sudah tiba saatnya mereka memasuki jenjang sekolah, karena tentu saja mereka harus terbiasa bangun pagi agar tidak terlambat. Membangunkan anak yng sedang tidur nyenyak akan menjadi perkara susah  susah gampang bagi para orangtua terutama ibu, karena itu banyak orang tua yang mengeluhkan betapa sulitnya membangunkan sang anak di pagi hari.

Saat pagi menjelang, saat itu akan menjadi satu rutinitas yang panjang dan melelahkan untuk membangunkan anak. Jika hal ini berlangsung setiap hari, tentunya ritual membangunkan anak ini perlahan akan mengacaukan jadwal sekolah anak jika tidak ditepati dengan baik, dan juga akan menjadi momen yang menguras kesabaran orang tua. Karena itulah, orang tua perlu mengatur suatu strategi untuk memudahkan sang anak bangun pagi dengan ceria dan tidak terlambat untuk pergi ke sekolah.

Manfaat Bangun Pagi

Bangun pagi memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita, terutama untuk anak – anak. Banyak orang tua yang ragu membiarkan anak untuk bangun lebih pagi karena takut anak kekurangan waktu tidur, namun sebenarnya yang perlu dilakukan hanya mengatur pola tidur agar anak tetap mendapatkan cukup tidur dan tetap bisa bangun pagi. Manfaat yang akan didapatkan jika bangun pagi yaitu:

  • Mendapatkan udara segar – Bangun pagi memungkinkan kita menghirup udara segar dan sangat penting bagi anak karena udara pagi dapat membantu mengembangkan fungsi tubuhnya. Selain itu, anak juga dapat merasakan sinar matahari pagi yang baik untuk pertumbuhan tulang, itulah manfaat menjemur bayi dan anak yang dilakukan setiap pagi.
  • Mendukung perkembangan kecerdasan anak – Menghirup udara pagi yang masih segar juga dapat mempengaruhi kecepatan aliran darah menuju otak menjadi lebih cepat, yang juga akan menyebabkan otak bekerja lebih cepat. Hal ini tentu jug akan mempengaruhi kecepatan berpikir anak.
  • Mengurangi resiko penyakit jantung – Jika seseorang dibiasakan sejak bayi untuk menghirup udara pagi yang bersih, kecenderungan untuk menderita penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembuluh darah pada jantung bisa berkurang. Bangun pagi juga bisa menjadi cara meningkatkan kekebalan tubuh anak dan mencegahnya terkena berbagai macam penyakit.
  • Memberi rutinitas – Terbiasa bangun pagi sejak bayi juga akan membentuk suatu rutinitas pada kegiatan sehari – hari anak. Hal ini juga akan turut membantu menumbuhkan pemahaman tentang disiplin dan membuat anak menjadi bersemangat memulai harinya. Berlatih bangun pagi akan menjadi cara mengajarkan disiplin pada anak sejak dini.
  •  Melatih penglihatan –  Jika sejak bayi sudah dibiasakan untuk bangun pagi dan melihat pemandangan pada pagi hari, organ penglihatan anak yaitu mata juga akan terlatih. Persepsi anak terhadap lingkungan sekitarnya juga bisa terlatih dengan bangun pagi dan berjalan – jalan dengan melihat berbagai pemandangan. Bisa jadi jika terbiasa maka Anda tidak perlu mencari cara mengatasi mata minus pada anak.

Melatih Anak Untuk Bangun Pagi

Agar anak dapat membiasakan diri bangun pagi dengan sendirinya, tentu saja diperlukan beberapa tips yang berguna untuk membangun kebiasaan tersebut.

1. Mengatur Jadwal Tidur

Waktu tidur yang tepat untuk anak -anak sangatlah penting. Anda tidak dapat membebaskan anak untuk bangun dan tidur kapan saja mereka mau, karena kelak akan sangat sulit untuk merubah kebiasaan tersebut, terlebih lagi ketika anak sudah memasuki usia sekolah. Latihlah anak secara perlahan sejak bayi untuk tidur dan bangun di waktu – waktu tertentu yang sama sehingga menjadi rutinitas yang membuatnya terbiasa setiap harinya. Usahakan agar anak cukup tidur dengan mengatur waktu tidur yang baik untuk anak, paling tidak selama delapan jam saat tidur malam.

2. Beri Pijakan Sebelum Tidur

Memberi pijakan sebelum tidur tentang jam berapa anak harus bangun keesokan harinya sangat berguna untuk melatih mereka bangun pagi dan membentuk kebiasaan yang akan dijalaninya seumur hidup. Anda bisa memberikan informasi kepada anak mengenai jam berapa seharusnya waktu mereka bangun pagi dan hal itu dapat diutarakan secara berulang setiap malamnya.

3. Mengatur Alarm

Mengatur alarm pada jam yang sesuai ketika anak harus bangun tidur akan sangat membantu jika anak sulit untuk bangun dengan sendirinya. Anda dapat menyetelnya pada jam weker yang khusus diberikan kepada anak untuk membantunya bangun. Pada awalnya mungkin saja anak masih akan mengalami kesulitan untuk bangun dan mematikan alarmnya sendiri, namun lama kelamaan ia akan terbiasa.

4. Coba Biarkan Anak Bangun Sendiri

Selain itu Anda bisa memancing anak untuk bangun dengan sendirinya. Cobalah buka tirai kamar anak dan biarkan sinar matahari atau cahaya pagi masuk ke kamar, sekitar beberapa saat sebelum jadwal bangun tidurnya. Jangan ragu untuk membuat suara -suara ketika Anda sedang melakukan aktivitas pagi, karena hal tersebut dapat memancing anak untuk tergugah dari tidurnya.

5. Bangunkan Dengan Lembut

Ada  kemungkinan bahwa si kecil akan tetap sulit terbangun walaupun Anda sudah melakukan berbagai langkah agar dia bisa terbangun sendiri. Jika terjadi seperti ini, Anda dapat membantunya untuk bangun. Namun janganlah membangunkan anak dengan suara keras atau bahkan menggunakan tindakan fisik seperti mengguncangnya keras agar anak banguna. Hal itu jusstru akan membuat anak merasa bahwa bangun pagi merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan, sehingga ia tidak akan termotivasi. Usahakanlah untuk membangunkan anak dengan lembut sa,bil memmanggilnya agar bangun dengan bisikan atau kata – kata lembut.

6. Rencanakan Kegiatan Pagi Harinya

Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setelah anak bangun sangat berguna untuk memotivasi anak agar ia selalu menantikan pagi hari dengan bersemangat. Apabila anak belum waktunya bersekolah, Anda dapat membuat rencana bersama anak mengenai kegiatan yang ingin dilakukannya keesokan hari.

7. Menyiapkan Keperluan Anak

Salah satu cara untuk memotivasi anak agar bisa bangun pagi adalah dengan mengajaknya untuk melibatkan diri dalam menyiapkan keperluannya untuk esok harinya. Anda dapat melibatkan anak untuk menyiapkan keperljan sekolahnya, menentukan menu sarapan atau menu untuk bekal sekolah dengan jenis makanan sehat untuk tumbuh kembang anak, dan juga pakaian yang akan dikenakannya esok . Libatkan anak untuk mempersiapkan keperluannya sebelum tidur malam.

8. Beri Contoh Pada Anak

Anda tidak bisa menginginkan anak untuk terbiasa bangun pagi jika Anda sendiri bukan orang yang mudah bangun pada malam hari. Suka atau tidak, orang tua harus dapat memberi contoh baik pada anak dalam segala hal, termasuk dalam hal kebiasaan bangun pagi. Jika Anda juga termasuk orang yang sulit bangun pagi, maka saatnya untuk ikut mengubah kebiasaan tersebut.

9. Konsisten

Ketika sedang membiasakan diri untuk melatih suatu kebiasaan baik untuk anak, hal penting yang harus dilakukan adalah bersikap konsisten. Artinya jika Anda ingin anak terbiasa bangun pagi, maka pembiasaan untuk itu haruslah berlangsung secara konstan dan teratur. Dengan kekonsistenan orang tua, perlahan anak akan menyadari pentingnya bangun pagi dan dapat menyesuaikan diri. Namun jika orsng tua selalu bersikap permisif dan tidak memberi dorongan pada anak dengan konsisten, misalnya selalu menyerah ketika anak sulit tidur pada jam yang telah ditentukan, maka akan sulit membentuk kebiasaan bangun tidur anak.

10. Persiapkan Diri Anda Juga

Karena terkadang kegiatan membiasakan anak untuk bangun pagi dapat menjadi aktivitas yang melelahkan para orang tua, maka seyogyanya para orang tua juga mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai hal tidak terduga yang bisa timbul saat sedang melatih anak bangun pagi. Misalnya, dengan bangun lebih pagi dan melakukan aktivitas pribadi lebih awal.

11. Bawa Suasana Ceria

Agar anak mau sukarela bangun pagi dengan sendirinya, perlu diciptakan suasana yang ceria ketika pagi hari. Jangan membuat kesan bahwa kegiatan bangun pagi adalah suatu hal yang menyebalkan bagi anak, usahakan agar suasana pagi hari selalu menyenangkan dan ceria untuk membuat anak bersemangat meneruskan kebiasaan bangun paginya. Bangunkan anak dengan senyum dan wajah ceria Anda, agar ia pun bakan bangun dengan perasaan senang.

12. Beri Reward Kepada Anak

Pemberian reward kepada anak juga merupakan bagian dari cara membiasakan anak untuk bangun pagi. Dengan memberikan reward tertentu atas usahanya bangun pagi, Anda akan memberikan motivasi kepada anak untuk terus membiasakan diri bangun pagi sendiri. Contohnya, jika anak berhasil bangun pagi sendiri pada waktunya, berikan penghargaan kepada anak dengan menambah waktu bermainnya untuk satu hari selama yang Anda izinkan tanpa merusak jadwal tetap harian anak.

13. Perhatikan Pola Tidur Anak

Ada pula kemungkinan anak sulit bangun pagi yang disebabkan karena pola tidurnya bermasalah. Karena itu peting sekali untuk menetapkan pola tidur yang teratur untuk membiasakan tubuh anak dengan ritme kegiatannya sehari – harri. Jika anak masih sulit bangun pagi, cobalah amati apakah pada malam hari anak bisa tidur nyenyak atau tidak, dan bagaimana kebiasaannya sewaktu tidur, apakah ia gelisah atau bisa tidur nyenyak.

14. Atur Kebiasaan Sebelum Tidur

Rutinitas dan aktivitas yang dijalani anak sebelum tidur juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk membiasakan diri bangun pagi. Contohnya, kalau anak terbiasa bermain gadget atau menonton televisi sesaat sebelum tidur, hal itu juga dapat memberi pengaruh kepada pola tidurnya. Karena asyik menonton televisi atau bermain, biasanya anak akan sulit untuk mematuhi jadwal tidurnya dan akibatnya akan sulit bangun pagi. Sebaiknya perkenalkan anak kepada manfaat mendongeng bagi pertumbuhan anak sebelum tidur.

15. Jangan Beri Makanan Sebelum Tidur

Memberi makan kepada anak diwaktu yang berdekatan dengan jam tidurnya adalah suatu hal yang sangat tidak dianjurkan, karena makanan memerlukan waktu untuk dicerna. Tentu saja jika anak tidur, maka proses pencernaan tidak dapat berlangsung sempurna dan bisa saja menyebabkan anak menjadi sulit tidur dengan lambung yang terisi penuh. Ketahuilah juga apa saja jenis makanan yang berbahaya untuk anak dan makanan terbaik untuk bayi dan anak.

Mengapa Anak Sulit Tidur

Ada beberapa penyebab anak menjadi sulit tidur di malam hari yang perlu Anda ketahui, yaitu:

  • Bayi baru lahir – Untuk bayi yang baru lahir, tentunya sudah tidak mengherankan lagi apabila mreka sulit tidur sepanjang malam dengan nyenyak. Situasi ini biasanya akan berlangsung selama dua bulan pertama dan akan membaik seiring degan pertambahan usia bayi.
  • Tidak terbiasa tidur sendiri  –  Bayi yang selalu mendapatkan bantuan untuk tidur lama kelamaan tidak akan belajat untuk dapat tertidur dengan sendirinya. Contohnya, jika Anda selalu mnggenongnya hingga tertidur setiap malam, maka ia akan sulit untuk dapat tidur sendiri.
  • Terlalu lelah  – Sekitar 11 – 14 jam sehari dibutuhkan anak usia dini dan usia pra sekolah untuk tidur setiap harinya, termasuk tidur siang dan malam. Apabila anak terlalu lelah bermain pada siang harinya, bisa saja ia akan mengalami sulit tidur pada malam hari.
  • Takut Berpisah  – Pada sebagian anak akan ada ketakutan untuk berpisah semacam ini dengan orang tuanya. Akan ada fase ini yang biasanya dialami oleh sebagian besar anak. Jika ini terjadi orangtua dapat menunjukkan kasih sayang kepada anak seperti biasa, jangan sampai bersikap berlebihan.
  • Tidak ada rutinitas sebelum tidur – Melakukan hal yang sama setiap malam sebelum tidur akan membantu anak utuk mengetahui kapan waktu tidurnya. Siapkan rutinitas untuk bersantai dan menenangkan diri sebelum tidur. Misalnya, membacakan cerita, mendongeng, menggosok gigi, dan sebagainya.
  • Menunda waktu tidur – Beberapa anak senang menunda waktu tidur mereka dengan berbagai alasan. Anda dapat menegaskan waktu tidur mereka dengan bersikap lembut dan usahakan untuk bersikap sabar. Tetaplah bersikap tegas pada aturan yang dibuat bahwa saat itu adalah waktu tidur anak.
  • Kurang tidur siang –  Manfaat tidur siang untuk tumbuh kembang anak sebenarnya cukup signifikan. Waktu tidur siang yang kurang juga dapat menjadi penyebab mengapa anak sulit tidur di malam hari. Bila anak terlihat gelisah dan mengantuk, biarkan dia tidur sejenak, tapi jangan terlalu dekat waktunya dengan jadwal tidur malam.
  • Sleep Apnea – Ini adalah gangguan tidur yang langka, ketika saluran napas terhalang oleh amandel yang membesar atau oleh kelenjar adenoid. Anak – anak yang mengalami sleep apnea biasanya mengorok, bernapas berat dan gelisah dalam tidur. Sekitar satu dari seratus anak mengalaminya, dan dalam rentang usia 3 hingga 7 tahun ketika amandel dan kelenjar adenoid dalam tahap yang besar.
  • Mimpi Buruk –  Anak – anak biasanya juga mengalami mimpi buruk. Ini merupakan suatu hal yang normal, dan kebanyakan mimpi buruk tiak membahayakan. Tenangkan anak yang baru saja bermimpi buruk, pastikan anak cukup tidur dan mempunyai rutinitas sebelum tidur yang menenangkan.
  • Tidur Berjalan –  Sebagian anak mengalami tidur sambil berjalan. Walaupun tidak terbangun sepenuhnya, mereka mungkin saja berjalan, bicara, duduk di tempat tidur atau melakukan hal lainnya. Jangan bangunkan anak yang sedang berjalan dalam tidur, karena kemungkinan besar dia akan merasa terkejut dan takut. Bimbing anak perlahan ke tempat tidur, kunci pintu, dan amankan area sekitar tangga. Kebanyakan anak yang berjalan dalam tidur akan mengatasi masalah ini saat remaja.
  • Alergi atau Penyakit – Beberapa masalah kesehatan dapat membuat anak menjadi sulit tidur. Misalnya flu, asma, dan alergi yang semuanya dapat menyebabkan anak kesulitan bernapas. Ketahuilah cara mudah mengatasi alergi pada anak dan apa saja manfaat madu untuk anak dan balita.
  • Suasana kamar – Untuk memudahkan anak tertidur, suasana kamarnya tentu juga harus mendukung. Misalnya, jauh dari keramaian dan suara – suara gaduh yang akan menyebabkan sulit tidur. Pastikan kamar nyaman bebas nyamuk, dengan suhu udara yang tepat serta bersih. Penerangan kamar juga sebaiknya dibuat redup, jangan memasang televisi di dalam kamar anak, atau juga menyalakan radio saat anak akan tidur. Ketahuilah efek positif dan negatif televisi bagi pertumbuhan anak untuk menjadi bahan pertimbangan Anda.
  • Stress – Bukan hanya orang dewasa yang bisa merasakan stres namun anak kecil juga bisa mengalaminya. Bisa jadi anak stres karena jenuh, tekanan yang dialaminya di sekolah, dan berbagai sebab lainnya. Perlu perhatian dari orang tua yang intensif apabila kejadiannya seperti ini agar anak dapat mengatasi stresnya dan kembali seperti biasa.

Tidur bukan hanya berguna agar si kecil tidak menjadi gelisah dan uring-uringan, namun juga sebagai suatu kegiatan yang penting dalam pertumbuhannya, karena saat tidur perkembangan otak dan fisik anak terus berjalan. Satu hal yang pasti ketika si kecil sulit berlatih bangun pagi atau memerlukan waktu yang lama untuk melatih kebiasaan bangun paginya, maka orang tua harus dpat bersikap sangat sabar dan tidak memaksa. Sebab, hal-hal yang dilakukan anak dengan terpaksa pada akhirnya tidak akan membuahan hasil yang baik atau permanen.

Pentingnya Mengajari Anak Berdoa Sejak Usia Dini

Pentingnya Mengajari Anak Berdoa Sejak Usia Dini

Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang positif dalam segala hal dan juga memiliki kecerdasan mental, intelektual serta spiritual yang seimbang. Kedua kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang seringkali tidak akan terasa lengkap dan akan terasa kehilangan arah sebelum ada kecerdasan spiritual sebagai petunjuk jalannya. Agama adalah pegangan bagi setiap orang, tanpa keyakinan akan agama maka hidup seorang manusia  akan menjadi kurang berarti dan tidak bertujuan.

Mengajarkan doa kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan sangat efektif sebagai salah satu cara meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Namun tugas orang tua untuk mengajarkan anak berdoa pada usia yang masih dini mungkin akan menjadi tugas yang menantang, sebab rentang perhatian dan fokus anak usia dini tentunya masih pendek serta mudah bosan. Walaupun demikian, ingatan anak – anak biasanya sangat baik apabila mereka mendengar hal yang sama terus menerus. Jika terbiasa, kemungkinan besar anak akan mudah menghafal doa – doa yang diperlukan untuk dipelajarinya.

Pengertian Berdoa

Secara bahasa, arti doa adalah panggilan atau seruan. Secara istilah artinya doa adalah permohonan seseorang kepada Tuhannya, untuk kepentingan manusia tersebut di dunia dan akhirat. Doa adalah salah satu cara manusia untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Ucapan dari dalam hati kepada Tuhan yang berisi segala sesuatu yang diinginkan manusia, dengan berbicara melalui suara hatinya. Berdoa berarti berbicara kepada Tuhan sebagai diri sendiri dengan jujur dan tulus hati.

Manfaat Berdoa

Doa merupakan bagian yang penting dalam setiap usaha yang dilakukan manusia. Memanjatkan doa juga berarti bahwa manusia mengakui bahwa segala permintaan dan keinginannya tidak akan terlaksana kecuali dengan persetujuan Tuhan. Secara garis besar, doa dapat disebut sebagai suatu permohonan dan pujian kepada Tuhan yang dilakukan oleh manusia sebagai hambaNya. Berdoa dapat menghindarkan seseorang dari kesombongan dan rasa tinggi hati. Anak yang terbiasa berdoa sejak kecil kelak juga akan tumbuh sebagai anak soleh yang dapat mendoakan orang tuanya. Manfaat lainnya dari berdoa yaitu:

  • Menjalankan ibadah serta menunjukkan bentuk kesetiaan kepada Tuhan yang dianut.
  • Dengan berdoa dapat mencegah bencana.
  • Mempertebal iman seseorang.
  • Mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Doa dapat menjadi benteng untuk perbuatan atau niat buruk
  • Melepaskan emosi terpendam
  • Mengurangi rasa stres mental dan fisik.
  • Membantu untuk mengendalikan diri.
  • Menjauhkan diri dari semua penyakit yang berhubungan dengan stress.
  • Membuat orang menjadi pribadi yang lebih baik
  • Membuat orang bahagia
  • Memudahkan segala urusan
  • Terhindar dari kemurkaan Tuhan serta kealpaan beribadah
  • Mendapatkan jalan keluar untuk pemecahan masalah
  • Menjalani hidup dengan lebih optimis dengan keyakinan bahwa doa akan dikabulkan
  • Menjaga diri dari tindakan yang tidak baik.
  • Menentramkan hati yang gelisah
  • Menjalin hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa

Cara Mengajarkan Anak Berdoa

Mengajarkan anak berdoa berarti melakukan langkah awal untuk mengenalkannya dengan Tuhan. Jika orang tua ingin anak dapat berdoa dengan benar, berikut adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengajarkan berdoa kepada anak:

  • Berikan pengertian mengenai pentingnya berdoa dengan bahasa yang dapat dimengerti anak – anak.
  • Tunjukkan sikap tubuh dan suara yang pantas untuk berdoa.
  • Mulailah dari doa singkat lebih dulu seperti berdoa sebelum makan atau sebelum tidur.
  • Bacakan terlebih dulu doa – doa singkat tersebut oer kalimat lalu minta anak untuk mengulanginya
  • Terus ulangi membacakan satu doa sampai anak dapat menghafalnya sendiri
  • Ajarkan juga arti atau makna dari setiap doa tersebut kepada anak
  • Tambahkan doa lain setelah anak dapat mengingat satu macam doa.
  • Jangan memaksa apabila anak tidak mau diajak belajar berdoa, karena dapat membuatnya semakin enggan berdoa.
  • Bantu anak untuk mengingat orang yang ingin dia doakan secara khusus.
  • Buatlah anak memahami bahwa berdoa bisa dilakukan kapan saja dan dalam suasana hati apapun
  • Jelaskan kepada anak bahwa doa yang pantas adalah doa yang mengandung kata – kata baik
  • Ajarkan juga untuk bersyukur dalam doa selain meminta.
  • Sering – sering mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai suatu kegiatan.
  • Jika anak sudah dapat membaca, berikan buku tata cara berdoa khusus untuk anak – anak, atau melalui aplikasi doa yang ada di gadget Anda.
  • Ajak anak untuk berdoa bersama – sama sesekali
  • Mengajarkan anak berdoa juga bisa dilakukan melalui berbagai manfaat mendongeng bagi pertumbuhan anak atau cerita keagamaan.

 

Manfaat Belajar Berdoa

 

Tentunya setiap orang tua menginginkan anak memiliki karakter positif agar bisa menjadi orang yang beragama dalam perkembangannya dan menjadi manusia yang berguna. Belajar berdoa tentunya mempunyai segudang manfaat yang dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak kelak. Apa saja manfaat tersebut, simaklah pembahasan berikut ini:

1. Mempelajari Pengendalian Diri

Berdoa membutuhkan saat yang tenang dan waktu khusus untuk dapat berfokus pada apa yang akan diminta kepada Tuhan. Dengan demikian, anak pun akan belajar untuk mengendalikan dirinya karena harus bersikap tenang saat berdoa, tidak boleh tertawa, bermain – main, ataupun sambil berlari – lari. Berdoa juga sekaligus dapat menjadi cara mengajarkan disiplin pada anak dan cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua, karena terbiasa mengungkapkan isi hatinya ketika belajar berdoa dengan bimbingan orang tua. Belajar mengendalikan diri juga menjadi cara bijak mengatasi anak yang suka memukul dan cara mudah mendidik anak untuk minta maaf.

2. Mengasah Kemampuan Berbahasa

Kalimat yang baik dan benar haruslah digunakan saat berdoa, karena itulah anak akan mempelajari cara merangkai kalimat dan kata – kata yang enak didengar melalui kegiatan berdoa. Hal ini sekaligus akan memperkaya koleksi kosa kata anak dan menggunakan kata – kata yang mudah dipahami untuk merangkai doanya. Mungkin juga bahkan dapat menjadi solusi untuk anak terlambat bicara, ciri, penyebab dan cara mengatasinya serta cara jitu mengatasi cadel pada anak dengan sering berlatih bicara saat berdoa.

3. Mengajarkan Empati

Mengajarkan anak berdoa tentunya juga mengajarkan agar anak selalu mendoakan hal – hal yang baik untuk dirinya sendiri serta orang – orang dekatnya. Secara perlahan anak akan mulai dapat mengembangkan rasa empati terhadap keadaan orang lain, dan ini akan membantu dirinya untuk menjadi orang yang lebih peka terhadap lingkungan serta situasi. Mengajarkan empati juga diperlukan sebagai bagian dari cara mendidik anak yang suka membantah dan cara mengatasi anak yang suka mencuri.

4. Membangun Kecerdasan Spiritual

Anak kecil tentu masih mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mengenal Tuhan beserta konsep agama, namun memperkenalkan konsep tersebut sejak anak berusia dini sangat diperlukan. Jika sejak dini telah diperkenalkan dengan hal tersebut, paling tidak anak sudah terbiasa dengan konsepnya. Ketahuilah juga mengenai serba serbi perkembangan anak lainnya, seperti anak terlambat bicara, efek positif dan negatif televisi bagi pertumbuhan anak, serta gejala autis pada anak.

5. Mengajarkan Bersyukur

Salah satu tujuan dari berdoa adalah untuk memanjatkan rasa syukur kita sebagai manusia yang telah mendapat banyak karunia dari Tuhan. Dengan belajar berdoa, anak akan terbiasa untuk mengucapkan syukur dan mengetahui apa saja karunia yang telah dia rasakan selama hidupnya. Anda juga dapat mencoba cara mengajarkan anak tentang uang.

6. Mengajarkan Kerendahan Hati

Segala sesuatu yang didapatkan semuanya melalui kerja keras dan imbalannya adalah kemudahan hidup yang kita dapatkan. Kerja keras kita untuk hidup tentunya akan menentukan kondisi kehidupan kita juga, namun manusia tetap harus menyadari bahwa jika Tuhan berkehendak maka rencana manusia bisa bubar begitu saja. Hal itulah yang akan menunjukkan betapa kecilnya kekuasaan manusia bila dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan. Mengajari anak berdoa juga dapat menjadi cara mengenali karakter anak dan cara meningkatkan daya ingat anak karena ia akan terbiasa mengingat bermacam – macam doa.

7. Membuat Anak Percaya Diri

Anda sebagai orang tua tentunya sering ikut bangga dan senang ketika anak melakukan sesuatu yang membanggakan. Begitu pula jika anak telah lancar mengucapkan doanya sendiri. Jika diberi respons positif atau apresiasi atas usahanya berdoa, maka itu akan menjadi suatu hal yang akan mendorong anak termotivasi untuk lebih giat berdoa  dan menjadi cara meningkatkan rasa percaya diri anak .

8. Belajar Menghargai

Segala sesuatu yang dimiliki merupakan karunia yang tidak terhingga. Anda dapat mengajarkan anak untuk menghargai apa saja yang dia miliki, misalnya mainan, kesempatan bersekolah, keluarga, teman – teman dan segala hal yang telah didapatkannya. Dengan berdoa anak akan belajar menghargai apa yang dia miliki baik itu benda ataupun hal – hal yang lebih abstrak.

9. Mempelajari Etika

Secara langsung anak akan mempelajari salah satu bentuk etika saat ia berdoa, sebab adab atau aturan berdoa adalah untuk berdoa dengan sikap tubuh, suara atau intonasi yang baik. Anak juga akan mempelajari nilai – nilai kebaikan dengan berdoa, karena kejujuran dan kerendahan hati sangat diperlukan ketika sedang berdoa kepada Tuhan.

10. Mengenal Tuhan

Konsep mengenai Tuhan tentunya masih sangat abstrak dan sulit dibayangkan oleh anak kecil, akan tetapi jika anak telah dibiasakan untuk berdoa sejak usia dini maka perlahan ia akan mulai dapat menerima konsep tersebut. Dengan berdoa orang tua akan mengajarkan bahwa dunia dan segala isinya ini bisa ada berkat ciptaan Tuhan yang harus disyukuri dan diterima apa adanya.

11. Mengenalkan Kejujuran

Jika kita berdoa tentunya tidak dapat dilakukan dengan berbohong. Tuhan Maha mengetahui jika sebuah doa diucapkan dengan kebohongan, maka bukan saja doa tidak akan dikabulkan, namun juga itu berarti meremehkan kekuasaan Tuhan. Dengan rajin berdoa, anak akan terlatih kejujurannya dan terbiasa mengungkapkan kebenaran dalam setiap ucapannya, dan menjadi cara mengatasi anak yang suka berbohong.

12. Mengenalkan Agama Pada Anak Sejak Dini

Konsep keagamaan sangatlah penting sebagai dasar kehidupan setiap orang, maka dari itu perlu dikenalkan sejak dini. Mengenalkan kebiasaan berdoa kepada anak akan membuat anak menjadi terbuka terhadap konsep keagamaan dan memupuk keimanannya sejak awal, sehingga akan menjadi dasar yang baik bagi jiwa anak.

Tata Cara Berdoa

Agar doa dikabulkan, kita harus mengikuti adab dan tata cara tertentu yang pantas dilakukan ketika sedang memanjatkan doa. Adab – adab mengenai tata cara berdoa yang pantas dan sesuai aturan inilah yang harus diajarkan oleh orang tua kepada anak, yaitu:

  • Mencari waktu yang tepat agar bisa berkonsentrasi dalam berdoa
  • Mengangkat tangan dengan telapak menghadap ke arah atas
  • Pandangan mata diarahkan ke bawah
  • Berdoa dengan suara yang lirih dan perlahan
  • Isi doa tidak dibuat berpanjang – panjang atau dibuat seperti nyanyian atau sajak
  • Berkonsentrasi dan merendahkan hati ketika memanjatkan doa
  • Memantapkan hati agar yakin bahwa doanya pasti dikabulkan
  • Mengulang doa selama belum terkabulkan
  • Tidak tergesa – gesa dalam berdoa.
  • Memohon ampunan kepada Tuhan dan memujiNya sambil berdoa
  • Jangan mendoakan keburukan untuk siapapun, namun berdoalah untuk kebaikan.

Apa Saja Yang Perlu Didoakan?

Dalam tata cara berdoa tentunya ada adab – adab tertentu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, karena berdoa pun harus dengan sikap tubuh yang khidmat. Selain itu, isi doa juga tidak kalah pentingnya. Kita tidak dapat mendoakan hal – hal yang buruk kepada orang lain, melainkan hanya pantas untuk memanjatkan doa yang baik, seperti:

  1. Meminta Perlindungan – Isi doa untuk meminta perlindungan adalah untuk dijauhkan dari hal – hal yang dapat mencelakakan diri kita dan agar selalu diberi perlindungan dari hal yang buruk. Terkadang ketika menyaksikan atau mendengar terjadinya hal yang buruk menimpa orang lain, akan ada ketakutan di dalam diri bahwa kita dapat mengalami hal yang serupa. Memanjatkan doa untuk meminta perlindungan juga dapat dilakukan lebih terperinci tentang suatu peristiwa khusus yang ingin dihindari, dan menjaga keselamatan diri sendiri serta keluarga dan orang lain yang kita kenal.
  2. Berdoa Untuk yang Membutuhkan – Ajarkan kepada anak bahwa kita juga dapat memanjatkan doa kepada orang lain yang sedang mengalami kesusahan untuk membantu mendukung orang tersebut bangkit dari cobaan yang sedang diterimanya. Hal ini sekaligus akan mengajarkan anak untuk memiliki rasa empati dan belas kasih terhadap sesama. Anda dapat mengajarkan kepada anak bahwa kita dapat berdoa untuk membantu orang lain walaupun tidak bisa melakukan sesuatu yang nyata untuk orang tersebut.
  3. Menahan Godaan – Anak juga dapat mempelajari cara menahan dorongan hati yang mengarah kepada perbuatan yang tidak benar atau merugikan dirinya dengan berdoa. Ketika ia berdoa untuk mendapatkan keputusan yang benar, maka doa tersebut bertujuan untuk menemukan kejernihan pikiran untuk memutuskan suatu masalah yang sedang dihadapi. Membiasakan diri anak untuk selalu mendoakan hal yang benar bagi dirinya sendiri sejak kecil akan membuatnya terbiasa meminta bimbingan agama dan Tuhan untuk membuat keputusan yang besar. Berdoa juga akan membantu dalam cara mengatasi rasa takut pada anak.
  4. Mengucapkan Syukur – Berdoa juga dapat menjadi jalan untuk menyatakan rasa terima kasih atas semua karunia dan berkat yang telah kita peroleh dalam hidup. Bersyukur tidak hanya berlaku untuk nikmat besar yang didapatkan, namun juga untuk setiap nikmat sekecil apapun. Dengan demikian anak akan terbiasa untuk mensyukuri segala hal yang dialaminya walaupun hal itu sangat kecil artinya, dan kelak ia dapat menjadi orang yang mudah bersyukur pula, dan selalu merasa cukup akan apa yang diperolehnya.
  5. Mendoakan Keluarga yang Telah Tiada – Berdoa tidak hanya ditujukan untuk orang yang masih hidup saja, namun juga berguna kepada orang – orang yang telah meninggalkan kita terutama keluarga. Kita dapat mengajarkan kepada anak bahwa orang yang sudah tiada pun memerlukan doa yang tulus dari keluarganya agar semua dosanya diampuni dan semua kebaikannya diterima ketika berada di alam kubur.
  6. Berdoa Untuk Mencari Jalan Keluar – Doa adalah hal yang sangat berguna ketika kita sedang dilanda kesusahan, atau ketika kita tidak bisa berpikir dengan jernih untuk mengatasi masalah yang sedang dialami untuk mencari jalan keluarnya. Dengan berdoa kita meminta pertolongan kepada Tuhan agar diberikan pikiran yang terbuka untuk dapat mengatasi masalah dengan baik.
  7. Memohon Ampun Dari Dosa – Kita bisa mengajarkan kepada anak bahwa manusia itu selama hidupnya tidak akan akan lepas dari dosa, karena itu berdoa adalah salah satu bentuk untuk meminta ampunan kepada Tuhan agar menghapus dosa – dosa yang telah dilakukan manusia.

Ketika orang tua mengajarkan anak untuk berdoa, itu artinya bahwa orang tua sedang memberi dasar – dasar ilmu spiritualisme kepada anak, dan hal ini akan menjadi landasan bagi aspek keagamaan anak seumur hidupnya. Doa dan agama merupakan salah satu cara untuk bertahan hidup dengan menjadikan keduanya sebagai pegangan hidup dan panduan hidup seseorang. Memahami konsep doa dan agama juga berarti menyadarkan seseorang atau anak sejak dini bahwa masih ada hal yang lebih besar dan lebih berkuasa daripada diri manusia dalam kehidupannya, karena itulah dia harus menjalani hidupnya dengan baik dan bermanfaat, serta menjadi manusia yang beragama dengan taat.

25 Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil

25 Tips Nyaman Bepergian dengan si Kecil

Bagi keluarga yang masih mempunyai anak kecil, tentunya tidak dapat menghindarkan untuk membawa anak  jika akan bepergian kemanapun, termasuk juga jika bepergian untuk berlibur. Bepergian dengan anak-anak memang bisa menjadi suatu hal yang rumit dan menguras tenaga para orang tua. Banyak sekali faktor yang terlibat jika Anda akan mengajak anak-anak bepergian dalam jarak jauh. Tidak penting apakah ini adalah pertama kali atau kesekian kalinya Anda bepergian dengan membawa anak, bepergian dengan anak akan selalu menjadi hal yang menantang.

Mulai dari awal persiapan hingga kembali pulang, perjalanan akan selalu penuh dengan resiko tidak terduga. Karena itulah tanpa persiapan yang matang, bisa jadi perjalanan Anda akan menjadi hal yang tidak diharapkan alias tidak lancar. Perencanaan adalah kunci utama untuk mensukseskan rencana Anda jika membawa anak-anak. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kecemasan dan resiko kacaunya rencana perjalanan Anda sekeluarga.

Merencanakan Perjalanan dengan Si Kecil

Anda perlu mempersiapkan rencana yang matang hingga kepada hal-hal yang mendetil apabila akan membawa anak-anak dalam perjalanan. Beberapa hal yang perlu direncanakan dengan seksama yaitu:

1. Menentukan Rute Perjalanan

Hal yang paling utama adalah kenyamanan anak-anak, oleh karena itu apabila tempat tujuan Anda cukup jauh, sebaiknya pilihlah rute yang paling singkat. Kalau pun terpaksa memilih rute yang memakan waktu lebih lama, usahakan untuk memberi jeda pada setiap waktu keberangkatan agar anak-anak bisa beristirahat sejenak. Sesuaikan rute yang akan ditempuh dengan daya tahan anak. Jika Anda merasa bahwa anak dapat bertahan, maka jangan ragu untuk memilih rute tertentu.

2. Santai

Bepergian bersama anak kecil tidak akan menjadi suatu hal yang bisa diburu-buru, karena mereka belum terbiasa dengan ritme perjalanan tersebut. Anda harus melakukan perjalanan dalam tempo yang lambat. Karena itulah sangat penting untuk merencanakan perjalanan yang agak lama dari biasanya agar anak-anak memiliki waktu untuk memulihkan diri dan menyesuaikan diri dengan perjalanan. Bepergian dengan waktu yang sempit akan sangat melelahkan bagi anak kecil yang kondisi tubuhnya belum terbiasa.

3. Kemas Barang Secukupnya

Ketika bepergian dengan anak-anak, barang bawaan yang minimal adalah suatu keharusan. Penting untuk membawa barang secukupnya agar Anda tidak terlalu disibukkan dengan urusan bagasi dan lalai mengawasi anak. Tidak perlu khawatir kekurangan pakaian ganti, karena Anda dapat mencari laundry di tempat tujuan untuk memudahkan. Bawalah barang secukupnya disesuaikan dengan jumlah hari Anda menginap dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

4. Utamakan Kebutuhan Anak

Anak-anak tidak sefleksibel orang dewasa, karena itu kebutuhan mereka selama liburan haruslah terpenuhi semuanya. Pastikan Anda membawa baju ganti yang lebih dari cukup untuk anak sebagai persiapan untuk keadaan yang tidak terduga. Siapkan beberapa mainan atau buku kesukaannya dalam tas khusus untuk digunakan selama perjalanan, juga obat-obatan dan keperluan anak lainnya. Jika anak sudah cukup besar, ia bisa membawa sendiri tas tersebut.

5. Siapkan Akomodasi

Sudah barang tentu, bepergian dengan anak-anak menuntut kita untuk lebih sigap dan terencana. Untuk itu, sangat penting agar Anda menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk penginapan dan transportasi. Bila perlu, Anda dapat menggunakan internet dan aplikasi-aplikasi yang beragam untuk mencari harga yang paling sesuai untuk akomodasi Anda serta tujuan yang ramah anak. Pilihlah perusahaan transportasi atau penginapan yang telah mendapatkan nama baik sejak lama sehingga akan menjamin pelayanan yang prima untuk Anda serta anak.

6. Rencanakan Jauh Hari

Untuk keperluan tertentu seperti liburan, agar anak-anak dapat menikmatinya tentu kita harus memastikan bahwa kesulitan yang dihadapi saat berlibur adalah minimal, agar mendapatkan harga tiket transportasi atau penginapan yang murah Anda perlu merencanakannya jauh-jauh hari. Sebab, transportasi dan penginapan yang dipesan mendadak bisa jadi akan memakan biaya yang mahal.

7. Sesuaikan Cuaca di Tempat Tujuan

Mencari informasi di tempat tujuan juga sangat penting untuk dilakukan, apakah Anda akan bepergian ke iklim tropis atau ke iklim yang dingin. Mempersiapkan bawaan dan baju ganti yang sesuai dengan kondisi tempat yang akan kita datangi akan menambah kenyamanan anak-anak dalam bepergian. Siapkanlah baju hangat jika tempat tujuan berhawa dingin, atau baju yang berbahan nyaman dan menyerap keringat jika akan mengunjungi tempat berhawa panas.

8.  Cek Jadwal Keberangkatan

Mengatur ulang perjalanan jika terdapat kesalahan pada perencanaannya tentu saja akan sangat merepotkan.  Pastikan jadwal keberangkatan Anda tidak ada yang salah atau terlewat, jika perlu lakukan cek ulang berkali-kali untuk memastikannya. Cek juga jadwal  dengan maskapai penerbangan jika akan menggunakan pesawat terbang sehari sebelum berangkat agar Anda mengetahui info perubahan jadwal, jika ada. Tinggalkan alamat email dan nomor telepon yang jelas yang dapat dihubungi jika ada perubahan pada menit terakhir.

9. Sediakan Biaya yang Cukup

Seperti telah disinggung diatas, bepergian bersama anak merupakan suatu kegiatan yang penuh dengan kemungkinan tidak terduga. Dalam beberapa aspek mungkin biaya perjalanan bisa ditekan hingga hemat, namun akan ada pos pengeluaran yang memerlukan dana lebih, biasanya untuk kenyamanan anak-anak maupun kejadian tidak terduga lain. Sebaiknya tidak bepergian dengan anak-anak dengan biaya yang terlalu minim untuk menghindari kerepotan di kemudian hari.

10. Periksa Peraturan Perjalanan

Tidak kalah pentingnya untuk memeriksa dengan teliti panduan perjalanan serta peraturan yang berlaku mengenai bepergian dengan anak kecil di maskapai penerbangan ataupun moda transportasi lainnya. Hal yang sama juga berlaku di tempat tujuan menginap Anda. Ini berguna agar Anda dan anak tidak mengalami kendala akibat ketidak tahuan mengenai peraturan perjalanan yang ada.

11. Lakukan Riset Mengenai Tempat Tujuan

Akan sulit merencanakan kegiatan berlibur secara spontan jika bepergian bersama anak, karena itu persiapan yang lebih matang pun diperlukan. Misalnya, untuk mengecek tujuan wisata yang akan dikunjungi, juga adat kebiasaan tempat tujuan serta kondisi keamanannya. Anda bisa mengecek apakah di tempat tujuan mudah didapatkan transportasi umum, tempat makan, keamanan yang terjamin, dan sebagainya. Jangan lupa pula untuk mencari tempat atau fasilitas kesehatan darurat yang mudah dijangkau, juga adat kebiasaan setempat.

12. Temui Dokter

Jika akan bepergian ke luar negeri, usahakan untuk membawa anak ke dokter langganan terlebih dulu. Mintalah saran kepada dokter mengenai bagaimana kondisi kesehatan anak, apakah memungkinkan untuk dibawa bepergian jauh dan sebagainya. Anda bisa meminta saran bagaimana cara menjaga kondisi anak agar ketika waktunya berangkat ia tetap sehat dan berada dalam kondisi tubuh yang fit. Dokter dapat memberi multivitamin untuk anak atau memberinya vaksin tertentu yang diperlukan, misalnya untuk malaria jika Anda akan mengunjungi tempat yang masih berpotensi. Ketahuilah tips memilih dokter anak yang tepat untuk kesehatan anak . Dengan berkonsultasi kepada dokter yang tepat juga Anda dapat mengetahui jenis-jenis imunisasi dan manfaatnya yang mungkin dibutuhkan oleh anak jika akan bepergian ke suatu tempat.

13. Mencari Promo Wisata

Dengan semakin meningkatnya minat orang untuk berlibur dan juga banyaknya aplikasi yang memudahkan Anda untuk merencanakan perjalanan, memesan penginapan serta tiket dengan mudah maka pastinya juga banyak terdapat promosi potongan harga yang akan dapat membantu menekan biaya perjalanan. Rajin-rajinlah mengecek promo yang tersedia terutama lewat aplikasi di internet yang mungkin bisa Anda gunakan.

14. Siapkan Surat-surat Penting

Melakukan perjalanan tanpa membawa surat – surat penting yang berisi data pribadi seperti KTP, SIM, dan lain sebagainya termasuk paspor jika Anda bepergian keluar negeri sangatlah beresiko. Memang tidak seorang pun ingin berpikiran akan terjadi hal yang buruk selama berlibur, akan tetapi semua identitas dan surat-surat penting ini berguna untuk perlindungan diri Anda dan anak-anak jika terjadi hal yang tidak diharapkan.

15. Siapkan Fisik Anak

Melakukan perjalanan membutuhkan kondisi fisik yang prima, terlebih lagi untuk anak – anak. Anda dapat mengusahakan agar fisik anak kuat menempuh jarak yang akan ditempuh dengan memastikan anak memiliki jadwal tidur dan waktu tidur yang cukup sebelum bepergian. Cukup tidur akan membuat anak tidak mudah lelah dan tetap dalam kondisi yang fit ketika akan memulai dan selama melakukan perjalanan. Anda bisa mencoba manfaat mendongeng bagi pertumbuhan anak agar mereka dapat tidur nyenyak sebelum bepergian. Manfaat madu untuk anak dan balita juga dapat Anda coba sebagai cara meningkatkan kekebalan tubuh anak. Jangan lupakan juga manfaat pentingnya sarapan untuk anak sebelm memulai perjalanan.

Tips Ketika Dalam Perjalanan

Tidak hanya setumpuk hal yang harus diperhatikan selama persiapan keberangkatan Anda dan anak-anak namun ketika sedang berada dalam suatu perjalanan juga diperlukan berbagai tips tertentu agar anak tidak mudah menjadi bosan dan tetap aman. Hal-hal yang perlu dilakukan selama perjalanan yaitu:

  • Berbagi Tugas

Jika Anda bepergian bersama suami atau anggota keluarga lainnya, sebaiknya diskusikan dan buat kesepakatan lebih dulu apa tugas masing-masing selama perjalanan, dan bagaimana mengenai giliran untuk menjaga anak-anak. Kesepakatan di awal sangat diperlukan untuk mencegah perbedaan pendapat di jalan yang akan membuang waktu Anda, karena harus berdebat mengenai giliran siapa yang dapat menjaga anak. Kerjasama antar orang dewasa yang bergabung dalam suatu perjalanan sangat penting untuk tetap menjaga agar perjalanan tetap menjadi saat yang menyenangkan bagi semua orang.

  • Sibukkan Anak

Kerewelan anak selama perjalanan biasanya sulit dihindari, suasana yang monoton dan membatasi gerak mereka biasanya memang akan membuat jenuh anak-anak. Untuk tetap menyibukkan anak-anak dan juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama kepada mereka, Anda dapat memberi tugas kepada anak yang sudah lebih besar. Misalnya untuk mengawasi anak yang lebih kecil, membantu membawakan barang, dan lain-lain yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan anak. Selain itu, Anda juga dapat membawakan buku serta mainan yang biasanya dapat menarik perhatian anak, sehingga dapat mengalihkan mereka dari kebosanan selama perjalanan. Berikan jenis mainan yang merangsang otak anak, dan bukannya sekedar mainan yang akan membuatnya sibuk tapi membuatnya kecanduan seperti gadget.

  • Bawa Bekal yang Cukup

Apabila Anda melakukan perjalanan yang cukup jauh tentunya akan sulit mencari tempat yang menjual minuman dan makanan yang cocok untuk anak-anak, karena itulah sebaiknya Anda menyediakan cemilan atau kudapan yang biasanya dimakan oleh anak sebagai pengganjal perut jika mereka lapar dan belum memasuki waktu makan atau sedang berada di atas kendaraan yang menuju destinasi Anda, dan tidak memungkinkan untuk mencari tempat makan. Bawalah juga air putih yang mencukupi agar tidak mudah mengalami dehidrasi dalam perjalanan. Jangan lupa juga untuk mengawasi jenis makanan yang berbahaya untuk anak. Siapkan makanan terbaik untuk bayi dan anak, dan juga berikan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak misalnya manfaat oatmeal untuk bayi dan anak. Bisa jadi melakukan perjalanan dapat menjadi cara mengatasi anak yang susah makan, karena ia mengalami suasana baru yang membuatnya berselera untuk mulai makan dengan benar.

  • Bawa Obat-obatan

Jika membawa anak kecil, orang tua memang harus selalu siap dengan pertolongan pertama untuk kecelakaan seperti plester dan sebagainya. Juga sangat penting untuk membawa obat apabila si kecil mempunyai penyakit yang memerlukan obat khusus. Siapkan juga plester kompres demam, obat penurun panas, obat gosok, termometer, dan alat-alat dasar lainnya jika kelak diperlukan. Jangan lupakan pula lotion anti nyamuk untuk aktivitas di tempat yang beresiko. Obat dapat menjadi solusi untuk cara mengatasi sakit perut pada anak, cara mengatasi batuk pada anak, cara mengatasi demam, dan cara mengatasi diare pada anak dalam perjalanan.

  • Beri Anak waktu Istirahat

Kondisi tubuh anak kecil tentunya tidak seperti orang dewasa yang mampu melalui berjam – jam perjalanan tanpa istirahat sebelum mencapai tempat tujuan. Dalam hal inilah orang tua harus peka akan kebutuhan anak. Jika perjalanan jauh dan memakan waktu lama membuat anak lelah, maka beri mereka kesempatan untuk memulihkan diri dengan beristirahat sejenak.

  • Tentukan Peraturan Untuk Anak

Bepergian bukan berarti menghilangkan semua aturan yang harus dipatuhi oleh anak. Sebelum dan ketika bepergian, sebaiknya Anda menegaskan lagi kepada anak mengenai apa saja aturan yang harus mereka patuhi, beserta alasannya. Misalnya, tetap menentukan waktu tidur yang baik untuk anak selama perjalanan, agar ritme tidur mereka tidak menjadi kacau. Buatlah anak mengerti bahwa dalam perjalanan yang akan dilakukannya ia tetap harus menampilkan tingkah laku yang baik. Kesepakatan mengenai peraturan selama perjalanan dengan anak akan mempermudah Anda untuk melakukan perjalanan tersebut dengan lancar. Hal ini juga sekaligus dapat menjadi cara mengajarkan disiplin pada anak. Jika perlu, ciptakan kode – kode tertentu untuk keamanan anak yang mudah dimengerti.

  • Beri Anak Reward

Untuk memotivasi anak agar ia terus dapat mengikuti peraturan, Anda dapat memberinya reward, atau semacam tanda yang menunjukkan penghargaan atas perjuangannya. Misalnya, jika ia berhasil untuk melewati beberapa jam perjalanan tanpa mengeluh atau melaksanakan tugasnya selama perjalanan dengan baik, berikan anak stiker untuk menghargai setiap usahanya. Anda juga dapat memberikan reward dalam bentuk lain yang sederhana. Hal ini akan menjadi cara meningkatkan rasa percaya diri anak, karena ia akan merasa bahwa usaha kerasnya dihargai oleh orang tuaya.

  • Periksa Rute Perjalanan

Pada masa sekarang ini, kegunaan GPS sangat besar ketika Anda melakukan perjalanan. Terutama jika bepergian ke tempat tujuan yang asing bagi Anda, kegunaan GPS dapat dipakai untuk mencari arah yang benar pada setiap tujuan dan juga sebagai pegangan agar Anda tidak mengalami penipuan tarif atau rute dari transportasi umum yang digunakan. Sebab sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di beberapa tempat memang akan selalu ada oknum nakal yang memanfaatkan ketidak tahuan para pendatang untuk kentungannya sendiri.

  • Jangan Menyuap Anak

Seringkali ketika orang tua ingin anak berkelakuan baik maka tanpa sadar mereka menawarkan cara untuk menyuap sang anak dengan beragam makanan manis seperti coklat, kembang gula atau permen. Sebaiknya hindari memberikan anak makanan semacam ini, karena bisa jadi asupan gula akan membuat anak semakin bersemangat dan Anda akan semakin kerepotan mengimbangi antusiasme mereka.

  • Libatkan Anak

Anda bisa mengajak anak berdiskusi setiap kali mengunjungi atau melewati suatu tempat yang baru. Jelaskan  kepada anak mengenai tempat tersebut dan dorong anak untuk berdiskusi aktif dan memancing rasa ingin tahunya. Anda bisa mencari informasi mengenai tempat – tempat tersebut di internet jika Anda sendiri tidak banyak mengetahuinya.

Pada intinya, melakukan perjalanan dengan anak – anak memerlukan kesabaran dan kerjasama yang baik antara kedua orang tua. Karena itulah, pastikan juga agar kondisi mental dan fisik orang tua berada dalam keadaan yang prima ketika akan melakukan perjalanan agar dapat menangani situasi yang timbul selama perjalanan dengan baik. Kondisi fisik dan mental yang prima juga diperlukan agar Anda dan pasangan dapat menciptakan suasana berlibur yang menyenangkan untuk Anda sekeluarga, dan bukannya mengisi perjalanan dengan ketegangan serta pertengkaran yang akan disaksikan oleh anak – anak.

Anak Tersedak – Penyebab, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Anak Tersedak – Penyebab, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Tersedak merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja dan lumrah terjadi pada anak-anak. Bahkan orang dewasa pun seringkali mengalaminya. Tersedak terjadi karena trakea pada anak tersumbat oleh makanan, benda kecil, muntah, minuman dan lain sebagainya. Tersedak merupakan mekanisme awal saat anak menelan, yang dalam waktu bersamaan melakukan aktivitas tertentu seperti berbicara, berjalan atau bahkan memasukkan makanan berlebihan ke dalam mulut.

Menurut Muttaqin (2008) mekanisme menelan dimulai dengan persiapan makanan untuk bisa ditelan, yaitu dikunyah (saraf trigeminus) dan makanan dipindah–pindahkan (oleh lidah yang dipersyarafi saraf hipoglosus) untuk dapat dipecahkan dan digiling oleh gigi geligi kedua sisi. Kemudian makanan didorong ke orofaring. Pemindahan ini dilakukan oleh otot–otot lidah, arkus faringeus, dan dibantu oleh otot stilofaringeus (saraf faringeus). Adanya tekanan diruang mulut meningkatkan kontraksi otot–otot pipi (saraf fasialis). Agar tekanan meninggi ini mampu mendorong makanan ke orofaring, palatum mole menutup hubungan antara nasofaring dan orofaring (saraf vagus). Agar makanan yang dipindahkan dari mulut ke orofaring tidak tiba di laring, pintu laring ditutup oleh epiglotis (saraf vagus).

Menurut Sherwood (2011), makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama adalah laring atau voice box, yang dilintangi oleh pita suara. Sewaktu menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot laring mendekatkan kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis tertutup. Lalu, mengapa bisa tersedak? Karena pada saat kita akan menelan, namun kita juga ingin berbicara hal tersebut mengakibatkan epiglotis secara otomatis dan mendadak terbuka sehingga menyebabkan bolus masuk ke laring, dan laring berusaha untuk mengeluarkan benda asing tersebut sehingga mengalami hal yang dinamakan dengan “tersedak”. Disamping itu, saat menelan sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa dihentikan meskipun berlangsung secara volunter, sebab berlangsung sekitar 1 detik.

Pada umumnya tersedak lebih sering terjadi pada bayi dengan usia 6 bulan ke bawah, hal ini terjadi karena bayi belum memiliki reflek menelan ASI dengan baik. Dan ketika bayi berusia diatas 6 bulan, maka bayi lebih mampu mengatasi atau memiliki reflek yang sudah bagus. Bayi sudah mampu mengatur keluar masuknya udara ataupun makanan dan minuman, hal ini terjadi karena rongga napasnya sudah lebih lebar dibandingkan saat usianya dibawah 6 bulan dan oleh sebab itu mereka akan lebih jarang tersedak pada usia tersebut. Tersedak pada bayi bisa batuk-batuk karena berusaha mengatur keluar masuknya udara, dan hal ini menimbulkan mual dan reflek dengan memuntahkan isi perutnya.

Penyebab Anak Tersedak

Walaupun tersedak terjadi secara tidak sengaja, namun tetap ada faktor yang menyebabkannya. Di bawah ini beberapa hal yang menjadi pemicu terjadinya tersedak pada anak, diantaranya :

  1. Makan sambil Berbicara – Ada baiknya orangtua mengajarkan anak ketika makan sebaiknya tidak berbicara atau mengobrol, apalagi saat mulut sedang penuh dengan makanan. Tersedak makanan dapat terjadi karena makanan dan udara yang masuk saling bertabrakan. Oleh sebab itu anak akan mudah tersedak dan makanan tidak bisa masuk ke jalan yang benar. Hal ini berbahaya bagi anak, karena anak bisa kekurangan oksigen.
  2. Makan sambil Berjalan – Dalam aturan keluarga manapun, tentunya makan sambil berjalan bukanlah hal yang baik. Setiap orang tua pasti akan mengajarkan anaknya untuk makan dengan duduk dan tenang. Karena makan sambil berjalan juga akan menimbulkan bahaya tersedak pada anak. Anak bisa saja tersedak dengan tiba-tiba sehingga anak  panik dan mengakibatkan anak kekurangan oksigen. Jika hal itu terjadi, orang tua dapat mengatasinya dengan cara memberikan anak sedikit minuman untuk mendorong masuknya makanan ke jalan masuk yang benar.
  3. Terburu-buru – Makan dengan tergesa-gesa atau mengunyah terlalu banyak makanan di dalam mulut juga menjadi salah satu faktor penyebab tersedak. Ajarkan anak untuk makan dan mengunyah dengan perlahan, tanpa harus merasa dikejar waktu.
  4. Memasukkan Benda Asing ke dalam Mulut – Anak-anak, terutama balita umumnya seringkali memasukkan mainan atau sesuatu ke dalam mulut, baik dalam ukuran besar maupun kecil. Hal ini harus menjadi perhatian orangtua, karena selain berbahaya akibat tersedak, bisa saja sesuatu barang tersebut tajam atau kotor.
  5. Makanan yang Keras dan Licin – Makanan yang belum bisa di kunyah anak dengan baik seperti permen, buah-buahan yang kecil (rambutan, leci, strawberi dan lainnya), biji-bijian, umumnya juga dapat membuat anak tersedak. Ada baiknya orang tua tidak memberikannya terlebih dahulu kepada anak. Jika pun orang tua ingin memberikan buah-buahan, potonglah buah tersebut kecil-kecil sehingga anak dapat mengunyahnya dengan aman.
  6. Potongan sayur atau daging yang Besar – Dalam beberapa kasus, anak-anak tersedak karena sayuran yang berserat. Potongan sayuran yang terlalu panjang membuat anak sulit untuk mengunyah dan menelan. Begitu juga daging yang potongannya terlalu besar dan teksturnya berserat. Contoh seperti sate. Anak-anak umumnya belum pandai untuk mengunyah dan menelan makanan tersebut. Orangtua harus memotong kecil makanan sesuai ukuran tenggorokan anak.
  7. Makan sambil bermain – Kadangkala orangtua seringkali menyuapi anak-anak makan sambil bermain. Selain tidak baik untuk kesehatan karena mainan anak belum tentu bersih, anak juga kdang bermain sambil meloncat atau berlarian. Hal ini bukan hanya membuat anak beresiko tersedak namun juga tidak baik untuk pencernaannya.

Penyebab Bayi Tersedak

Sama halnya dengan anak, bayi pun dapat tersedak. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab bayi tersedak, diantaranya adalah :

  1. Bayi tidak dibantu Sendawa – Penyebab bayi tersedak ketika selesai di susui ASi, umumnya karena orangtua tidak membantu bayinya bersendawa. Saat bayi selesai makan ataupun minum akan lebih baik jika orangtua membantunya agar bisa bersendawa. Membantu anak bersendawa perlu karena reflek yang ia miliki belum mampu berfungsi secara optimal, hal ini terjadi karena ia masih kecil dan masih belum bisa mengangkat lehernya dengan sempurna.
  2. Posisi yang Kurang Tepat saat Memberikan Bayi ASI – Ketika memberikan bayi makan, sebaiknya ibu mengatur posisi tubuh bayi untuk tegak. Jangan biarkan bayi makan dalam posisi tidur atau setengah tidur. Begitu juga ketika ibu menyusui bayinya, sebaiknya ibu mengatur posisi bayi untuk lebih tegak sekitar 30 derajat dari posisi tidurnya. Begitu juga ketika menyusui dengan berbaring, besar sekali kemungkinan anak gumoh lalu tersedak dan bahkan cairan tersebut bisa masuk ke telinga anak.
  3. Terlalu Memaksa Bayi untuk Menyusui – Mencegah dehidrasi pada anak memang penting, tapi memberikan bayi ASI berlebihan juga bukanlah hal yang baik. Hal ini dapat menyebabkan anak tersedak saat anak kekenyangan, dan akan membuat anak sulit untuk mengatur keluar masuknya udara. Jika memberikan anak ASI/susu dengan botol, gunakanlah botol khusus anti tersedak, sehingga dapat membantu bayi agar terhindar dari efek tersedak.
  4. Tersedak karena Pilek – Ada kalanya bayi memiliki kondisi tubuh yang kurang fit, sehingga bayi mengalami pilek atau flu pada waktu tertentu. Jika bayi pilek otomatis hidungnya akan tersumbat, dan ia akan bernapas dengan bantuan mulutnya. Tentu hal ini akan sangat mengganggu aktivitas bayi dalam menyusui sehingga membuat bayi tersedak dan sulit bernapas akibat cairan yang ada pada hidungnya.
  5. Kelainan pada Bayi – Kelainan bisa saja terjadi pada bayi, yang mengakibatkan bayi memiliki kesulitan dalam makan ataupun minum. Faktor kelainan juga dapat menyebabkan anak tersedak, karena reflek bayi kurang bagus ketika menelan makanan ataupun minuman. Pada bayi yang memiliki kelainan tentu akan lebih sulit dalam mengatur refleknya untuk menelan makanan atau minuman, gangguan ini dapat mempengaruhi reflek syaraf bayi.

Pertolongan Pada Anak Yang Tersedak

Walaupun anak tersedak bukanlah hal yang setiap hari terjadi, tetapi tetap saja bisa terjadi pada anak-anak. Untuk mengatisipasi hal tersebut, sebagai orangtua, kita juga harus tahu apa tindakan yang harus kita ambil untuk membantu mengurangi resiko tersedak pada anak-anak kita. Beberapa langkah penanganan anak yang tersedak adalah sebagai berikut :

  • Orang tua sebaiknya tidak panik berlebihan, baik bunda ataupun ayah harus tenang
  • Pastikan anak dalam keadaan sadar
  • Berikan anak sedikit minum (tergantung benda yang membuat anak tersedak dan jika dirasakan perlu)
  • Posisikan tubuh anak dengan tegap atau dibalik arah bawah
  • Jika orangtua melihat benda asing di mulut anak, segara minta anak memuntahkan barang tersebut atau orangtua dapat mengambilnya dari mulut anak (jika posisi barang tersebut masih bisa di ambil mengunakan jari)
  • Tepuklah punggung anak agar anak dapat memuntahkan sesuatu yang membuatnya tersedak
  • Berikan anak napas buatan

Jika bantuan tersebut tidak sukses membantu anak, maka lakukan langkah berikutnya,

  • Berikan anak oksigen atau ruangan yang terbuka / besar agar udara dapat keluar masuk dengan lancar
  • Periksa detak nadi di bagian leher anak selama 10 detik
  • Posisikan badan anak miring agar anak dapat bernapas dengan sempurna dan lancar
  • Bawalah anak ke rumah sakit terdekat, agar anak mendapatkan penanganan medis dengan tepat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kematian.

Penanganan Pada Bayi Yang Tersedak

Dalam penanganan pada bayi yang tersedak sedikit berbeda dengan penanganan pada anak-anak. Kita harus menggunakan teknik dengan menekan punggung bayi atau menepuknya dengan telapak tangan kita. Di bawah ini beberapa langkah untuk memberi pertolongan pada bayi tersedak.

  • Orang tua harus tenang
  • Pastikan bayi dalam keadaan sadar
  • Posisikan bayi dalam gendongan duduk atau menekuk ( berlutut )
  • Bukalah baju si bayi agar temperatur tubuh bayi tidak panas
  • Gendong bayi dengan posisi wajah mengarah ke bawah di atas tangan Anda. Posisi ini lebih jelasnya kaki anak di atas dan posisi kepala di bawah ( posisi menggendong terbalik )
  • Sanggah kepala anak dengan hati-hati dan pastikan Anda dapat menjangkaunya.
  • Jangan menekan leher anak, agar tidak menyumbat saluran napas bayi.
  • Tepuk bagian punggung bayi sebanyak 5 kali, dengan menggunakan pangkal tangan.
  • Setelah memberikan tepukan di punggung, sanggah leher bagian belakang bayi (balikkan badan) bayi pada posisi terlentang, dan tetap posisikan kepala bayi lebih rendah dari pada kaki bayi.
  • Lakukan penekanan dada sebanyak 5 kali, dan untuk menepuknya gunakan 2 jari bunda saja yakni jari telunjuk dan tengah.
  • Jika bayi hilang kesadaran bawalah segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti kematian

Bahaya Anak dan Bayi Tersedak

Dalam beberapa keadaan, tersedak dapat berakibat fatal. Ini diakibatkan penderita tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup sehingga dapat menyebabkan penderita kehilangan kesadaran bahkan kematian. Beberapa bahaya yang terjadi akibat tersedak, yaitu :

1. Dapat merusak otak anak

Jika anak dibiarkan tersedak selama 4 hingga 6 menit, maka anak berpotensi mengalami kerusakan pada sebagian otaknya. Otak membutuhkan oksigen setiap harinya, dan jika anak tersedak maka asupan oksigen yang dibutuhkan otak tidak dapat dipenuhi. Sehingga hal ini dapat memicu kerusakan otak pada anak, untuk menghindari hal tersebut segeralah berikan anak pertolongan pertama ketika ia tersedak.

2. Merusak fungsi otak dan kognitif anak

Jika kita tidak menanggapi anak yang tersedak selama 6 hingga 10 menit, maka dampak yang terjadi pada anak adalah kerusakan pada fungsi otak. Seperti yang sudah di jelaskan di atas, jika anak tersedak maka asupan oksigen yang dibutuhkan otak tidak dapat dipenuhi. Dan dengan tidak dipenuhinya kebutuhan oksigen selama 6 hingga 10 menit, maka akan mengakibatkan kerusakan fungsi otak dan kognitif anak.

3. Otak anak rusak secara permanen

Akibat yang lebih buruk jika anak tersedak dibiarkan terjadi dalam waktu lebih lama bahkan lebih dari 10 menit. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, bahkan kematian mendadak. Jangan biarkan otak anak mengalami kekurangan asupan oksigen, karena jika otak anak mengalami kekurangan dalam asupan oksigen hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan si kecil. Berikan pertolongan pertama pada anak sesuai dengan langkah-langkah di atas, jika orangtua merasa tidak yakin lebih baik segera membawa anak ke rumah sakit agar anak segera menerima penanganan medis.

Cara Mencegah Anak atau Bayi agar tidak Tersedak

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Dan tentu saja hal ini akan jauh lebih baik di bandingkan melakukan penanganan pada anak yang tersedak. Untuk menghidari atau mencegah anak atau bayi tersedak, berikut beberapa tipsnya.

  • Ajarkan anak untuk makan di meja makan
  • Berikan anak porsi makanan yang sesuai dengan usianya
  • Berikan anak minuman di samping piring makannya
  • Jangan ajak anak berbicara saat ia makan
  • Ajarkan untuk makan dan minum dengan dalam posisi duduk
  • Berikan anak banyak waktu untuk menghabiskan makanannya dengan santai dan tenang
  • Jauhkan mainan ketika anak sedang makan atau minum susu
  • Jika anak masih dalam usia bayi, berikan ASI sesuai dengan keinginannya
  • Jangan memaksa anak untuk minum ASI secara berlebihan
  • Jauhkan bayi dari mainan yang bisa di masukkan dalam mulutnya
  • Berikan botol yang mampu mengontrol daya hisap bayi agar tidak tersedak
  • Posisikan bayi 30 derajat saat menyusui
  • Bantulah bayi untuk bersendawa setelah makan atau menyusui
Artikel Lainnya
  • bahaya benturan pada kepala bayi dan anak
  • cara mengatasi mata minus pada anak
  • bahaya bedak tabur bagi bayi
  • gejala hipertensi pada anak
  • jenis mainan yang merangsang otak anak
  • manfaat oatmeal untuk bayi dan anak
  • cara mendidik anak yang suka membantah
  • manfaat menjemur bayi dan anak
  • cara mengatasi cegukan pada bayi
  • ciri ciri anak hiperaktif
  • gejala diabetes pada anak
  • jenis makanan yang berbahaya untuk anak
  • cara mengatasi bayi yang mudah terkejut ketika tidur
  • tanda tanda anak kurang gizi
  • waktu tidur yang baik untuk anak

Kadang dalam beberapa hal, penyebab terjadinya sesuatu memang sepele, namun dapat berakibat fatal. Karena itu orang tua harus lebih berhati-hati dalam mengawasi anak-anaknya, terutama yang berusia balita.

17 Cara Mengajarkan Anak tentang Uang Sesuai Usianya

17 Cara Mengajarkan Anak tentang Uang Sesuai Usianya

 

Uang, satu kata tersebut sudah cukup untuk membuat orang tertarik. Tak bisa dipungkiri, uang merupakan salah satu benda yang penting di dalam kehidupan kita. Berfungsi sebagai alat tukar yang digunakan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tak pelak lagi uang menjadi sedemikian penting yang kita butuhkan. Tanpa uang, manusia akan sulit memenuhi kebutuhan hidupnya karena uang digunakan untuk membiayai berbagai macam barang keperluan kita sehari – hari, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.

 

Mengenalkan uang sejak dini kepada anak perlu dilakukan agar anak juga dapat mulai mengenal konsep uang sejak awal. Dengan mengajarkan konsep tentang uang, anak akan belajar menghargai dan mengerti nilai uang dalam kehidupannya, serta memahami dari mana asal semua benda yang dia miliki dan yang dia gunakan. Tidak pernah ada kata terlalu dini untuk mengajarkan tentang pemahaman keuangan kepada anak. Dengan pengajaran yang benar, anak akan memahami arti uang dan diharapkan dapat mengelola keuangannya sendiri dengan bijak.

Cara yang Baik Untuk Memulai Mengajarkan Tentang Uang

Banyak orang tua merasa bingung untuk mulai mengajarkan keuangan kepada anak. Kebingungan itu terkadang bersumber dari ketidak tahuan tentang bagaimana memulainya. Ada beberapa acuan yang dapat Anda gunakan jika ingin mengajarkan tentang uang dengan efektif kepada anak, yaitu:

  • Memperkenalkan nilai mata uang – Anda bisa menunjukkan kepada anak uang yang kita gunakan sehari – hari. Mulailah memperlihatkan kepada anak mulai dari nilai uang terkecil sampai nilai yang paling besar dan bantu anak untuk mengenali ciri – ciri dari setiap nilai mata uang, misalnya angka yang tertera, warna, gambar serta nomor seri dan tanda tersembunyinya. Tunjukkan bedanya antara uang asli dengan uang mainan yang tidak dapat digunakan untuk bertransaksi sungguhan.
  • Mulailah dari memberikan uang saku – Untuk anak yang berusia antara lima sampai tujuh tahun, Anda bisa mencoba memberikan uang saku. Karena tujuannya adalah untuk memperkenalkan anak dengan uang, maka uang saku yang diberikan tidak perlu berjumlah banyak. Bahkan Anda dapat memberikan jumlah terkecil dari mata uang kita kepada anak. Biarkan anak memegang uang sakunya selama sehari untuk membiasakan dirinya dengan uang tersebut. Setelah itu Anda bisa menganjurkan kepada anak untuk menyimpan uangnya di dalam dompet anak atau celengan. Perlahan Anda bisa meningkatkan jumlah uang saku anak menjadi jumlah yang dapat ia belanjakan jika anak sudah mulai terbiasa dengan uang.
  • Mengajak Anak Berbelanja – Pada tahap awal pengenalan uang, tidak perlu mengajak anak untuk berbelanja ke supermarket yang besar. Anda cukup mengajaknya ke warung dekat rumah dan tanyakan kepada anak apa yang ingin dibelinya. Tentu saja sebelumnya Anda bisa membicarakan kepada anak mengenai barang apa yang bisa ia beli dan apa yang tidak diizinkan untuk dibeli. Biarkan anak membayar dengan uang sakunya dan jelaskan mengenai proses jual beli setelahnya.
  • Libatkan Anak dalam Perencanaan Keuangan – Tentu saja Anda tidak perlu melibatkan anak terlalu jauh dalam tahap ini. Cukup biarkan ia melihat diatas kertas perhitungan Anda akan kebutuhan rumah tangga selama satu bulan, dengan demikian ia akan mendapat gambaran tentang kemana perginya uang orang tuanya. Hal ini akan membantu anak mengembangkan pemahaman bahwa uang yang dimiliki adalah terbatas jumlahnya dan tidak dapat digunakan sesuka hati.
  • Mencontohkan Manfaat Menabung – Menabung adalah bagian dari perencanaan keuangan. Anda dapat mengarahkan anak untuk mulai menabung uang sakunya setiap hari. Jelaskan kepada anak pentingnya menabung dengan bahasa yang mudah dimengerti. Misalnya, jika ia menginginkan mainan, maka ajak anak untuk menabung sampai uangnya cukup untuk membeli mainan tersebut. Anak bisa menabung di celengan atau ke bank dengan bantuan orang tua.
  • Membayar Tagihan – Masih berhubungan dengan perencanaan keuangan, ajaklah anak ketika Anda akan membayar tagihan rumah tangga. Dengan demikian anak akan melihat bahwa uang yang dimiliki dan dihasilkan orang tuanya digunakan untuk hal – hal yang penting seperti tagihan listrik, air, gas, dan lain sebagainya.
  • Beri Upah Kepada Anak – Untuk mengajarkan anak tentang nilai dari suatu kerja keras, cobalah untuk memberi sedikit apresiasi berupa uang ketika ia sudah melakukan sesuatu yang baik . Misalnya ketika anak membantu membersihkan rumah atau mencuci mocil, Anda bisa memberinya upah. Jumlah uang yang diberikan tentunya tidak perlu besar, hanya pastikan cukup untuk menunjukkan kepada anak bahwa uang harus diperoleh dengan kerja keras. Bisa juga ketika anak menginginkan suatu benda, maka Anda bisa menganjurkan agar ia membantu di rumah dengan imbalan upah yang bisa ditabungnya untuk membeli benda tersebut.
  • Beri Contoh Anak Untuk Berhemat – Anda bisa mencontohkan anak untuk berhemat ketika memutuskan untuk membeli suatu barang. Contohnya, katakan pada anak untuk menunda membeli mainan lagi, karena bulan ini ia telah mendapat jatahnya. Atau ajak anak untuk membandingkan harga suatu barang di berbagai tempat atau di toko dengan barang lain yang serupa agar bisa membeli barang tersebut dengan harga yang paling murah. CAra lain yaitu Anda dapat memberi jatah kepada anak untuk membeli barang atau makanan seharga tertentu. Jika anak menginginkan yang harganya berada di atas anggaran yang ditetapkan, maka jangan izinkan ia untuk membelinya. Ingatkan lagi bahwa ia hanya bisa membeli barang senilai yang Anda tentukan.
  • Ajarkan Anak Untuk Berbagi – Mengenalkan anak akan uang tidak hanya melalui cara berbelanja, namun juga melalui cara saling berbagi dengan yang membutuhkan. Hal ini juga sekaligus akan menumbuhkan empati di hati anak ketika melihat orang lain yang kesusahan, dan tidak mengajarkannya menjadi seorang yang pelit.
  • Ajarkan Uang Melalui Permainan – Pentingnya bermain untuk pertumbuhan anak tidak dapat dibantah, anak kecil sangat membutuhkan waktu bermain untuk mengasah kreativitasnya. Bermain peran bersama anak juga dapat menjadi cara untuk mengajarkan anak akan nilai uang. Anda bisa mengajak anak bermain monopoli atau bermain peran sebagai pedagang dan pembeli dengan menggunakan uang mainan ataupun uang asli. Anak lebih mudah menyerap sesuatu ketika ia berada dalam kondisi santai dan senang.
  • Ajarkan Anak Untuk Menunda Keinginan – Tidak semua hal dapat diperoleh dalam suatu waktu sekaligus. Hal ini penting untuk diajarkan kepada anak karena berkaitan juga dengan masalah keuangan. Walaupun memiliki keuangan yang cukup baik, seyogyanya Anda tidak membiasakan untuk menuruti segala keinginan anak. Ajarkanlah anak untuk menunda keinginannya akan sesuatu yang membutuhkan uang agar anak dapat mengerti bahwa uang ada bukan untuk dihamburkan melainkan untuk digunakan sesuai keperluan.
  • Tunjukkan Bedanya Antara Kebutuhan dan Keinginan – Anak kecil seringkali belum bisa membedakan antara apa yang dia butuhkan dengan apa yang dia inginkan. Tugas orang tua adalah untuk mengajarkan anak membedakan keinginan dan kebutuhan tersebut. Contohnya, tunjukkan kepada anak bahwa makanan, pakaian dan tempat tinggal adalah suatu hal yang dibutuhkan setiap orang untuk kelangsungan hidupnya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebutlah maka uang diperlukan. Sedangkan mainan adalah suatu keinginan, tetapi tidak mendesak atau mempengaruhi kelangsungan hidup kita jika kita tidak memilikinya.

Mengajarkan Uang Kepada Anak Sesuai Usianya

Pendidikan tentang keuangan dapat kita sesuaikan dengan usia anak. Pada setiap tingkat usia, pemahaman anak tentang uang akan berbeda – beda. Kita tidak dapat langsung mengajarkan tentang uang saku kepada anak yang masih balita, misalnya. Kita harus dapat menyesuaikan pengajaran tentang uang dengan tingkat penalaran anak sesuai usianya dan secara bertahap.

1. Mengajarkan Uang Kepada Anak Berusia 3-5 th

Untuk anak yang masih berusia dini, kita dapat mengajarkan kepada anak mengenai uang dimulai dari hal yang mendasar lebih dahulu. Misalnya kita dapat menanamkan kepada anak bahwa semua orang memerlukan uang untuk membeli sesuatu benda, dan uang tersebut didapatkan dengan cara bekerja. Tanamkan bahwa ada kalanya seseorang perlu menunggu untuk mendapatkan atau membeli suatu benda yang diinginkan karena ada perbedaan antara membutuhkan dan menginginkan sesuatu. Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengenalkan anak balita dengan uang yaitu:

  • Perkenalkan anak dengan benda yang termasuk kebutuhan pokok sehari – hari dan perbedaannya dengan benda yang diinginkan. Tunjukkan wujud benda tersebut ketika mengajak anak berbelanja.
  • Perlihatkan bermacam – macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang  – orang sehari – hari untuk mendapatkan uang tersebut. Anda bisa mulai dengan menjelaskan tentang pekerjaan Anda atau pasangan kepada anak.
  • Ajarkan bahwa ada benda yang bisa didapat secara cuma – cuma dan ada benda yang harus didapat dengan membayar menggunakan uang. Memahami bahwa tidak semua barang adalah miliknya dan harus didapatkan dengan cara yang benar sangat penting bagi seorang anak. Hal ini juga dapat menjadi cara mengatasi anak yang suka mencuri.
  • Tunjukkan beragam uang logam dan uang kertas dan perkenalkan cirinya kepada anak. Anda bisa menyuruh anak untuk mengambilkan uang dengan gambar tertentu agar ia mudah untuk menghafal bentuk atau wujud uang tersebut.

2. Mengajarkan Uang Kepada Anak Berusia 6-10 th

Pada anak usia sekolah memang ia akan belajar mengenai berhitung dan matematika namun di sekolah tidak akan diajarkan mengenai cara pengelolaan uang yang efektif. Karena itulah pendidikan tentang uang sebaiknya dimulai di rumah. Pada tahap usia ini Anda bisa menanamkan konsep bahwa kita harus membuat keputusan dengan bijak tentang bagaimana menggunakan uang yang kita miliki dan pentingnya untuk mencari perbandingan ke beberapa tempat sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Aktivitas yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan anaka kepada pemahaman tentang uang adalah beberapa hal berikut ini:

  • Melibatkan anak ketika Anda membuat keputusan sederhana yang berkaitan dengan uang. Misalnya, ketika akan membeli suatu barang yang kualitasnya sama, Anda memilih benda yang harganya lebih murah sehingga akan lebih hemat.
  • Siapkan celengan untuk anak agar ia dapat mulai belajar menabung uang jajannya sendiri. Anda juga bisa membuatkan rekening di bank untuk anak dan mengajaknya untuk menyetorkan uang tabungannya sendiri.
  • Anda juga dapat mengajarkan pentingnya menabung kepada anak dan bagaimana menyimpan informasi tentang keuangan pribadi dari orang lain.

3. Mengajarkan Uang Kepada Anak Berusia 11-13 th

Pada tingkat usia ini pemahaman anak tentang uang tentu sudah semakin meningkat. Saat inilah Anda bisa mengajarkan tentang seberapa besar uang saku anak yang harus disisihkan untuk ditabung. Misalnya, menyisihkan uang untuk menabung setidaknya sebesar 10% dari uang saku anak. Beri pemahaman kepada anak bahwa semakin awal kita menabung, maka semakin besar pula uang yang akan dikumpulkan pada akhirnya. Anda bisa mengajarkan tentang uang melalui kegiatan – kegiatan berikut:

  • Ketika anak menginginkan suatu benda, ajaklah ia menabung untuk dapat membeli benda tersebut. Dengan begitu anak akan tahu rasanya harus mengumpulkan uang untuk dapat memiliki sesuatu yang ia inginkan.
  • Beri tahu anak agar menyimpan nomor rekening tabungan mereka di bank dengan baik dan jangan menyebarkannya di media sosial atau kemanapun karena dapat mengundang kejahatan.
  • Ajak anak untuk memeriksa jumlah tabungannya baik itu di celengan atau di bank secara berkala.

4. Mengajarkan Uang Kepada Anak Berusia 14-18 th

Tahap usia ini berada pada saat anak akan bersiap untuk memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi yaitu menengah atas dan juga bangku kuliah. Ia juga sudah cukup umur untuk mengerti tentang penggunaan beberapa produk keuangan seperti kartu kredit dan apa saja bahaya yang bisa timbul dari pemakaian kartu kredit tersebut. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman anak tentang keuangan yaitu:

  • Menghitung biaya yang diperlukan ketika anak kuliah di tempat yang diinginkannya, seperti biaya makan, uang kuliah, transportasi, kebutuhan sehari – hari dan tempat tinggal sampai lulus kuliah kelak.
  • Berikan juga perhitungan tentang berapa banyak biaya yang bisa Anda keluarkan untuk membiayainya, serta alternatif sumber biaya lain seperti beasiswa, pekerjaan sampingan dan lain – lain.
  • Mungkin anak telah sangat terbiasa melihat Anda menggunakan kartu kredit. Pada tahap ini Anda dapat mengajarkan tentang manfaat kartu kredit dan bahayanya.

5. Mengajarkan Uang Kepada Anak Ketika Berusia 18 th keatas

Memasuki usia dewasa muda, seharusnya pengajaran yang kita berikan tentang keuangan telah meresap dengan baik ke dalam pola pikir anak sehingga tidak akan sulit untuk melanjutkan pendidikan keuangan yang sesuai dengan dirinya. Berbagai aktivitas yang dapat Anda tunjukkan kepada anak yaitu:

  • Melibatkan anak dalam investasi atau asuransi yang Anda miliki agar ia dapat mempelajari seluk beluk tentang hal tersebut dan kelak anak dapat memberikan saran untuk membantu Anda.
  • Tunjukkan pentingnya memiliki tabungan untuk dana cadangan bagi hal – hal yang darurat diluar tabungan yang telah direncanakan.
  • Bantu anak untuk merencanakan penggunaan uang sakunya selama satu bulan agar ia terbiasa mengatur keuangannya sendiri.
  • Anda bahkan bisa mendorong anak untuk mulai mencoba mencari uang sendiri dengan memanfaatkan kelebihan yang ia punya pada saat ini.

Manfaat Mengajarkan Uang Kepada Anak

Mengajarkan tentang uang kepada anak secara bijak akan  membawa banyak manfaat yang dapat berguna bagi perkembangan kepribadian serta masa depan anak. Apa saja manfaat tersebut, berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  1. Anak dapat mengenal konsep kerja keras untuk mendapatkan uang. Ia akan belajar bahwa selalu ada usaha yang diperlukan dan tidak selalu untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan. Cara mengatasi anak yang cengeng dan manja untuk lebih mandiri juga dapat dilakukan melalui pendidikan tentang uang.
  2. Dalam diri anak telah terbangun konsep yang baik mengenai keuangan sehingga kelak ia dapat mengelola keuangannya sendiri dengan mandiri.
  3. Anak juga mengenal pentingnya menabung untuk mempersiapkan kebutuhan akan masa depannya sendiri.
  4. Anak akan terbiasa hidup sederhana dan berhemat karena menghargai bagaimana sulitnya mendapatkan uang.
  5. Anak dapat lebih menghargai kerja keras orang tua dalam memberikan segala fasilitas dan kebutuhan anak.
  6. Belajar menabung juga dapat menjadi cara mengajarkan disiplin kepada anak untuk menahan diri dari keinginan konsumtif dan memanfaatkan uang dengan bijak.
  7. Mengenal uang juga dapat menjadi cara meningkatkan rasa percaya diri anak bahwa ia bisa mengatur keuangannya sendiri dan belajar berkomunikasi dengan orang lain dengan berbelanja sendiri.
  8. Mengajarkan tentang uang akan menjadi cara meningkatkan daya ingat anak ketika ia berusaha mengenali jenis – jenis dan niai uang dengan ciri yang berbeda, dan dengan demikian juga melatih otak anak untuk menghapalnya.
  9. Belajar tentang uang juga akan mengajarkan anak tentang kejujuran karena ia akan belajar tentang uang yang harus diperoleh dengan cara yang halal. Karena itulah belajar tentang uang juga dapat menjadi cara mengatasi anak yang suka berbohong.

Memberikan pemahaman tentang uang ini juga berguna untuk cara mendidik anak yang suka membantah dan cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua, karena orang tua akan banyak berdiskusi dengan anak untuk menemukan cara mengenali karakter anak guna menentukan bagaimana cara terbaik mengajarkannya tentang uang. Karena itulah, Anda tidak perlu khawatir untuk mengajarkan tentang uang kepada anak sejak dini.

15 Manfaat Mendongeng bagi Pertumbuhan Anak

15 Manfaat Mendongeng bagi Pertumbuhan Anak

 

Dunia anak selalu lekat dengan imajinasi dan fantasi yang hebat. Kemampuan anak-anak untuk berkhayal dan mengembangkan cerita yang ada di dalam kepalanya sangat hebat, terkadang bahkan di luar nalar para orang tua. Karena itulah, anak sangat menyukai apabila mendengar suatu cerita dongeng. Mendongeng biasanya menjadi bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh anak dan orang tuanya sebelum tidur. Cerita pengantar tidur yang dikisahkan oleh orang tua mampu membawa imajinasi anak yang seakan tanpa batas tersebut.

 

Anak-anak selalu menyukai cerita yang bagus, sehingga mampu membawa mereka ke dunia yang penuh keajaiban. Mendongeng, bisa menjadi kegiatan yang penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Namun, kegiatan mendongeng sebelum tidur yang dilakukan orang tua pada masa kini sudah jauh berkurang, disebabkan oleh gaya hidup modern dan kesibukan orang tua. Kebiasaan mendongeng sebelum tidur digantikan dengan kebiasaan anak untuk menghibur diri melalui benda elektronik yaitu gadget atau menonton televisi.

Kegunaan Mendongeng Bagi Tumbuh Kembang Anak

Orang tua pada masa ini mendapatkan bahwa lebih mudah untuk membiarkan anak tidur dengan sebelumnya menonton film kartun atau bermain gadget, karena mereka sendiri menjadi punya lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal lain. Padahal, kegiatan mendongeng mempunyai sejumlah manfaat yang sangat baik untuk perkembangan anak-anak. Apa saja manfaat mendongeng bagi anak-anak, simaklah pembahasan berikut ini:

  1. Dongeng Menghidupkan Imajinasi Anak

Hampir semua anak sangat suka mendengarkan cerita, mereka terkadang hidup di dalam dunia hasil imajinasinya sendiri. Mereka senang mendengarkan cerita tentang tokoh favoritnya dan berusaha menghidupkan sang tokoh dalam imajinasinya. Melalui dongeng, anak belajar memberikan gambaran visual mengenai tokoh-tokoh dan latar belakang dari dongeng tersebut. Dengan demikian, kemampuannya berimajinasi pun akan semakin terasah.

  1. Mengajarkan Nilai Kehidupan

Dengan menceritakan kepada anak sebuah dongeng yang memiliki makna dan nilai-nilai positif, Anda juga dapat mengajarkan berbagai nilai dalam kehidupan kepada anak, seperti kejujuran, keberanian, kemandirian, kebaikan hati, belas kasih, empati, kebijaksanaan, dan lain sebagainya. Tidak hanya mengajarkan mengenai kebaikan, dongeng juga dapat menjadi cara untuk mengajarkan kepada anak mengenai beberapa sikap buruk yang tidak boleh ditiru. Bahkan, dongeng juga dapat menjadi cara mengajarkan anak tentang uang dan menjadi cara mengatasi anak yang suka mencuri dengan menyisipkan beberapa pelajaran moral dan etika di dalam cerita.

  1. Menanamkan Akar Budaya Kepada Anak

Seringkali orang tua menceritakan dongeng yang berasal dari daerah asal mereka sendiri, karena cerita itulah yang paling dikenalnya. Selain itu, telah banyak cerita dongeng dari tiap daerah yang kisahnya telah dibukukan. Melalui cerita tersebut, anak akan belajar bahwa ada kebudayaan yang berbeda dengan budaya keluarganya, dan juga mulai mengenal berbagai adat dan kebiasaan budaya lain melalui cerita dongeng yang ia dengar.

  1. Meningkatkan Kemampuan Verbal Anak

Membacakan cerita kepada anak juga membuat mereka dapat mengenal bahasa dan mempelajari kata-kata serta frasa yang baru. Melalui dongeng, anak akan belajar bagaimana caranya mengucapkan suatu kata, mempelajari intonasi suara ketika ayah atau ibu sedang bercerita, dan dengan begitu dapat belajar caranya mengekspresikan sesuatu lewat kata-kata dan suara. Anak juga akan memiliki banyak kosa kata baru yang ia dapat dari mendengarkan dongeng tersebut.

  1. Mengembangkan Kemampuan Mendengar

Kebanyakan anak karena sifatnya yang aktif sukar untuk memusatkan perhatian dengan cara mendengarkan. Ketika sedang dibacakan cerita atau didongengkan, seorang anak akan belajar untuk fokus mendengarkan apa yang diucapkan oleh ayah atau ibunya. Anak akan belajar berkonsentrasi untuk menyerap apa yang dia dengar, memahaminya, dan mencerna cerita tersebut di dalam pikirannya.

  1. Meningkatkan Kreativitas

Mendengarkan suatu cerita membuat anak mudah membayangkan tokoh – tokohnya, lokasinya, alur cerita dan makna yang terkandung di dalam cerita tersebut. Hal ini akan membantu anak meningkatkan daya imajinasi serta kreativitasnya, dan mudah menerima berbagai hal baru sebagai seseorang yang berpikiran terbuka. Orang tua juga mendapatkan cara mengenali karakter anak dengan baik melalui interaksi yang terjalin.

  1. Menajamkan Pikiran

Dengan mendongeng, orang tua dapat menjadikannya sebagai sarana untuk memperkuat kapasitas pikiran si kecil. Anak akan belajar untuk mengenali berbagai tokoh dan alur cerita yang beragam serta membedakan berbagai kisah yang didengarnya. serta menarik makna positif dari dongeng yang diceritakan orang tua. Anak akan belajar menganalisis berbagai karakter yang berbeda dari mendengarkan dongeng tersebut, dengan demikian ia akan terbiasa melatih pikirannya untuk bersikap kritis.

  1. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak

Anak-anak tidak dapat mempelajari nilai moral dalam kehidupannya seorang diri. Anak akan belajar mengenai hal tersebut melalui berbagai kesempatan, salah satunya adalah melalui dongeng. Dalam cerita dongeng terkandung banyak sekali pelajaran moral dan juga berbagai ekspresi emosional para tokohnya, seperti marah, sedih, kecewa, senang, dan banyak lagi. Melalui bimbingan orang tua, anak akan dapat membedakan berbagai macam emosi yang ia rasakan dengan dongeng sebagai contohnya, dan juga belajar untuk mengelola atau mengendalikan emosi yang dirasakannya. Misalnya, dongeng akan menjadi cara mengatasi rasa takut pada anak yang berlebihan terhadap sesuatu hal, cara bijak mengatasi anak yang suka memukul, dan cara mengajarkan disiplin pada anak.

  1. Memperkenalkan Anak Pada Rasa Empati

Anak akan mulai merasakan kepekaan terhadap berbagai situasi sosial di sekitar mereka melalui berbagai kisah dongeng yang didengarnya. Dengan demikian ia akan belajar merasakan kesulitan orang lain dan juga kesusahan yang dialami orang lain. Dalam cerita dongeng banyak mengajarkan tentang pentingnya membantu sesama dan bersikap penuh belas kasih serta kemurahan hati, yang akan mengajarkan kepada anak caranya berempati kepada sesama. Dongeng juga dapat menjadi cara mendidik anak yang suka membantah agar merasakan empati kepada orang tuanya, dengan demikian anak akan sedikit mengerti perasaan orang lain.

  1. Membangun Minat Baca Anak

Untuk anak yang belum dapat membaca, ia akan mengetahui berbagai dongeng dari penuturan orang tua. Hal ini lama kelamaan dapat menimbulkan minat membaca pada anak karena ia pasti ingin dapat membaca sendiri dongeng – dongeng yang menarik minatnya, dan bersikap lebih aktif untuk dapat membaca cerita yang dia inginkan kapan saja tanpa perlu menunggu untuk dibacakan.

  1. Mempererat Ikatan Dengan Orang Tua

Ketika sedang mendongeng tentunya posisi anak berada dekat dengan orang tua, hal ini akan membuat ikatan dengan orang tua menjadi lebih erat. Selain itu, mendongeng berarti menyisihkan waktu untuk bersama dengan anak sambil bermanja-manja, berpelukan, dan tertawa bersama. Ikatan yang erat dengan orang tua melalui kegiatan mendongeng dapat menjadi cara meningkatkan rasa percaya diri anak dan cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua.

  1. Melatih Daya Ingat Anak

Ketika selesai bercerita, orang tua dapat menanyakan kepada anak mengenai dongeng yang baru saja didengarnya. Hal ini berguna untuk melatih daya ingat anak agar terbiasa untuk mengevaluasi sesuatu hal, dan mengingat hal-hal yang penting dari cerita tersebut sehingga dongeng dapat menjadi cara meningkatkan daya ingat anak. Anda juga bisa menanyakan kepada anak nama-nama tokoh atau alur cerita yang baru saja ia dengar.

  1. Mempermudah Pendidikan Anak

Dalam cerita dongeng tidak hanya ada kisah saja namun juga dalam buku dongeng yang bagus seringkali cerita dongeng itu menjadi pengantar untuk memperkenalkan anak dengan kata-kata baru, gambar-gambar, dan huruf serta angka yang dapat menjadi penambah pengetahuan anak mengenai berbagai hal baru dan menjadi cara mengasah bakat anak. Bisa jadi melalui dongeng anak akan dapat segera mengenali nama benda dan bentuknya melalui gambar yang ia lihat di buku cerita.

  1. Memperbaiki Kemampuan Berkomunikasi

Terkadang karena keterbatasan kemampuan anak dalam berkomunikasi, ia akan merasa ragu untuk menanyakan berbagai hal kepada orang lain. Padahal pikiran anak sejatinya sangat dipenuhi oleh keingin tahuan yang besar. Melalui dongeng, anak akan belajar bagaimana caranya untuk bertanya dengan cara yang benar, dan menyampaikan maksudnya dengan cara yang lebih dipahami. Bahkan, dongeng dapat membawa anak teralihkan perhatiannya sehingga menjadi cara mengatasi anak yang susah makan dengan efektif. Anda dapat mengajak si kecil makan sambil mendongengkan cerita yang menarik untuknya.

  1. Mengajarkan Anak Menghadapi Berbagai Situasi

Situasi yang sulit atau canggung dapat membuat anak merasa bingung. Melalui cerita tentang berbagai karakter yang berhasil melewati berbagai situasi yang sulit dapat membantu anak untuk mengerti berbagai konsep ini dengan lebih baik. Bahwa di dalam hidup, kesulitan dan kesusahan juga ada sebanyak kebahagiaan dan kesenangan yang dirasakan. Anak dapat menjadi lebih siap untuk menghadapi kehidupan dan berbagai situasi. Melalui dongeng pula, akan menjadi cara mudah mendidik anak untuk minta maaf apabila melakukan kesalahan dan menjadi cara mengatasi anak yang suka berbohong, juga cara mendidik anak yang cengeng dan manja dengan nilai-nilai keberanian yang ada di dalam cerita dongeng.

Cara Mendongeng Yang Tepat

Hal yang tidak kalah penting dari kegiatan mendongeng itu sendiri adalah kemampuan untuk menceritakan semuanya dengan baik. Penceritaan yang baik dapat membawa anak masuk semakin jauh ke dalam cerita dan membuatnya mudah membayangkan cerita tersebut. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mendongeng yaitu:

Pilih Cerita yang Tepat – Beberapa dongeng yang dimaksudkan untuk anak – anak sebenarnya mengandung pesan yang tidak cocok atau tidak dapat dimengerti oleh anak usia dini, contohnya sangkuriang yang menyukai ibunya sendiri, bahkan tidak semua dongeng fabel dapat memberikan pesan moral yang sesuai untuk anak. Sebelum menutuskan suatu cerita yang akan dibacakan untuk anak, Anda perlu memilahnya terlebih dulu dengan mengetahui isi ceritanya.

  • Durasi Cerita  – Sebuah dongeng harus memiliki durasi yang cukup, tidak terlalu panjang sehingga membuat anak bosan ataupun juga tidak terlalu singkat sehingga anak – anak kesulitan menangkap pesan moral yang ada. Tentukanlah durasi cerita yang pas agar tidak membuat anak menjadi bosan.
  • Tempat yang Nyaman – Pilihlah tempat yang cukup nyaman untuk kegiatan mendongeng, yaitu tempat yang cukup dapat menyediakan suasana yang membangun untuk dongeng yang akan dibacakan. Bila mungkin pilih tempat yang minim gangguan agar Anda dapat membangun suasana yang sesuai bagi dongeng tersebut, matikan televisi, telepon genggam, dan sumber bunyi lainnya.
  • Pembukaan – Bukalah kegiatan mendongeng dengan kalimat yang dapat menarik minat anak untuk mendengarkan dan mengikuti kisahnya lebih lanjut. Terangkan di awal kalimat latar belakang Anda menceritakan kisah tersebut dan dari mana Anda mengetahuinya, dan mengapa cerita ini akan menjadii menarik.
  • Ekspresif – Seorang pendongeng harus dapat bersikap ekspresif agar para pendengar atau penontonnya dapat tertarik kepada kisah yang dibawakan. Ekspresi tidak hanya melalui wajah saja, namun juga melalui nada dan intonasi suara, serta gerakan tubuh dan tangan yang dapat menggambarkan dengan tepat suasana dan cerita dalam dongeng tersebut.
  • Improvisasi – Untuk membuat cerita menjadi lebih menarik, Anda bisa melakukan improvisasi dengan bebas namun tidak melenceng dari jalan cerita. Tidak perlu mengikuti persis seperti kata – kata yang di buku, Anda dapat menggunakan kalimat sendiri agar cerita semakin menarik dan mudah dipahami anak.
  • Intonasi – Jagalah intonasi suara Anda cukup keras untuk didengar anak namun dengan pengucapan yang perlahan dan jelas. Suara Anda haruslah dapat memberikan nuansa yang cocok dengan cerita yang dibawakan serta dapat menggiring imajinasi anak untuk mengikuti cerita tersebut.
  • Interaksi – Mendongeng adalah kegiatan yang bersifat dua arah, karena itu penting untuk melibatkan si kecil dalam kegiatan tanya jawab selagi membacakan dongeng. Kegunaan sesi tanya jawab ini untuk melatihnya bersikap kritis dan membantu anak memahami isi dongeng tersebut, dan juga merangsang otak anak untuk berpikir.
  • Buku yang Tepat – Anak suka dengan gambar dan ilustrasi yang berwarna warni, karena itu pastikan buku Anda mempunyai gambar-gambar yang dapat menunjukkan dengan jelas kepada anak mengenai apa yang terjadi di dalam cerita untuk mendukung perkembangan imajinasinya. Pastikan juga gambar yang dimuat cocok untuk dilihat oleh anak-anak.
  • Fokus – Anda tidak perlu menambahkan kegiatan lain atau pelajaran apapun selagi mendongeng untuk anak, misalnya sambil mengajari anak membaca atau mengenal berbagai huruf. Fokuslah pada kegiatan mendongeng itu saja agar anak dapat menikmati waktunya bersama orang tua.

Mendongeng Tanpa Buku

Dongeng adalah salah satu bentuk atau cara berkomunikasi yang telah ada sejak zaman dahulu. Tradisi, legenda, sejarah dan cerita kuno telah diwariskan secara turun temurun melalui sebuah dongeng. Banyak orang yang bisa mendongeng tanpa menggunakan buku sebagai panduannya berdasarkan cerita-cerita lama tersebut. Jika Anda lebih tertarik untuk memperkenalkan dongeng kuno kepada anak tanpa menggunakan buku, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk memulainya:

  1. Lakukan Riset

Riset perlu dilakukan untuk memperdalam pengetahuan Anda mengenai cerita-cerita kuno yang pernah Anda dengar sewaktu kecil. Banyak dari cerita-cerita ini telah diceritakan ulang melalui beberapa generasi yang kemudian menurunkan ceritanya kembali kepada keturunan berikutnya. Walaupun demikian, cerita-cerita ini masih saja banyak yang menyukainya. Apabila Anda tidak yakin mengenai benang merah cerita tersebut, Anda dapat memperoleh cerita yang lengkap melalui riset yang dilakukan.

  1. Tanyakan Kepada Keluarga

Sebuah keluarga biasanya menyimpan cerita-cerita kuno yang dapat Anda teruskan kepada si kecil. Mungkin Anda bahkan telah mendengar sendiri cerita tersebut sewaktu kecil dan telah melupakan beberapa bagian dari cerita tersebut. Anda bisa bertanya kepada anggota keluarga lain mengenai kisah tersebut agar dapat meneruskannya kepada si kecil.

  1. Menciptakan Kisah Sendiri

Anda pun dapat menciptakan kisah sendiri berdasarkan pengalaman hidup yang telah dilalui untuk diceritakan kembali kepada anak. Misalnya kisah-kisah lucu yang Anda alami, dan juga beberapa pelajaran hidup yang telah Anda dapatkan. Kisah yang dikarang sendiri biasanya akan menjadi lebih orisinil dan juga dapat merangsang kreativitas Anda dalam meramu cerita yang dapat memberikan pengaru baik kepada anak.

  1. Mempelajari Tekniknya

Mendongeng juga memerlukan keterampilan khusus. Anda dapat mengasah kemampuan mendongeng agar anak semakin tertarik dengan mencari informasi mengenai para pendongeng profesional. Anda dapat melihat video atau pertunjukan di televisi, bergabung dengan komunitas pendongeng, dan mengamati ketika para pendongeng tersebut sedang beraksi, bahkan bertanya langsung kepada ahlinya untuk mempelajari kemahiran mendongeng dari mereka.

Mungkin bagi beberapa orang tua, kegiatan mendongeng akan menjadi sesuatu yang kurang menarik karena menghabiskan waktu mereka yang sedikit. Terutama bagi para orang tua yang sangat sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Namun jika Anda mengetahui manfaat mendongeng yang sangat positif untuk tumbuh kembang anak, Anda pasti akan ingin mencobanya untuk si kecil. Anda bisa memulai  selama sepuluh sampai lima belas menit sebelum anak tidur siang atau malam. Pastikan kegiatan mendongeng ini dilakukan dengan suasana hati yang baik sehingga prosesnya akan menyenangkan bagi anak dan orang tua.

11 Tips Memilih Dokter Anak yang Tepat

11 Tips Memilih Dokter Anak yang Tepat

Memilih dokter yang cocok bagi anak adalah suatu keputusan yang sangat penting. Sebagian besar masa-masa ketika anak baru saja lahir akan dihabiskan di ruang praktek dokter anak, entah itu untuk kegiatan pemeriksaan rutin, imunisasi, atau ketika si kecil sakit. Bagi para orang tua baru, memilih dokter diantara sekian banyak pilihan adalah suatu kegiatan yang memusingkan, mungkin bahkan merasa seperti memilih kucing di dalam karung apabila benar-benar tidak mempunyai bayangan atau gambaran yang jelas tentang seorang dokter anak yang baik.

Penentuan dokter yang cocok untuk anak Anda kelak menjadi suatu hal yang perlu dilakukan sebelum melahirkan, karena setelah si bayi lahir, Anda akan memiliki terlalu banyak hal untuk dikerjakan sehingga mustahil mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dokter anak dengan seksama. Selain itu, memiliki pilihan dokter anak yang telah mantap sebelum melahirkan juga akan membawa manfaat positif bagi anak, karena ia akan ditangani secara medis oleh dokter yang Anda pilih ketika proses kelahiran, sehingga dokter tersebut akan mengetahui riwayat kesehatan si kecil sejak ia lahir.

Pemilihan Dokter yang Tepat

Waktu yang baik untuk menentukan dokter mana yang akan Anda percaya untuk menangani sang anak yaitu ketika usia kehamilan berada pada usia 28 sampai 34 minggu. Pada usia kandungan seperti ini, biasanya orang tua telah dapat menentukan kriteria apa yang dicari dan diinginkan dari seorang dokter anak. Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mulai menentukan dokter anak yang tepat, yaitu:

1. Melakukan Riset

Pilihan seseorang mengenai dokter anak seringkali merupakan hasil rekomendasi dari orang lain, karena itu Anda perlu mencari setidaknya beberapa nama dokter yang menurut teman-teman serta kerabat Anda dapat menjadi kandidat yang cocok. Anda juga dapat mencari referensi kepada perusahaan asuransi mengenai nama-nama dokter yang direkomendasikan, menyimak forum-forum mengenai ibu dan anak di internet, bahkan membaca artikel mengenai dokter anak di majalah atau sumber terpercaya manapun.

2. Tentukan Lokasi Praktek Dokter

Menemukan dokter anak yang memiliki lokasi praktek tidak jauh dari tempat tinggal adalah suatu keharusan, karena ketika berurusan dengan anak kecil, perkara yang sering muncul adalah sebuah urgensi. Anda harus mempertimbangkan kemudahan mencapai lokasi praktek dokter jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat pada si kecil. Mulai dari akses kendaraan, rute kendaraan umum, lokasi parkir, dan tingkat keamanan pada lokasi tersebut.

3. Tentukan Tipe Dokter yang Diinginkan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda, karena itu pula dapat mempunyai keinginan dan harapan yang berbeda mengenai sosok dokter yang mereka butuhkan. Ada yang memilih dokter wanita karena lebih lembut dan keibuan, ada pula yang menyukai dokter muda yang masih mudah diajak berdiskusi dan berpikiran terbuka, namun ada juga yang memilih dokter yang sudah senior dengan alasan sudah berpengalaman yang banyak. Untuk mendapatkan tipe dokter yang cocok bagi anak, Anda perlu menjumpai dokter secara langsung dan menentukan kriteria apa saja yang dicari.

4. Temui Dokter Secara Langsung

Jika memungkinkan, jadwalkan untuk pertemuan secara langsung dengan dokter-dokter yang telah menjadi pilihan Anda, katakanlah minimal tiga orang kandidat yang telah dipilih untuk menjadi dokter bagi anak Anda. Pastikan terlebih dulu apakah para dokter ini menetapkan tarif untuk kunjungan pre natal tersebut. Saat berhasil membuat janji temu, Anda bisa mendiskusikan apa saja yang ingin Anda tanyakan kepada dokter dan melihat bagaimana ia menanggapi pembicaraan Anda, juga bagaimana cara dokter tersebut berkomunikasi dengan para orang tua.

5. Tanyakan Hal yang Relevan

Siapkan pertanyaan yang relevan dengan maksud dan tujuan Anda ketika bertemu dengan dokter anak tersebut, yaitu pertanyaan yang dapat memberikan gambaran mengenai cara kerja dokter dan bukan pertanyaan yang ditujukan untuk menyelidiki sang dokter. Bertanyalah sehingga Anda dapat melihat bagaimana reaksi dokter terhadap setiap pertanyaan, dan Anda dapat menentukan apakah ia adalah orang yang Anda cari dengan tanya jawab tersebut.

6. Cek Reputasi Dokter

Seorang dokter yang telah banyak berpengalaman akan memiliki berbagai hal baik terkait dengan namanya. Anda dapat mencari berbagai hal yang telah menjadi pencapaian sang dokter yang akan membuktikan bahwa ia adalah seorang tenaga medis yang kompeten. Anda juga dapat menyelidiki latar belakang pendidikannya dan keanggotaan sang dokter dalam asosiasi kedokteran resmi.

Siapkan pertanyaan yang penting yang akan memberi jawaban dan gambaran untuk Anda mengenai apakah ia adalah dokter yang dapat selalu hadir ketika terjadi keadaan darurat, bagaimana caranya berkomunikasi, apakah ia peduli kepada pasien, bagaimana kecenderungannya terhadap pemberian obat, imunisasi, ASI, apakah ia orang yang adil atau suka menghakimi para pasien, tingkat keramahan, kemudahan dihubungi, dan banyak hal lainnya sesuai kriteria Anda.

7. Cari Tahu Apakah Dokter Tersebut Berkeluarga

Bagi beberapa orang mungkin pertanyaan ini akan terdengar usil dan tidak perlu, namun Anda perlu menanyakannya karena dalam beberapa kasus, dokter yang telah berkeluarga dan memiliki anak akan menjadi suatu nilai tambah bagi para orang tua karena biasanya akan memiliki lebih banyak empati kepada pasiennya. Namun, hal ini tidak selalu dapat dijadikan patokan karena beberapa dokter yang belum berkeluarga atau memiliki anakpun tetap dapat merasakan empati kepada pasiennya.

8. Minta Pendapat Pasien Lainnya

Ketika berkunjung untuk sesi pra natal ke kantor dokter anak, Anda dapat berbincang dengan pasien lainnya mengenai dokter tersebut. Tanyakan kesan-kesan mereka selama anak mereka menjadi pasiennya, apa kelebihan dan kekurangan dari praktek dokter tersebut. Perhatikan, apakah ruangan tunggu dan ruang prakteknya adalah tempat yang nyaman dan cocok untuk anak-anak, setidaknya memiliki beberapa benda yang dapat menarik perhatian anak dan membuat anak tidak rewel selama menunggu giliran berkonsultasi. Perhatikan juga keadaan tempat praktek dokter, apakah kebersihannya terjaga.

9. Dokter yang Mendukung ASI

Menemukan dokter anak yang mendukung pemberian air susu ibu dan mengerti manfaat ASI eksklusif untuk bayi tentunya sangat penting, karena melalui dokterlah Anda akan mendapatkan penjelasan dan dukungan yang tepat untuk mengetahui seluk beluk tentang menyusui sebagai orang tua baru yang belum berpengalaman. Carilah dokter yang dapat memberi penjelasan dan bantuan medis secara modern, namun juga dapat menyesuaikan dengan situasi ibu dan bayi.

10. Menyamakan Pandangan

Salah satu hal yang penting lainnya yaitu untuk menyamakan persepsi Anda dengan sang dokter. Anda dapat mencari tahu bagaimana pandangan dokter mengenai tumbuh kembang bayi, pola pengasuhan, pemberian imunisasi, ASI, sunat, pengobatan alternatif. Dan jika tidak, apakah sang dokter terlihat dapat menerima pendapat atau masukan dari pihak lain? Hal ini penting, karena Anda tidak dapat memercayakan kondisi medis anak kepada orang yang tidak mempunyai pandangan sama dengan Anda, atau terhadap orang yang tidak terbuka dan bersedia berdiskusi bersama.

11. Kenali Tipe Dokter

Ada tipe dokter yang akan memberikan banyak pilihan kepada Anda beserta nilai-nilai positif dan negatif mengenai sesuatu hal dan membiarkan orang tualah yang memutuskan, ada pula yang lebih suka memberikan arahan mengenai apa yang dia pikir merupakan pilihan terbaik, ada yang merasa dirinya mampu memutuskan tanpa mengetahui pendapat orang tua. Karena hal-hal inilah Anda perlu menyamakan pandangan dengan dokter tersebut.

Pertanyaan yang Perlu Diajukan

Seringkali kita merasa terintimidasi oleh sikap seorang dokter sehingga urung mengajukan berbagai pertanyaan yang seharusnya diajukan. Namun tetaplah mengingat, bahwa Anda sedang mencari seseorang untuk mengurus berbagai hal terkait dengan kondisi medis sang buah hati, karena itu tetapkanlah hati untuk mencari tahu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

  • Rumah sakit mana saja yang bekerja sama dengan sang dokter? Hal ini penting, pastikan bahwa rumah sakit pilihan Anda untuk bersalin nanti telah menjalin kerja sama dengan dokter yang dipiih.
  • Biaya, seperti asuransi yang ditanggung dan berapa tarif untuk konsultasi serta berbagai tindakan medis.
  • Apakah dokter akan menyertai saat kelahiran anak ataukah hanya bertemu saat kunjungan pertama setelah lahir?
  • Apakah jam praktek dokter dapat disesuaikan dengan jadwal Anda, misalnya jadwal pada hari kerja atau akhir pekan.
  • Bagaimana cara para staf dokter bekerja, apakah ada nomor darurat yang bisa dihubungi, apakah akan ada waktu untuk Anda sekedar bertanya tanpa perlu menemui dokter secara langsung kelak, bagaimana cara stafnya berkomunikasi dengan pasien, apakah ramah dan sangat membantu, dan lain-lain.
  • Apakah sang dokter dapat dihubungi diluar praktek, misalnya melalui telepon, sms, email atau sarana media sosial lainnya.
  • Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menunggu agar mendapatkan janji temu dengan dokter.
  • Bagaimana penanganan anak yang sakit, apakah ada ruang terpisah untuk anak yang sakit dan yang tidak.
  • Apa yang harus dilakukan ketika dokter tidak dapat dihubungi dalam keadaan darurat.
  • Apakah ia memiliki dokter cadangan yang dapat menggantikan jika sewaktu-waktu berhalangan untuk memenuhi tanggung jawabnya?
  • Apakah para staf dokter memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk mengurus seorang anak dalam kriteria medis?
  • Apakah peralatan yang dimiliki lengkap, paling tidak untuk memberikan pertolongan pertama?

Menguji Kecocokan

Ketika telah memilih seorang dokter yang menurut Anda paling memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, Anda juga tetap harus melihat seberapa jauh pilihan tersebut benar-benar dapat memenuhi kebutuhan anak. Caranya dengan mengamati hal-hal berikut ini:

  1. Interaksi – Jika si kecil sudah lahir, Anda dapat melihat interaksi yang dilakukan dokter dengan anak ketika sedang dilakukan pemeriksaan. Cermati apakah dokter benar – benar tulus memberikan perhatian sepenuhnya terhadap keadaan kesehatan anak dan bagaimana caranya membuat anak merasa nyaman, dengan melihat respon anak terhadap dokter. Misalnya, bagaimana sikap dokter ketika memeriksa gejala diabetes pada anak, anak terlambat bicara, atau masalah anemia pada anak dan lainnya.
  2. Ketelitian – Seorang dokter yang berkualitas dan kompeten akan bisa langsung Anda lihat pada kesempatan awal. Dokter yang teliti dan mau menyimak keluhan pasien dengan seksama sangat dibutuhkan saat ini, karena posisi Anda sebagai orang tua yang tentunya ingin mengetahui detail mengenai kesehatan anak. Pastikan sang dokter memeriksa semua yang dibutuhkan dan tidak menganjurkan pemeriksaan yang tidak perlu atau berlebihan, misalnya apa saja jenis jenis imunisasi dan manfaatnya bagi anak.
  3. Tarif – Tidak dapat dibantah bahwa biaya akan menjadi salah satu ukuran dalam memilih dokter anak. Biasanya, kita akan sulit mengetahui tarif pasti dari sebuah sesi konsultasi dengan dokter sebelum benar-benar bertemu dengan dokter tersebut. Dengan sekali kunjungan, biasanya langsung tergambar berapa kira-kira biaya yang dibutuhkan untuk setiap kali kita memerlukan jasa sang dokter. Ketahuilah bahwa tidak selamanya tarif yang tinggi itu adalah dokter terbaik, demikian juga tidak selalu tarif murah menyatakan kemampuan dokter yang kurang baik.

Kapan Saatnya Membutuhkan Dokter Anak

Memiliki dokter anak yang telah terpercaya bukan berarti Anda dapat menyerahkan begitu saja semua masalah yang terjadi pada anak. Anda perlu jeli untuk menentukan kondisi yang penting dan yang masih dapat ditangani sendiri, atau melalui konsultasi telepon dengan waktu genting ketika anak benar-benar perlu dibawa untuk mendapatkan pertolongan dokter. Misalnya dalam beberapa situasi seperti berikut:

  • Anak mengalami masalah pencernaan

Masalah pencernaan tidak hanya bisa diderita oleh orang tua, tetapi juga anak-anak. Gangguan pencernaan adalah penyebab perut kembung pada bayi. Gejala lainnya seperti muntah, batuk, flu dan diare. Anak wajib dibawa ke dokter apabila terdapat darah pada feses atau muntahnya. Sakit perut di titik tertentu, diare berat hingga dehidrasi, juga merupakan kondisi yang wajib dibawa ke dokter.

  • Anak mengalami demam

Pada anak yang masih berusia di bawah tiga bulan, Anda perlu membawanya ke dokter walaupun demamnya masih berada di bawah suhu 38 derajat celcius. Jika anak sudah berusia diatas tiga bulan, Anda dapat membawanya ke dokter apabila telah mengalami demam lebih dari tiga hari dan tampak lemah serta lesu, dan cara mengatasi demam yang dilakukan tidak berhasil. Dan dalam usia berapapun jika demam anak mencapai suhu 40 derajat celcius, Anda perlu membawa anak ke dokter secepatnya, terutama jika demam disertai gejala lain seperti lesu, muntah, sulit makan, dehidrasi, kejang, susah bernapas, sulit terjaga, dan menangis terus menerus. Demam dapat menjadi salah satu gejala tetanus pada anak. Jangan meremehkan demam pada anak Anda, karena banyak kasus anak yang fatal terjadi hanya karena orangtua menyepelekan demam pada anak mereka.

  • Anak mengalami konstipasi

Pada bayi yang mendapatkan ASI, akan ada saat-saat dimana si kecil tidak buang air besar namun hal itu tidak akan berlangsung lama. Bila anak mengalami kesulitan buang air besar yang disertai dengan gejala lain seperti perut membengkak, muntah, lesu, tidak ada nafsu makan. Adapun konstipasi yang perlu diwaspadai adalah pada bayi yang berusia empat bulan kebawah jika tidak buang air besar setiap hari, dan pada bayi usia empat minggu keatas yang tidak buang air besar dalam seminggu. Anda juga dapat untuk mengecek gejala kolik pada anak yang baru lahir.

  • Kekurangan Cairan

Ketika anak mengalami diare atau muntah-muntah ada kemungkinan besar ia akan mengalami dehidrasi. Jika anak telah mengalami buang air besar sebanyak melebihi delapan kali sehari dan muntah darah atau feses mengandung darah dan berlendir, maka itu adalah waktunya anak dibawa ke dokter, dan juga jika anak mengalami muntah yang tidak berhenti selama kurun waktu 24 jam.

  • Flu dan Batuk

Anak-anak sangat sering mengalami flu dan batuk, seperti diketahui oleh Anda yang telah memiliki anak. Biasanya dalam tingkat yang ringan, dengan istirahan yang cukup dan obat tradisional maka anak dapat segera sehat kembali. Namun jika disertai gejala lain seperti sesak napas, batuk berbunyi, muntah, sulit tidur, demam yang melebihi tiga hari, dan tampak dehidrasi, maka anak perlu dibawa ke dokter. Anda juga dapat mengecek gejala sinusitis pada anak jika anak sering mengalami batuk dan pilek. Penyakit flu yang lama  juga dapat mengarah kepada bronkitis akut pada bayi dan anak.

  • Ruam

Penyebab ruam dapat terjadi karena berbagai hal, antara lain karena reaksi alergi, iritasi akibat sabun atau produk  perawatan bayi lainnya, ataupun infeksi. Bila ruam tidak menunjukkan tanda-tanda membaik selama tiga hari, disertai demam dan muntah, tidak berubah warna saat ditekan, Anda wajib membawa anak ke dokter. Ruam yang tampak  berisi cairan juga dapat menjadi tanda gejala cacar air pada anak.

Satu hal yang paling penting, ketika Anda telah memutuskan untuk membawa anak berkonsultasi dengan seorang dokter, jangan biarkan pendapat orang lain menggoyahkan keyakinan Anda. Selama Anda tetap bersikap objektif dan yakin bahwa dokter tersebut adalah yang paling tepat untuk si kecil, maka tidak ada alasan untuk merasa ragu akan pilihan tersebut. Anda bisa merasa yakin terhadap seorang dokter apabila anak tetap terlihat nyaman dan terjaga kesehatannya selama ditangani oleh sang dokter.

20 Efek Positif dan Negatif Televisi bagi Pertumbuhan Anak

20 Efek Positif dan Negatif Televisi bagi Pertumbuhan Anak

Televisi adalah salah satu media yang paling awal mempengaruhi kehidupan anak. Untuk sebagian orang, televisi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Sehingga ketika memiliki anak, sang anak pun juga akan mengenal televisi lebih dini. Bagi seorang anak, sulit untuk menghindari televisi sementara para orang dewasa di sekelilingnya justru sering terhubung dengan alat elektronik tersebut. Sebenarnya tidak hanya televisi, anak-anak pada masa kini telah terekspos pada banyak alat-alat elektronik yang canggih seperti hp, tablet, dan komputer. Akan tetapi televisi telah eksis dan dikenal anak bahkan sebelum mereka bisa bicara, berguling, tumbuh gigi, atau belajar mengendarai sepeda. Sebabnya, karena di sebagian rumah tangga, televisi tetap menyala bahkan ketika tidak ada seorangpun yang menonton.

Teknologi sebenarnya dapat menjadi bagian dari masa perkembangan anak, selama penggunaannya tepat guna dan menjadi suatu hal yang memberikan pengaruh positif. Misalnya, anak usia sekolah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelajaran melalui internet. Namun jika penggunaannya berlebihan, hal itu akan menjadi suatu yang negatif, memberikan pengaruh buruk pada perkembangan anak. Terlebih lagi, orang tua sering menggunakan televisi sebagai pengganti pengasuh, karena menginginkan anaknya untuk tenang sehingga kerap menyuguhi anak dengan tayangan televisi tanpa batasan waktu, juga tanpa pengawasan yang diperlukan.

Faktor yang Mempengaruhi 

Untuk mengerti apa saja efek yang didapatkan anak dari menonton televisi, Anda harus memahami bagaimana televisi mempengaruhi perilaku anak terlebih dulu. Seberapa banyak televisi mempengaruhi anak, perlu dilihat dari berbagai aspek antara lain:

  • Berapa lama anak menonton televisi setiap harinya.
  • Usia anak saat pertama kali mengenal televisi
  • Perkembangan kepribadian anak atau tipe kepribadian anak
  • Apakah anak mendapatkan pendampingan dari orang tua ketika menonton
  • Konten apa yang ditonton anak
  • Apakah ada penjelasan dari orang tua mengenai apa yang ditonton anak.

Efek Negatif Televisi

Tidak dapat dipungkiri, konten-konten yang ada di televisi tidak selamanya memberikan pengaruh baik bagi penontonnya, terutama anak-anak. Beberapa efek negatif yang dapat dialami anak karena menonton televisi yaitu:

1. Mengekspos Anak Terhadap Kekerasan

Televisi seringkali menampilkan tayangan mengandung kekerasan yang jauh lebih parah daripada kenyataan sesungguhnya. Anak yang telah menyaksikan tayangan semacam ini dengan cukup sering bisa jadi merasa bahwa dunia yang dia tinggali adalah tempat yang menakutkan. Selain itu, jika anak sering menyaksikan kekerasan maka ia akan memiliki pola pikir bahwa kekerasan adalah suatu hal biasa yang dapat diterima.

2. Meningkatkan Sikap Agresif

Ada hubungan antara media yang penuh kekerasan dan agresivitas, namun masih belum jelas apakah media yang membuat anak dapat berperilaku agresif ataukah anak yang sudah memiliki kecenderungan melakukan kekerasan menjadi tertarik terhadap tayangan kekerasan di televisi. Ada pula kemungkinan bahwa anak yang cenderung agresif lebih memilih tayangan yang mendorong sifat agresifnya.

3. Obesitas

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa anak yang menonton televisi melebihi empat jam sehari menjadi beresiko tinggi untuk mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Hal ini tentu erat hubungannya dengan kekurangan gerak atau aktivitas yang dilakukan anak, sebab menonton televisi adalah suatu kegiatan yang minim gerakan. Selain itu, anak biasanya terpengaruh oleh iklan makanan yang tidak sehat yang tampak lezat di televisi, padahal sebagian besar merupakan jenis makanan berbahaya untuk anak. Akan sulit mengenalkan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak jika ia sudah terbiasa melihat makanan yang tidak sehat.

4. Perilaku Buruk 

Anak dapat mengadopsi perilaku beberapa karakter di televisi yang mendorong kehidupan seks bebas, konsumsi alkohol, merokok, memakai obat  obatan terlarang, bersikap rasis, sering mengeluarkan kata-kata kasar, tidak santun, hubungan sesama jenis, pembullyan terhadap temannya, dan masih banyak lagi.

5. Mempengaruhi Pendidikan Anak

Menonton televisi dapat mempengaruhi proses belajar dan performa anak di sekolah apabila mengambil waktu yang seharusnya dipergunakan untuk aktivitas yang penting bagi perkembangan fisik dan mental anak. Akibatnya anak dapat mengalami penurunan konsentrasi belajar yang berefek pada pencapaiannya di sekolah. Pentingnya bermain untuk pertumbuhan anak daripada menonton televisi terus menerus perlu disadari para orang tua sehingga seharusnya diberikan jenis mainan yang merangsang otak anak daripada menonton televisi. Sebagian besar waktu luang anak seharusnya dihabiskan untuk melakukan aktivitas seperti bermain, membaca, berolah raga, dan lainnya.

6. Mempengaruhi Proses Perkembangan Anak 

Sementara televisi yang menayangkan konten berpendidikan belum akan dapat mempengaruhi anak yang berusia di bawah dua tahun, kebiasaan menonton televisi pada usia tersebut akan merampas waktu yang seharusnya digunakan untuk perkembangan fisiknya, terutama perkembangan otak dengan bermain dan berinteraksi dengan orang lain. Menonton televisi juga dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan motorik, bahasa, kreativitas dan kemampuan sosialnya. Terlalu banyak menonton televisi dapat membuat kemampuan inteligensi anak menjadi tumpul, membuatnya menjadi orang yang pasif, apatis, dan kemampuan untuk berimajinasi serta berpikir logis, bahkan dapaat membuat anak terlambat bicara menjadi semakin sulit mengatasi hambatan tersebut.

7. Konsumtif

Satu lagi efek negatif televisi adalah tumbuhnya sifat konsumtif pada anak. Jumlah iklan yang anak lihat di televisi telah mengekspos mereka kepada banyak merk atau produk yang tidak mereka butuhkan. Iklan-iklan tersebut dapat mendorong anak untuk tertarik kepada makanan atau minuman yang tidak menyehatkan, dan mulai menganggap bahwa semua itu adalah makanan dan minuman yang baik dan wajar disantap kapan saja. Orang tua juga dapat menerima paksaan dari anak untuk membelikan sesuatu barang yang mereka lihat di televisi.

8. Meningkatkan Resiko Penyakit

Para peneliti dari Universitas Sydney melaporkan bahwa ada hubungan dengan jumlah total waktu anak menonton televisi dengan pembuluh retina pada anak. Anak-anak yang menonton televisi dalam waktu lama dilaporkan memiliki pembuluh yang lebih sempit, yang dapat meningkatkan resiko sakit jantung. Sedangkan pada tahun 2014 dipublikasikan penelitian yang menyebutkan bahwa anak berusia diantara 2-10 tahun yang menonton televisi lebih dari dua jam sehari lebih berpotensi memiliki penyakit tekanan darah. Kekurangan gerak juga dapat memperburuk kondisi tersebut.

9. Menjauhkan Anak dari Anggota Keluarga

Menonton televisi adalah kegiatan yang bersifat satu arah saja sehingga tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Apabila kegiatan anak dan anggota keluarga yang lain sehari-hari hanya terfokus kepada menonton televisi, hal tersebut akan mengurangi waktu yang seharusnya dimiliki untuk menjalin ikatan antara satu sama lain sebagai sebuah keluarga. Kurangnya ikatan emosional dengan anggota keluarga lain bisa memberi pengeruh negatif pada tahap perkembangan karakter anak. Padahal cara mendidik anak yang suka membantah, cara mendidik anak yang suka mencuri, atau cara membuat anak lebih terbuka kepada orang tua akan bergantung pada kedekatan yang terjalin dengan anggota keluarga lainnya.

10. Matang Secara Seksual Sebelum Waktunya

Konten bermuatan seksual sekarang bisa disebut ditayangkan secara bebas di media massa, termasuk televisi. Apabila anak sering dibiarkan menonton tayangan apa saja tanpa ada pendampingan orang tua, kemungkinan sangat besar ia akan terekspos pada tayangan bermuatan seksual. Akibatnya, anak dapat menjadi lebih cepat matang secara seksual berkat tayangan yang ia tonton. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bisa saja ia akan mencoba mempraktekkan apa yang diketahuinya dengan cara yang salah. Pemahaman tentang seksualitas yang salah dapat tertanam di otak anak, terlebih lagi jika ia tidak mendapatkan informasi yang benar secara seimbang. Inilah yang mendasari banyaknya kasus perkosaan yang dilakukan oleh anak kecil kepada teman sebayanya, anak-anak yang kecanduan konten porno, terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dan banyak kasus lainnya.

11. Merusak Mata

Menonton televisi dalam waktu lama dapat membuat anak mengalami kelelahan otot mata atau juga bisa disebut sebagai Asthenopia. Hal ini terutama dapat dialami oleh anak yang berusia kurang dari satu tahun, karena sebenarnya pada usia ini anak mengalami rabun dekat, yaitu kondisi dimana bayangan suatu benda jatuh di belakang retina. Anak pada usia tersebut masih menyesuaikan jarak pandangnya yang sedang berkembang. Terlalu fokus menonton akan membuat mata anak lelah karena terus menerus berusaha menempatkan bayangan pada titik yang benar. Apabila anak yang lebih besar sering menonton televisi dalam jarak dekat, bukan tidak mungkin orang tua akan harus mencari cara mengatasi mata minus pada anak.

12. Tidak Dapat Membedakan Kenyataan

Ekspos tayangan televisi yang bertubi-tubi pada seorang anak akan membuatnya kehilangan sense of reality atau pemahaman terhadap kenyataan. Anak akan sulit membedakan antara hal yang dapat dilakukan di dunia nyata dengan imajinasi yang dilihaatnya pada acara televisi. Akibatnya, ia akan kesulitan juga untuk membedakan hal yang benar dan salah, serta memahami berbagai nilai moral yang berlaku.

13. Malas

Anak-anak yang kecanduan dengan tontonan televisi dapat membuat anak menjadi malas. Mereka lebih mengutamakan menonton acara-acara kesayangan mereka ketimbang belajar, mengerjakan PR maupun melaksanakan tugas-tugasnya seperti membantu orangtua.

Efek Positif Televisi

Kendati banyak efek negatif yang dapat dialami oleh anak akibat menonton televisi, namun apabila dilakukan dengan sejumlah peraturan tertentu, televisi dapat menjadi suatu hal yang positif bagi anak. Manfaat positif yang bisa didapatkan dari menonton televisi yaitu:

1. Televisi Sebagai Sarana Pendidikan

Beberapa stasiun televisi memfokuskan diri pada produksi tayangan yang mendidik dan memberi informasi kepada penontonnya, terutama anak-anak. Contohnya, tayangan Sesame Street, Hi Five, Mr. Maker, dan banyak lagi. Lalu ada saluran lain yang mengkhususkan diri kepada konten ilmiah, sejarah, dokumenter, geografi, dunia hewan, lingkungan dan matematika, serta banyak lagi informasi yang berguna. Anak juga dapat mengetahui berbagai bahasa yang berbeda dari seluruh dunia. Memberi izin kepada anak untuk menonton saluran-saluran pendidikan ini dengan pengawasan akan memberi mereka pengetahuan akan apa yang terjadi di dunia pada saat ini.

2. Sarana Hiburan

Televisi adalah salah satu sumber hiburan utama bagi anak-anak. Suara dan imaji yang beragam serta penuh warna akan menarik minat anak dan membuat mereka memperhatikannya. Mulai dari film hingga pada film kartun, ada beberapa program yang dapat membuat anak terpikat. Pastikan bahwa isi tayangan tersebut memang layak untuk anak, berdasarkan tingkat pemahaman dan usianya.

3. Olahraga

Manfaat olahraga untuk anak usia dini sangat besar, karena dapat mendukung perkembangan kemampuan motorik anak. Cara yang paling baik untuk memperkenalkan anak pada kegiatan berolah raga adalah melalui televisi. Dorong mereka untuk menonton berbagai tayangan olah raga yang berbeda seperti sepak bola, renang, senam, tenis, bola basket dan sebagainya dengan pendampingan orang tua. Jelaskan kepada anak mengenai aturan permainan, cara bermain, dan berbagai fakta menarik seputar cabang olahraga tertentu. Jika anak mulai tertarik kepada salah satu jenis olahraga, ajak mereka untuk mencobanya.

4. Membuka Wawasan Anak

Televisi memungkinkan kita menjelajah bagian dunia lain yang tidak mungkin didatangi sendiri, tanpa harus melangkahkan kaki keluar rumah atau mengeluarkan biaya perjalanan. Tayangan yang tepat dapat membawa anak ke ebrbagai negara dan mempelajari tentang beragam budaya di dunia. Anak dapat mempelajari berbagai tradisi, sifat dan tingkah laku orang – orang di belahan dunia lain, selain itu juga dapat menjadi cara meningkatkan daya ingat anak dengan menghafal berbagai pengetahuan positif yang diserapnya melalui televisi.

5. Memberi Inspirasi

Program televisi yang bagus tidak hanya bisa mendidik pemirsanya saja, akan tetapi juga memberi inspirasi. Progtam pendidikan akan memberi anak ide untuk melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dia tonton. Contohnya, acara televisi yang berisi tentang praktek kerajinan tangan dapat memberi anak ide untuk mencoba sesuatu yang baru dengan menggunakan clay, cat atau kertas. Selain itu, acara dokumenter mengenai beragam profesi juga dapat mendorong anak untuk menentukan minatnya kelak, dan dorongan untuk berbuat suatu kreativitas bisa menjadi cara mengasah bakat anak sejak dini.

6. Hiburan

Menonton televisi merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan hiburan murah pada anak-anak. Ketika mereka sedang jenuh atau lelah dengan tugas sekolah, menonton televisi dapat menjadi hiburan untuk menyegarkan pikiran anak. Sehingga dengan demikian anak akan kembali bersemangat dan merasa terhibur.

7. Mendukung Kemampuan Visual Anak

Melalui tontonan televisi, anak dapat mulai mengenali bentuk-bentuk visual dari berbagai kosa kata yang diketahuinya. Misalnya, bagaimana bentuk huruf, penampilan dan karekteristik hewan-hewan, bentuk-bentuk geometri, dan lain sebagainya. Kemampuan visual anak yang meningkat akan membantunya untuk memahami sesuatu hal dengan lebih baik.

Tips Menonton Televisi

Untuk mengurangi efek negatif yang akan timbul pada saat anak menonton televisi, diperlukan sejumlah pembatasan dan aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh anak. Pihak yang dapat memberikan peraturan dan pembatasan seperti ini tentu saja adalah orang tua sebagai pihak yang terdekat dengan anak. Hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua yaitu:

  • Jangan membiarkan anak berusia dua tahun untuk menonton televisi, karena pada usia semuda itu mereka tidak dapat merasakan manfaatnya.
  • Batasi waktu menonton hanya maksimal selama dua jam sehari untuk anak.
  • Dampingi anak ketika menonton televisi dan berikan penjelasan kepadanya untuk beberapa adegan yang diperlukan.
  • Perlakukan televisi sebagai suatu reward bagi anak, sehingga kesempatan menonton televisi akan menjadi hal yang bermanfaat dan bisa mendorong anak untuk berperilaku positif. Anda juga bisa menjadikannya sebagai suatu konsekuensi jika anak tidak mengikuti  peraturan maka ia akan kehilangan hak istimewa nya untuk menonton selama beberapa waktu.
  • Orang tua juga harus rela mengurangi atau bahkan meniadakan acara menonton televisi untuk memberikan contoh baik kepada anak.
  • Pilihkan acara yang layak ditonton anak, jika perlu orang tua dapat memasang parental control untuk mencegah anak menonton acara yang tidak layak untuknya.
  • Matikan televisi ketika tidak ditonton.
  • Ajak anak untuk bersikap aktif ketika menonton televisi, misalnya dengan mengikuti alunan lagu atau tarian yang dilihatnya, juga mengajak anak berdiskusi tentang tayangan yang ditontonnya.
  • Beri anak kegiatan untuk mengalihkan pikirannya dari televisi seperti mainan – mainan edukatif dan kegiatan yang merangsang kreativitas.
  • Matikan televisi saat anak sedang konsentrasi belajar, dan jangan biarkan anak belajar di ruangan dengan televisi menyala.
  • Tidak perlu menaruh televisi di kamar tidur anak, karena hal itu akan memberinya akses tanpa batas untuk menonton sendirian berbagai acara yang tidak layak untuk anak.

Besarnya pengaruh negatif televisi pada perkembangan anak harus disadari oleh para orang tua. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa dampak menonton televisi tanpa pendampingan yang layak bisa sangat merusak mental anak. Kita tidak dapat menyamakan anak yang masih mengembangkan kemampuan perseptifnya dengan orang dewasa yang memang sudah memiliki kemampuan untuk menyaring mana saja hal-hal yang baik serta yang buruk. Terlebih lagi jika anak diberi kebebasan menonton apa saja yang ada di televisi tanpa dipilihkan orang tua. Karena itulah sebaiknya tidak memanfaatkan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak sementara orang tua melakukan kesibukannya sendiri. Akan jauh lebih baik jika memberikan anak permainan yang mendidik untuk membuatnya tenang ketika orang tua perlu melakukan hal lain.